“Udah mentoring, Dek?”
“Alhamdulillah udah Kak.”
“Udah berapa lama? Gimana perasaannya?”
Wow, bla bla bla bla.. dengan wajah yang cerah dan mata berbinar binar sang adik bercerita. Dan si kakak menrik nafas lega dan manggut2 dengan uraian cerita yang cukup panjang lebar.
Mentoring, halaqah, liqo, follow up, atau apapun namanya. Kegiatan yang sudah menjadi agenda wajib kepada semua mereka yang mengaku sebagai Aktivis Dakwah Kampus dan mereka yang selalu ingin berbenah diri. Biasanya kegiatan ini akan dibuat dengan membentuk beebrapa kelompok dimana dalam tiap kelompok berjumlah sekitar 3- 12 orang, dan tentunya akan ada kakak pembina yang akan menuntun jalannya kegiatan mentoring.
Dalam sebuah lingkaran kecil, kelompok mentoring akan melakukan agenda rutin mereka sesuai dengan rangkaian acara yang sudah disusun sedemikian rupa. Adapun durasi waktunya sekitar 1- 2 jam atau bahkan ada yang sampai 4 jam. (kebanyakan khobarJ)
Dari survey yang telah diadakan terhadap kurang lebih 66 mahasiswi muslim di sebuah perguruan tinggi negeri kota Medan, 100% menyatakan bahwa mentoring sangat berperan besar terhadap perubahan dalam diri mereka.
“Enak deh, Kak. Adik yang dulunya sangat berantakan sekarang semakin rapi, yang dulu solatnya masih bolong- bolong setelah mentoring insya Allah bisa terpenuhi.”
“Hmmm, mantap Kak. Makin disayang ma ortu, makin diberi kebebasan karena udah liat kita semakin baik. Banyak saudara lagi. I do love mentoringJ.”
Dan banyak lagi komentar- komentar lainnya dari mereka yang telah merasakan manfaat dari mentoring itu sendiri. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang dahulunya sangat ‘preman’ namun setelah ikut mentoring bisa berubah drastic walau dengan proses yang lumayan panjang mungkin.
Sebegitu dahsyatkah efek mentoring???
Berbicara tentanng kedahsyatan, tentu saja semua itu tidak lepas dari campur tangan Allah. Seorang pembina atau murabbi yang telah dipilih oleh Allah untuk menjalankan misi dakwah ini tentu sudah mendapat bekal dari Nya. Keberadaan murabbi yang kuat dari ketiga sisi: fikriyah, ruhiyah, dan jasadiyah adalah hal yang paling utama hingga sebuah kelompok mentoring bisa berjalan lancar.
Dinamis dan produktif
Pentingnya halaqah meningkatkan produktivitasnya dan berjalan secara dinamis serta menggairahkan tak perlu dipertanyakan lagi. Sebab secara fitrah, manusia memang tidak suka ‘berjalan di tempat’ dan berada dalam suasana menjemukan. Mereka tak akan betah berlama-lama dalam suasana seperti itu. Padahal di halaqah kita dituntut untuk betah berlama-lama. Hal ini terkait dengan tujuan halaqah sebagai sarana pembelajaran Islam seumur hidup dalam rangka membentuk muslim paripurna. Disinilah letaknya urgensi mengapa halaqah perlu senantiasa meningkatkan produktivitasnya dan meningkatkan suasana yang menggairahkan.
So what??
Beberapa bukti yang telah disampaikan memberikan sebuah penguatan bagi kita semua betapa ternyata kita sangat butuh pembelajaran itu. Berada dalam sebuah kelompok mentoring adalah satu bukti nyata bahwa kita ingin terus berbenah diri ditengah berbagai carut- marut keadaan. Bukan hanya menjaga diri untuk tetap dalam keadaan baik, namun juga untuk meningkatkan capability kita dan akhirnya mampu menjadi sosok yang produktif. Mentoring memang bukan segalanya. Namun banyak yag dapat kita temukan dari pertemuan yang mungkin sangat singkat ini. Jadi bagi yang belum mentoring, segera hubungi orang- orang terdekat dan bagi yang sudah mentoring tapi ogah- ogahan (bermasalah dengan murabbilah, waktu yang tidak pas lah, jam terbang padat lah.. hmm, bertaubatlah :) .. Bagi yang mentoringnya lancar- lancar aja, tetap istiqomah.(12/05san)
0 komentar:
Post a Comment