Pasar Sambu. Mungkin warga sekitar Medan sudah tidak asing lagi dengan nama pasar ini. Pasar yang tmenjadi kebanggaan warga kota Medan ini memang terkenal dengan keramaiannya dibandingkan pasar lainnya. Sering juga disebut dengan pasar sentral, atau pusat pasar.
Hari itu, Selasa 17 Juni kami berkunjung ke pasar ini. Pasar yang direkomendasikan oleh teman- teman untuk mencari beberapa keperluan kami terkait persiapan PPL dan keperluan lainnya. Dan memang tepat sekali.
Walaupun sempat kesasar karena memang belum paham benar lokasi ini, namun Alhamdulillah berkat tekad yang kuat untuk menemukan semua keperluan itu dan termotivasi dengan apa yang telah dijelaskan oleh teman- teman terkait pasar ini, kami menjalani beberapa tantangan it dengan senang hati. Berjalan di tengah terik panas, menunggu teman di bawah setengah tenda dengan harapan tidak disuruh pergi oleh sang pemilik, hingga akhirnya teman datang untuk menjemput kami yang bingung sedang berada di mana posisinya kala itu.
Nah, berada dalam pasar seramai ini tentu saja bukan hal yang baru bagiku. Keseharian berbelanja pasar Bengkok Pancing untuk kebutuhan sehari- hari sudah menjadi hal yang biasa. Dua kali dalam seminggu bahkan terkadang. Walau tidak seramai ini, namun lumayan membuatku terasa nyaman.
Ada banyak hal yang ingin kubagikan di sini. Jika kubandingkan dengan pasar lainnya yang sudah pernah kukunjungi, pasar di kampung sekalipun, ternyata ada banyak kelebihan yang kutemukan di sini.
1. Barang dagangan
Lengkap. Hampir semua yang dibutuhkan tersedia di pasar ini. Mulai dari selera muda hingga selera tua, dari harga rendah hingga harga tinggi, dan dengan berbagai pilihan warna dan corak. Pengunjung (karena tidak membeli, hanya berkunjung saja) merasa puas dengan pilihan- pilihan yang tersedia di sana. Bukan hanya dengan pilihan barang itu, namun juga ketersediaan barang- barang dari luar yang tidak ditemukan dari di pasar lain. Kemudian, berbicara harga, jauh lebih murah dibandingkan dengan pasar lain. Terlebih lagi jika kita membeli dalam jumlah besar, tentu akan diberikan potongan harga. Puas dan menguntungkan, mungkin demikian kata yang mewakili.
2. Penjual dan Pembeli
Nah, kedua elemen ini tentu tidak terpisahkan. 2 komponen yang saling berkaitan dalam pencapaian suatu harapan dan keinginan. Penjual ingin agar barangnya laku dengan jumlah besar, dan pembeli ingin agar penjual memberikan yang terbaik kepada mereka.
Jika berbicara tentang penjual yang ada di pasar Sambu, kebanyakan mereka adalah pedagang yang menjajakan dagangannya dalam jumlah besar. Dengan ruko yang tidak begitu luas, para penjual menyusun barang dagangannya dengan sangat rapi dan pemanfaatan tempat seefisien mungkin.
Kegesitan dan keramahan penjual menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembeli. Bahkan sepanjang perjalanan dalam pasar, setiap penjual menawarkan barang dagangannya kepada siapa saja yang lewat. Communication Skill nya bagus sekali. Jauh sekali dengan kita, para mahasiswa yang sbgian besar masih malu untuk hanya berjualan gorengan di kampus, pernak- pernik, atau dagangan lainnya. Atau dengan kita yang lebih memilih untuk membiarkan dosen meninggalkan kelas dalam keadaan marah atau membiarkan situasi tegang dalam proses belajar mengajar. Para penjual dalam pasar kemungkinan besar belum pernah mengikuti training Communication Skill . namun kita perhatikan teknik yang mereka gunakan untuk kemudian bisa mempengaruhi orang lain dan menjalin komunikasi yang baik. Kita? Ssering atau bahkan hampir di setiap perkuliahan selalu dibimbing untuk bisa menjadi pribadi yang mampu menciptakan suasana damai dan tenaanng melalui pendidikan yang kita sebut dengan Soft Skill, namun di lapangan? Kita jauh ketinggalan dari mereka yang tidak pernah belajar ini semua.
Satu lagi, para penjual juga menjalani semua aktivitasnya dengan senang hati walau ada banyak hal yang mungin kurang berkenan di hati. Seperti mislnya, pembeli yang hanya merepotkan penjual dengan membuka barang- barang dagangan, serta meminta untuk melihat model lain, tawar- menawar dengan harga yang kurang pas, dan telah menghabiskan banyak waktu, namun akhirnya tidak jadi membeli. Si penjual dengan sabar akan merapikan semuanya kembali, dan si pembeli pergi tanpa ada perasaan bersalah sedikit pun. (Hmmm, kurang asam ni pembeli)
Kemudian, untuk pembeli yang datang dari berbagai penjuru kota Medan dan sekitarnya. Ternyata banyak dari mereka yang membeli dalam jumlah besar yang kemudian akan didagangkan kembali di toko atau rumah mereka. Bahkan, ada informasi yang mengatakan bahwa para pedagang yang ada di pasar lain juga berbelanja di sana. Murah meriah, kata mereka.
Namun ada satu catatan hitam terkait dengan penjual. Ada beberapa penjual yang terlalu memaksakan pembeli untuk membeli barang dagangannya hingga tidak segan menarik tangan atau menghambat langkah kaki pembeli yang ingin lewat dari sana. Oleh karena itu, kita yang selaku pembeli harus bisa bersikap tegas. Dan kalau bisa, sebisa mungkin untuk menunjukkan kesabaran kita dalam keadaan bagaimanapun. Kehidupan di sini terasa keras.
Kemudian, satu catatan lagi. Berhati- hati. Barang- barang berharga milik pembeli harap dijaga dengan baik. Jika tidak, silap- silap tas yang tadinya dibawa masih cantik, eh ternyata pas pulang udah pada bolong. Ya, tidak jarang terjadi pencurian lewat metode bongkar tas tanpa disadari oleh pemiliknya terjadi di sini.
3. Fasilitas
Berbicara tentang fasilitas, seperti halnya barang dagangan yang lengkap, fasilitas juga bisa dikatakan terbilang lengkap. Mulai dari toilet yang ada hampir di setiap lantai, kemudian mushola, dan satu lagi yang sangat megah adalah Mesjid Raya pasar Sambu yang terletak di lantai 4. Seperti biasa, aka nada biaya kebersihan yang dibayar para engguna kamar mandi dengan harga yang berbeda di tempat bebeda (kami mengunjungi 2 kamar mandi, yang pertama dikenakan biaya Rp 500/ orang dan satu lagi Rp 1000/ orang). Bukan menjadi masalah, karena memang kebersihan dan kelancaran air di setiap kamar mandi ini benar- benar terjamin.
Dengan adanya fasilitas seperti mushola atau mesjid ini, tentu para penjual dan pembeli, atau bahkan orang lain yang kebetulan lewat dari sana tidak punya alasan untuk kemudian meninggalkan shalat karena mempermasalahkan tempatnya. Hanya tinggal menghadirkan niat yang kuat untuk kemudian bisa meninggalkan urusan jual beli sejenak dan mendirikan shalat.
Hal ini tidak kutemukan di pasar lain yang pernah kukunjungi. Kalaupun ada mushola, itu hanya ada satu atau dua saja dengan kondisi kamar mandi dan ruangan shalat yang sangat jauh dari kriteria yang diharapkan. Kemudian, keberadaan mesjid Raya di pasar seperti ini merupakan hal yang patut dibanggakan. Artinya memang pemerintah setempat bersama dengan elemen masyarakat atau siapapun mereka yang turut berkontribusi terhadap pembangunan mesjid ini, menimbulkan rasa simpati kepada para pengguna barang ini saat ini. Kepedulian terhadap keimanan dan kedekatan hati kepada Rabb adalah sebuah amalan yang pastinya akan mendapat nilai lebih di sisiNya.
Berbicara tentang shalat, karena kebetulan kami berbelanja pada hari Jum’at maka para laki- laki muslim akan mendirikan shalat Jum’at di mesjid Raya lantai 4 seperti yang telah diperintahkan oleh Allah dalam QS Al Jumu’ah: 9 yang berbunyi “Hai orang- orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual- beli. Yang demikian lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Ketika kami melakukan transaksi dengan penjual yang Muslim, kami disuruh menunggu hingga shalat Jum’at dan embali lagi ke sana. Ya, walaupun kami ingin membeli banyak dan pastinya sebuah keuntungan besar bagi mereka, namun mereka ternyata lebih mendahulukan jual beli yang dibuat oleh Allah. Kami pun dengan senang hati untuk kemudian mengatakan bahwa kami akan datang kembali.
Yah, ternyata pemahaman akan rezeki yag sudah diatur oleh Allah telah melekat dalam hati mereka. Hal ini juga bisa kita kaitkan dengan kondisi yang dialami oleh mahasiswa ketika jadwal shalat bersamaan dengan jadwal perkuliahan. Sangat jarang ada mahasiswa yang kemudian berani permisi meninggalkan kelas untuk mendirikan shalat.
Ketiga kelebihan yang saya paparkan tadi mungkin masih belum menggambarkan kondisi real dari pasar ini sendiri. Oleh karena itu, silahkan kunjungi dan rasakan bedanya dari pasar- pasar lain. Apalagi mall, karena ini pakai AC alami, bebas dari bahaya walau terkadang AC di pasar ini tidak terkontrol karena mengan hanya Allah lah yang punya kehendak atas itu semua.
Beberapa angkutan kota (angkot) yang bisa digunakan untuk mencapai lokasi ini antara lain:
Sudako 04 , angkot 03 kuning, 42 kuning, 63 kuning, 30 merah, dan beberapa angkot lainnya.
Wallahu’alam. Demikian. Selamat Berbelanja.
Semoga bermakna.
(17/06san)
1 komentar:
nice informasi. terimaksih ya sangat brmanfaat.
Post a Comment