September, 2014

Fokus pada Impian, Setia pada Proses, Bayar harga di Awal_ __Untukmu; Ayah, Ibu__ 090111/san

Jul 20, 2011

Dua Cerita Satu Wajah

Dua Cerita Satu Wajah. Kawan, aku yang kemarin bersemangat bercerita tentang ini. Dan hari ini, kutemukan dirimu yang sudah nyaman dengan ini semua. Berbagai persiapan yang telah engkau, dan aku juga lakukan sebenarnya.  Kulihat engkau bersemangat, dan aku?? Entah, antara ia atau tidak. Ada sesuatu yang membuatku 'lemah'. Namun tak ingin kurusak kenyamananmu hanya dengan ceritaku yang tidak 'berbobot'. Tak ingin kuganggu dirimu dengan pikiran- pikiranku yang sudah melaayang- layang. Ahh, ntah pilihan kata ini terlalu sempit atau memang aku yang tidak pandai memilah kata.

Kawan, kala itu aku yang begitu heboh menginformasikan ini semua. Namun kini, aku seolah tidak berdaya lagi menceritakan tentang ini. Ini pilihanku. Dan aku tidak mungkin menyalahkan sesiapa, karena sejatinya tidak ada yang salah dengan pilihan. Yang salah hanyalah kala kita menyalahkan plihan kita (kata sahabatkku). Dan Allah lebih mengetahui yang terbaik, sambung sahabatku yang lain.
Kawan, terimakasihhhh atas usahanya yang bahkan aku ssendiri pun tidak berusaha sejauh itu untuk diriku sendiri. Tersenyum di depanmu, mencoba untuk menghibur diri dengan berbagai pertimbangan. Terlihat cerah di hadapanmu, walau rasa ini tidak bisa kusembunyikan. 
Aku, ternyata lemah. Mungkin ssebagian berpikir begitu tentang ku. Satu hal yang sangat kubanggakan darimu, engkau tidak pernah menyalahkan pilihanku. Ini sudah menjadi satu kekuatan bagiku untuk melangkah kelak.

Lalu sebuah nasihat bijak menghampiri:
Ada banyak hal yang tak kita sukai justru hadir menyapa hidup kita. Menjadi bagian takdir yang tidak dapat kita hindari. Ridha atau tidak ridha. Ia tak akan pernah menanyakan kepada kita tentang kesediaan, kesiapan, dan keikhlasan menjalaninya. Ia bisa hadir pada kehidupan kita kapan saja. Dan menjadi hal sulit dan menyulitkan ketika harus dijalani dengan ruh 'keterpaksaan'.

Yappps, jazakillah khoir. dan aku akan terus melangkah menyelesaikan ini semua. Berani memulai, berani mengakhiri. Ya ya ya... (21/07san)
Ma'anajah for all :)

Cerita ini hanya FIKSI belaka.

0 komentar:

Post a Comment

 
Baca Juga:
Langganan
Get It