Apapun yang dihadapi, itulah peluang. Terimakasih untuk kalimat ini, kawan!
Berbagai kondisi yang kita hadapi hari demi hari, selayaknyalah kita jadikan sebagai peluang. Apapun itu. Ketika kita mampu membaca dan menterjemahkan dengan benar, maka bersiaplah untuk menemukan sesuatu yang besar di sana.
Berbagai kondisi yang kita hadapi hari demi hari, selayaknyalah kita jadikan sebagai peluang. Apapun itu. Ketika kita mampu membaca dan menterjemahkan dengan benar, maka bersiaplah untuk menemukan sesuatu yang besar di sana.
Tidak beda dalam dunia dakwah kampus. Selalu, berbagai situasi akan kita temukan dan semuanya terserah kita untuk membaca dan menterjemahkannya seperti apa. Kondisi hati saat itu tentu sangat mempengaruhi tindakan yang kita lakukan dalam menjalankan kedua aktivitas ini: membaca dan menterjemahkan.
Satu ketika, berbicara tentang aktivis dakwah kampus, ada beberapa orang yang tidak bisa bekerja maksimal hingga akhirnya menguras tenaga dan pikiran kita. Mungkin kita akan sedikit mengeluh, atau paling tidak meunjukkan wajah kurang peduli. Satu hal yang harus kita pahami bersama bahwa ternyata itu adalah sebuah lahan kosong yang halal dan kita diizinkan untuk menggarapnya. Jika kita bersedia menjalankan tugas itu, ibaratnya kita rela memberikan waktu untuk menanam pohon yang kita sebut dengan pohon kebaikan. Semakin kita rajin memberinya makanan, semakin kuat lah akarnya menjulang ke bawah. Semakin kita sungguh- sungguh merawatnya, semakin kokoh pula batangnya hingga nanti ia berbuah lebat dan siap untuk dipanen. Demikian juga halnya tugas dakwah tadi. Keikhlasan hati untuk menjalankannya akan menghantarkan kita pada kesenangan sejati, bukan semu. Hingga akhirnya ia tercatat sebagai amalan tambahan bagi kita di hari akhir. Bukankah itu sebuah peluang, kawan?
Ya, kulihat Anda mengangguk lambat dan masih ada sedikit yang mungkin memberatkan hati untuk mengiyakan sepenuhnya. Mungkin kita berpikir bahwa itu tidak semudah yang dibayangkan. Bagaimana jika alasan yang diberika saudara kita yang tidak aktif itu bukanlah alasan yang syar’i? Apakah kemudian kita juga mengambil tugas itu? Dan jawabannya adalah Ya. Apapun alasan yang mereka berikan itu tidaklah urusan kita. Itu hanya persoalan antara dirinya dengan Allah yang kita tidak perlu mempermasalahkannya. Hanya membuang- buang waktu, demikian kata guru kami. Sekarang tinggal bagaimana kita bisa menjalankannya dengan ikhlas dan merasa memiliki tanggung jawab akan hal itu. Kemudian bersiaplah untuk merasakan manfaatnya, jika tidak di dunia maka terssenyumlah bahwa ia akan membantu kita di hari perhitungan nanti atau malah bisa jadi kita peroleh di dunia dan akhirat.
Kemudian, kondisi kader yang beraneka ragam ternyata juga merupakan peluang bagi kita dan perkembangan dakwah ini. Perbedaan cara berpikir, cara bertindak, karakter, kemampuan, ternyata bukanlah menjadi masalah selama kita mampu membaca dan menterjemahkannya dengan benar, bukan sebatas terjemahan literal belaka. Kondisi tersebut ternyata memberi peluang kepada kita untuk kemudian mampu berpikir jernih dan berbuat apa yang selayaknya dibuat dalam menghadapi situasi seperti itu.
Ada yang senang berdiskusi, namun di sudut lain ada yang lebih suka berpikir dan bekerja. Di sebelah kita ada yang senang menulis, namun di sebelah lainnya ada yang suka mengkritik dan mengkorekasi. Ada yang senang bercanda, dan ada pula yang lebih suka serius dalam setiap situasi. Beberapa orang ada yang tidak berminat mengikuti pengajian- pengajian, namun lebih memilih untuk menghadiri kajian umum yang dapat meningkatkaan pemahamannya akan ilmu dunia (akademi- red). Dan ada banyak tipe- tipe kader lainnya yang tentu saja semua itu adalah peluang.
Pemetaan kader adalah solusi yang tepat untuk menghadapi keberagaman karakter dan kemampuan kader. Ketika pemetaan jelas dan tepat maka besar kemungkinan perkembangan jumlah kader yang diimbangi dengan kualitas yang bagus akan mampu kita capai. Peluang inilah yang patut kita manfaatkan sebaik mungkin untuk menghadirkan kader- kader yang ahli di bidang masing- masing sehingga nantinya di setiap lini kehidupan terwarnai oleh hadirnya sosok- sosok yang cerdas dan soleh.
Kedua situasi itu hanyalah bagian kecil dari sekian banyak situasi yang ditemukan di dunia dakwah kampus. Situasi itu merupakan sebuah peluang yang terkadang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ia adalah sebuah peluang yang diberikan kepada kita secara cuma- cuma tanpa dipungut biaya sepeser pun. Tinggal kita bagaimana membaca dan menterjemahkan situasi sehingga peluang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
Lihatlah kondisi real dan jadikan ia peluang! Semoga bermanfaat. (13/06san)
*Kepada Segenap UKMI'erzz, selamat melaksanakan Musyar. Hadirkan diri dan hati kita tuk bersama mengadakan evaluasi dan merancang perbaikan kinerja kepengurusan selanjutnya. Semoga berkah.
*Kepada Segenap UKMI'erzz, selamat melaksanakan Musyar. Hadirkan diri dan hati kita tuk bersama mengadakan evaluasi dan merancang perbaikan kinerja kepengurusan selanjutnya. Semoga berkah.
3 komentar:
Saya telah mengangguk dengan cepat!!hoho..
Right, Lanjutkan!
semoga anggukan ini bisa menjadi kekuatan besar jika nantinya kejadian ini terjadi di masa depan. apapun yang terjadi, itu adalah peluang!
Post a Comment