Ya, tiap kita punya
obsesi.
Karena sungguh, dunia
khayalan tak seindah dunia pikiran dunia pikiran tak seindah dunia lisan, dan
dunia lisan tak seindah dunia aplikasi di lapangan. Bahkan terkadang bertolak
belakang dengan teori yang kita sampaikan. Perlu ada orang- orang yang menjaga
kita tuk terus berada di track yang benar. Selamat datang kawan!
Berdakwah ibarat
berkereta dimana ada proses yang harus kita lalui hingga kita bisa mencapai
tujuan. Jika kita naik kereta, pertama kita harus tahu kemana tujuana kita,
kemudian membeli tiket, dan kita bersabar dalam perjalanan tersebut. Ya, kita bersabar
dan memiliki keyakinan kuat bahwa kita akan sampai di tujuan. Tidak tergesa-
gesa, karena sesungguhnya kita tidak bisa memaksa sang masinis untuk mencari
jalan lain yang lebih singkat. Kita dengan patuhnya mengikuti track walau sebenarnya kala itu kita
sangat diburu waktu.
Dan kemudian, mau tidak
mau kita harus menkmati perjalanan. Akan makin menambah masalah jika kita
menggerutu atau mengumpat- umpat keadaan. Banyak cara yang bisa kita gunakan to kill the time dalam situasi seperti
itu. Jika sendiri, sebagian mungkin memilih untuk mendengarkan MP3, membaca
buku, melihat pemandangan sekita yang tak berwarna, dan yang paling banyak
adalah memanfaatkan waktu itu untuk istirarahat. Tidur. Cara yang terakhir ini
sebenarnya penuh resiko. Saat tidak ada yang membangunkan maka jangan salahkan
siapa- siapa jika kelewatan. Maka, teman dalam setiap perjalanan adalah penting.
Tidak hanya sebagai
pengingat sebelum terlewat, namun peran teman dalam perjalanan lebih dari itu. Perjalanan
panjang yang memakan banyak waktu itu tentunya lebih baik jika kita isi dengan
kegiatan bermanfaat. Ya, diskusi. Bersama teman kita akan berbagai dan
memberikan pencerahan satu sama lain.
Pun dalam dakwah. Ia adalah
amal jama’i. Memahami hal ini, tidak akan ada rasa hebat sendiri dengan kerja
sendiri dan sebaliknya tidak ada rasa terpuruk sendiri dengan salah sendiri. Semua
akan kita rasakan bersama- sama dalam lingkaran ini. Semakin kita mengupayakan
hadirnya keceriaan dan pikiran positif dalam setiap perjalanan, maka semakin
kuat pula rasa kekeluargaan yang tertanam. Kita akan merasa selalu dijaga dan
diingatkan. Ya, diingatkan dengan obsesi kita yang mungkin terlalu melampaui
batas ‘kewajaran’. (06/05san)
Draft pertama, Insya Allah
segera direvisi.
0 komentar:
Post a Comment