Monday
Diskusi di BKB pusat sekaligus persiapan masuk di SPAN. Sekolah yang sudah menantangku untuk lebih paham benar di bidangku. Berangkat ke SPAN ba’da Asar, kutemui murid2 ku yang sudah menanti di depan pintu masuk dan keluar. Kembali, ku sapa mereka yang semuanya adalah pria sejati kecuali satu orang yang merupakan siswa tercantik di kelas itu. Doa, Auto Sugesti Power, dan masuk materi tentang Passive Voice. Lebih kondusif dari pertemuan sebelumnya, semua menatapku. Seolah mereka yakin akku mampu membawa mereka ke gerbang kelulusan UN dan aku tidak menyianyiakan kepercayaan itu. Kuberi penjelasan yang terbaik dan berharap mereka mengerti atas apa yang kusampaikan. Terkadang beberapa siswa ‘mempertanyakan’ sesuatu yang memang sudah merupakan ketentuan. Dan aku hanay bisa mengkaitkannya dengan kehidupan sehari- hari. Tidak ada quiz, dan kelas ditutup dengan mengucapkan hamdalah. Aku pulang bersama adik dan si Herby.(24/1san)
Tuesday
No class. Berharap bisa menyelesaikan urusan di kampus, namun di luar dugaan. Mata kuliah belum muncul semua. Dilanjutkan dengan syuting (syuro penting). Dan urusan dakwah kampus diselesaikan satu persatu. Persiapan untuk bahan ajar esok hari, semoga lebih baik. (25/1san)
Wednesday
Disambut oleh hujan deras di Namira School, (jaket UKMI juga yang betul). Solat Asar bersama siswa/i dan guru mengingatkanku pada saat aku masih berada di sekolah dasar. Hujan deras tidak menyulutkan langkah kami untuk pergi ke sekolah. Digendong oleh sang ayah dan menyusuri jalanan berlumpur. Kenangan yang indah.
Kutemui murid2ku, anak2 yang sangat luarbiasa. Super aktif. Belum berkumpul semua, menunggu dan mengkondisikan suasana. Lalu kumulai pertemuan kami dengan ucapan basmalah, doa dan tidak ketinggalan Auto Sugesti Power. Hmm, kata2 motivasi yang sangat membakar semangatku dan mereka semua. Pelajaran dimulai, Relative Clause dan Expressing Polite Request’.
Seperti pertemuan sebelumnya, mereka terlihat sangat aktif, bolak- balik nanya, tampak sangat gelisah. Tidak terkecuali sebuah laptop selalu on. Namun Terlihat lebih kondusif dari pertemuan sebelumnya. Semua tampak kecewa akibat tidak adanya Quiz. Ada kesalahan dalam system, harap maklum. (26/1san)
Thursday
Jam 10 berangkat ke Setia budi, bersama si Herby dan pemiliknya. Menanti teman lainnya yang akan berangkat ke Pesantren Darul Arafah. Bersama penumpang lainnya yang berdesakan kami berempat berangkat menuju lokasi mengajar. Perjalanan yang cukup melelahkan, syukur lah bel masuk masih lama. Jadi bisa beristirahat dulu. Huffft.
Kelas yang kumasuki 12ips1 dan 12ips2, dan berita ‘baiknya’ semua siswanya adalah putra. Sejarah di SPAN terulang kembali. Sebelum masuk kelas pertama yaitu ips, sudah terjadi aksi, kunci ruangan yang tidak ditemukan. Mereka berusaha mencari ke sana- kemari namun tidak ditemukan karena si stockholder sudah pulang. Maka tidak dapat dihindarkan, kami menuju kelas MTS yang lumayan menghabiskan waktu untuk menuju ke sana. Alhamdulillah tidak ada keluhan dari mereka, semua menjalaninya dengan senang hati dan aku pun tenang.
Tidak banyak ta’aruf yang kuberikan. K’hasanah. Pertanyaan mereka hanya kualihkan ke yang. Aneh pertanyaan mereka. Lalu kelas dibuka dengan basmalah, doa oleh salah seorang, dan ASP. Luarbiasa semangatnya. Kutuliskan Eng1: Analytical and Hortatory Exposition. Kuakui kelas ini lebih tertib daripada muridku yang ada di SPAn. Memang pendidikan akhlak yang diberikan di sekolah sungguh sangat bermakna. Menghargai dan sopan adalah sikap yang kutemukan pada mereka. Dan kabar gembira, salah seorang dari kelas itu adalah peserta seleksi masuk UGM, satu2 nya dari kelas IPS. Bahasa Arab yang tidak jarang mereka keluarkan dalam percakapan membuatku ‘mati kutu’. Hanya senyum yang bisa kuberikan. Hmmm.
Kemudian masuk ke kelas ips2, tidak ada ruangan juga. Maka kantin adalah tempat yang paling tepat. Berdiri di hadapan para syekh, ahli bahasa Arab membuatku sedikit linglung. Basmalah, doa, dan ASP. Kelas ini terlihat lebih ramai, banyak yang nyelutuk. Semua kutanggapi dengan hati yang lapang, maklum anak2. Hingga akhirnya pelajaran selesai walaupun tanpa ada catatn karena memang tidak ada whiteboard. Quis berjalan lancar, Alhamdulillah banyak yang lulus. Sedikit lebih tinggi dari kelas ips1.
Kembalil ke Medan, naik becak di jalanan terjal dan berlobang. Malam yang sepi, kanan kiri pepohonan dan kuburan. Berlima dengan bapak tukang becak, kami terdiam dan lebih banyak berzikir. Dan akhirnya sampai di rumah pukul 9 malam. (27/1san)
Friday
Jumat yang penuh berkah. Setelah zuhur menuju lokasi mengajar. Diskusi lalu ada pergantian jadwal masuk dengan b Ajie. Maka aku menuju Setia Budi dan berhadapan denngnan anak2 kelas menengah ke atas. Dan tentu saja mereka ingin dapatkan yang lebih. Sayangnya hanya ada satu orang datang tepat waktu, pelajaran dimulai walu hanya ada kami berdua. Dan kemudian tidak berapa lama yang lain berdatangan. Suasana semakin tidak kondusif. Terlalu banyak kegiatan yang mereka lakukan. Namun subhanallah, nilai quis, Mantafh!
Begitu juga dengan mereka yang masuk di les 2, tidak jauh berbeda. Berhadapan dengan anak2 zaman sekarang sangat berbeda dengan zaman ku dulu. Sekarang semuanya tampak bebas untuk berekspresi dan memang si anak ingin selalu menjadi pusat perhatian. Dan kelas berakhir pukul 20.20… pulang kerumah dengan angkot 46. Ngantuk, tapi takut kelewatan. (28/1san)
Saturday
Hari ini jadwal di madrasah GUPPi. Dimana itu? Hampir kesasar, petunjuk silap. Akhirnya memillih memanfaatkan jasa tukang becak dan membayar lebih. Hujan deras menemani perjalananku. Dalam hati akku hanya berdoa semoga tidak ada yang sia- sia dan aku yakin bahwa aku akan dapatkan hal istimewa dari muridku nantinya. Dan masuk ke MI, lalu diarahkan ke MTS. Jaket UKMI kembali menjadi teman yang setia. Menunggu sekitar 5 menit, bel berbunyi. Wow, lebih dari 25 siswa. Kelas yang berada di atas dan banyak siswa lain di luar dekat pintu sedang berbaris. Suara pun agak ditekan, dan Alhamdulillah semua mengerti keadaan. Sangat berbeda dengan anak2 di Namira School, maupun siswa yang kuajarkan di setia budi. Yang ini terlihat lebih tertib, walau ada satu dua orang yang selalu bergerak namun tidak mengurangi konsentrasi belajar kami. Semua lancar. Dan Quis berhasil.
Dilanjutkan di kelas ke dua. Lebih baik lagi, antusias mereka untuk belajar sangat memacu semangatku. Soap pengantar sangat gampang diselesaikan karena memang sudah ada yang membahas di rumah sebelumnya. Kusampaikan apresiasi yang luarbiasa kepada mereka, dan mereka tampak senang. Pujian yang kuberikan dari hati yang terdalam menghasilkan semangat yang luarrbiasa bagi mereka. Dan ketika jawaban Quis kusampaikan, semua tampak girang. Tampaknya benar semua. Dan kelas ditutup dengan hamdalah, aku menuju BKB pusat. Pencairan massal. Alhamdulillah. (29/1san)
continuous IMProvement!
0 komentar:
Post a Comment