September, 2014

Fokus pada Impian, Setia pada Proses, Bayar harga di Awal_ __Untukmu; Ayah, Ibu__ 090111/san

Jan 14, 2011

Pendidikan Seks Remaja, Tabu?


“Seks? Ih,,haram tuh! Jgn dibicarain. Tabu!.”

Fenomena yang masih kita temui di masyarakat khususnya di daerah pedesaan, banyak yang menganggap bahwa membicarakan seks adalah masalah yang tabu. Tidak jarang pertaanyaan itu menimbulkan persengketaan di dalam masyarakat. Merasa bahwa pembicaraan seks hanya akan membuat masyarakat semakin dekat dengan seks dan mengaplikasikannya. Walau sebenarnya riset telah membuktikan bahwa pendidikan seks komprehensif dapat mengurangi kkehamilan remaja dan tidak ada indikasi bahwa hal tersebut meningkatkan level hubungan seks atau penyakit menular seks (PMS).
“Sama sekali tidak membahayakan untuk mengajari remaja control kelahiran, sebagai tambahan dari penolakan hubungan seks pra nikah,” kata Pameka Kohler, Manajer Program pada Universitas Washington di Seattle.


Bila kita kaji lebih dalam melihat fenomena yang terjadi, pendidikan seks sangat penting bagi remaja agar mereka mendapatkan informasi yang benar dan akurat mengenai maslah seksual dan kesehatan reproduksi. Informasi dan pendidikan tentang seks perlu diberikan supaya remaja mengerti akan dirinya dan seksualitasnya. Banyak hal yang mneyebabkan anak-anak di masa remaja melakuakan penyimpanagan seks bebas sebagai cara pelarian dari berbagai persoalan, serta kurangnya kemampuan anak  untuk mengontrol dan mengendalikan emosi.

Menurut koordinator Divisi Pendampingan Komunitas Jari Mulia Universits Muhammadiyah Yogyakarta Stirahma Dhesmarleni mengatakan bahwa pendidikan seks ataupun kesehatan reproduksi penting bagi remaja agar mereka tidak tidak perlu lagi mencari informasi sendiri mengenai masalah seksul dan kesehatan reproduksi yang terkadang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Justru informasi yang tidak jelas itu bisa menjerumuskan remaja kepada hal-hal ynag tidak dikehendaki, seperti kehamilan yang tidak diinginkan.

Seperti yang kita saksikan saat ini, ada banyak media yang menunjukkan informasi seks dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Seperti contoh, situs- situs porno di internet, gambar- gambar yang kurnag sopan di majalah, dan pelanggaran- pelanggaran seks lainnya yang ditemukan secara langsung di masyarakat. Informasi- informasi tersebut sudah bebas beredar di masyarakat dan dapat dinikmati oleh siapapun dan dari kalangan manapun.
Merupakan harapan yang sia- sia jika kita berharap informasi mengenai seks itu dihentikan mengingat banyaknya keuntungan ynag diperoleh dari penyebaran info tersebut. Bukan hanya sekedar memperoleh materi, tetapi pihak produsen dan distributor juga memperoleh tanggapan positif dari konsumen. Walau bagaimanapun, informasi itu juga merupakan kebutuhan penting bagi sebagaian orang. Namun yang dikhawatirkan, remaja akan salah dalam menafsirkan seks yang ditunjukkan di media- media tersebut. Jadi, hal yang dapat dilakukan supaya remaja tidak salah tafsir adalah memberikan pendidikan seks sebelum mereka menerima informasi dari luar.

Berdasarkan survey yang diadakan oleh Komisi Nasional (KKomNas) Perlindungan Anak 2008 di 33 provinsi di Indonesi, sekitar 62,7% remaja yang tercatat sebagai pelajar SMP dan SMA sudah tidak perawan lagi. Data lain, survey yang dilakukan oleh Annisa Foundaation di Cianjur, Jawa Barat, pada tahun 2007 menemukan hasil yang mengejutkan. Di kota ini, lebih dari 42,3% pelajar perempuan  telah melakukan hubungan pra nikah.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan dalam memberikan pendidikan seks kepada remaja.
  1. Pendidikan dalam keluarga oleh orangtua
Sejatinya, keluarga merupakan pondasi awal dari berhasil atau tidaknya seorang anak.  Dengan kata lain, di dalam keluargalah pendidikan pertama yang diperoleh oleh anak. Orangtua selaku mitra bina utama kaum muda yang notabene remajanya sendiri hendaknya memberikan pendidikan seks kepada anak- anaknya sejak dini. Ibarat sebuah ungkapan yang mengatakan, “Apa salahnya kita menyiapkan paying sebelum hujan datang? Apa buruknya seorang remaja mempersiapkan dirinya  sebelum dirinya terjerembab oleh IMS? Selayaknya pentingnya memberikan pendidikan seks yang tepat dan sejak dini guna menghindari perilaku seksualitas yang salah.”

Sebagai orangtua seharusnya dapat menjawab dengan baik dan tepat ketika anaknya bertanya tentang seks. Jawaban- jawaban yang jujur dan mudah dipahami sesuai dengan usianya serta dibaluti nasehat yang sebaiknya diberikan sehingga tidak terjadi salah penafsiran.

  1. Pendidikan seks sebagai kurikulum di sekolah
Pendidikan seks di sekolah juga bisa menjadi salah satu media dalam upaya memberikan pemahaman kepada siswa SMP dan SMA mengenai seksualitas. Menjadikan pendidikan seks sebagai kurikulum di sekolah tentu tidak mudah. Terdapat berbagai kontroversi di kalangan pemimpin sekolah dalam hal tersebut. Bagi sebagian kalangan, pendidikan seks tidak terlalu penting untuk dijadikan sebagai kurukulum sekolah karena sebenarnya pendidikan mengenai seks sudah diberikan dalam ilmu agama, olahraga dan biologi.

Salah satu lembaga yang telah mencoba memperjuangkan agar pendidikan seks menjadi kurikulum sekolah adalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Menurut mereka, secara umum pendidikan seks yang diberikan berfokus pada kesehatan reproduksi. Cakupan materi antara lain meliputi permasalahan gender, komunikasi atau keseimbangan relasi antara laki- laki dan perempuan, kesehatan seksual, pubertas, HIV/ AIDS, dan narkoba. Namun tanggapan belum memuaskan. Hanya ada 2 SMA yang semua putrinya saja yang bersedia menjalin kerjasama dengan PKBI hingga 10 tahun ini.
Oleh karena itu, saat ini yang perlu dipermasalahkan bukan lagi penting atau tidaknya pendidikan seks, tetapi bagaimana mengemas pendidikan seks di sekolah. Selain menuntut agar pendidikan seks tidak diselip- selipkan diberbagai mata pelajaran, sebaiknya pendidikan seks disampaikan secara runtut berdasarkan modul dan tidak disertai dengan nada ancaman. Hal lain yang  perlu mendapat perhatian adalah bagaimana cara menyiapkan mental sang guru. Untuk itu, sebelum memberikan materi tentang pendidikan seks, hendaknya para guru mengikuti training kesehatan reproduksi terlebih dahulu.
  1. Penyuluhan dan seminar pendidikan seks di kalangan remaja
Ada beberapa lembaga sosial yang bergerak di bidang penyuluhan seks, terutama bagi remaja. Pihak sekolah hendaknya bekerjasama dengan lembaga tersebut dalam pemberian seminar pendidikan seks kepada para remaja. Biasanya, siswa SMP/ SMA akan antusias mengikuti seminar tersebut yang diikuti dengan pemberian materi yang menarik perhatian remaja.

  1. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
Ada beberapa kegiatan yang dapat diikuti oleh siswa yang dapat memperluas pemahaman siswa tentang seks. Organisasi yang berkaitan dengan pendidikan seks adalah pramuka dan PMI. Dalam kegiatan organisasi tersebut, mereka sering mengadakan Jambore, dimana para anggota akan mendapat pendidikan seks yang jelas. Melalui kegiatan tersebut, anggota akan mendapat momentum strategis untuk membina dan menumbuhkembangkan kesadaran, kemampuan, serta ketrampilan remaja dalam mempersiapkan dirinya untuk membangun keluarga berkualitas.


KESIMPULAN DAN SARAN
Seks bebas merupakan satu dari tiga masalah terbesar yang dihadapi remaja Indonesia sat ini. Ada banyak kasus yang ditemukan berkaitan dengan masalah pelanggaran seksual di kalangan remaja yang merupakan akibat dari kurangnya ilmu yang dimiliki mengenai seks.
Permasalahan seks yang banyak dialami remaja saat ini terutama remaja putrid ternyata belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah maupun lembaga sosial lainnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya remaja putri yang sudah tidak perawan lagi dalam usia SMP/ SMA.Namun yang pasti, tak seorang pun yang dapat disalahkan atas terjadinya hal ini. Yang jelas, semua kita bertanggungjawab.
Salah satu upaya yang dapat kita lakukan dalam upaya menurunkan tingkat permasalahan remaja adalah turut berperan serta dalam pemberian pendidikan seks. Bagi remaja yang sudah mengerti, hendaknya memberi pemahaman kepada teman- temannya. Teknik pendekatan sebaya ini termasuk cara yang bagus karena melalui teknik ini, remaja dapat curhat satu sama lain mengenai permasalahan yang dihadapi tanpa ada rasa segan.
Kemudian, kepada para orangtua diharapkan agar tatap menjaga putra- putri mereka dari bahaya penyimpangan seks. Dalam hal ini, hendaknya orang tua tidak terlalu overprotection mengingat hal tersebut dapat membuat anak malah tertekan dan berpotensi menimbulkan hal- hal yang tidak diinginkan.
Untuk itu, memberikan pendidikan seks adalah cara yang paling efektif dalam upaya penurunan penyimpangan seks di kalangan remaja. Dengan demikian, diharapkan remaja yang sehat dan keluarga yang harmonis akan terwujud..



















0 komentar:

Post a Comment

 
Baca Juga:
Langganan
Get It