A. PENDIDIKAN DAN
KONSELING
Pengertian tentang
Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan
atau usaha yang sudah lama dilakukan oleh umat manusia. Ada yang mengatakan,
Pendidikan adalah pertolongan kepada orang dalam proses mencapai kedewasaannya,
atau pertolongan kepada anak dalam proses sosialisasi, dalam arti menyiapkan
anak agar menjadi anggota masyarakat yang penuh, atau juga meenolong dalam
proses humanisasi, dalam arti membantu anak dalam dalam mengembangkan dan
merealisasikan diri sebagai manusia yang penuh dan lain-lain.
1. Latar Belakang
Sejarah Perkembangan Konseling.
Secara historis Bimbingan dan
Konseling di Indonesia masuk dan berkembang melalui dunia pendidikan, yang agak
berbeda dengan asalnya Bimbingan dan Konseling (BK) di Amerika yang mulai
dimasyarakat oleh F. Parson di kota
Boston. Kebutuhan BK mulai dari masyarakat karena adanya kebutuhan dan masalah
pekerjaan disana pada saat itu dan baru kemudian dirasakan kepentingannya untuk
diberikan di dunia pendidikan atau sekolah. Sedangkan di Indonesia, BK
mempunyai sejarah sendirikarena masuk melalui dunia pendidikan atau sekolah
maka BK dikenal pelayanannya di dunia pendidikan atau sekolah baru melebar atau
bergerak ke dunia kerja atau karier dengan gencarnya pada tahun 1984-an.
Perubahan
zaman dan perkembangan ilmu berjalan dengan cepat sehingga BK tidak hanya
dikenal di dunia pendidikan atau sekolah saja karena mulai dirasakan kebutuhan
oleh masyarakat adanya layanan ini. Berkembangnya penyuluhan Keluarga
Berencana, adanya penyuluhan di bidang pertanian menyebabkan kata penyuluhan
menjadi semakin melebar, populer, dan dimengerti dengan pemahaman agak lain
dari Counseling, menyebabkan IPBI dan juga DEPDIKBUD waktu itu mengubah nama
Penyuluhan dengan Konseling sehingga dengan kurikulum 84, 94, dan 2004 dikenal
Bimbingan dan Konseling atau BK.
Sifat-sifat Konseling :
·
Pertolongan diarahkan
ke peningkatan kemampuan dalam menghadapi hidup dengan segala persoalannya.
·
Pertolongan yang
kontiniu diberikan atas dasar perencanaan dn pemikiran ilmiah.
·
Pertolongan yang proses
pemecahannya dari persoalan membutuhkan aktivitas dan tanggung jawab bersama
antar yang menolong dengan yang dditolong.
·
Pertolongan yang isi,
bentuk dan caranya disesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap masalah.
·
Pertolongan yang
berusaha menolong tiap anak atau yang dibimbing agar ia dapat mencapai
kehidupan yang layak dan bahagia di dalam masyarakat.
B. Dasar-dasar Filosofi, Sosiologis, dan
Psikologis-Biologis dari Konseling
1. Beberapa prinsip
Filosofi yang mendasar Konseling adalah :
·
Harga Diri
adalah nilai yang paling tinggi yang dimiliki individu. Ditinjau dari sudut
bimbingan, individu yang paling celaka ialah individu yang yang tidak mempunyai
atau kehilangan harga diri.
·
Tiap individu unik.
Tidak ada individu yang sama, konseling menghargai keunikan tiap individu dan
perbedaan yang ada antar individu.
·
Individu dalam situasi
sosialnya adalah dasar tujuan konseling. Konseling berusaha mengenal
individudan menolong individu mengenal diri sendiri dan tempatnya di
masyarakat.
2. Prinsip-Prrinsip
Sosiiologis yang Mendasari Pekerjaan Konseling
·
Efisiensi penggunaan
tenaga manusia.
·
Kondisi Kerja makin
kompleks dan syarat kerja makin tinggi.
·
Spesialisasi dan
Otomatisasi
·
Pentingnya penempatan
yang Tepat dari tenaga kerja
·
Pemberian kesempatan
sekolah kepada yang memerlukan.
3. Dasar-dasar Biologis
dan psikologis manusia Serta
kebutuhan Manusia
1.
Sifat-sifat dasar manusia dan kebutuhan manusia
Kegiatan konseling memperhattikan
hal-hal berikut :
a.
sifat-sifat dasar dari tiap individu dalam batas tertentu menentukan masa depan
orang, tetapi seringkali batasan ini masih memberi batasan gerak untuk
meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam hidup.
b.
Kebutuhan-kebutuhan dasar seperti kebutuhan akan makan dan minum, pernafasan /
hawa dan istirahat yang cukup, kebutuhan pokok sosial dan kejiwaan seperti
kebutuhan akan kasih, penerimaan, pengakuan, rasa aman dll.
2.
Pengaruh faktor kejiwaan
Ketakutan,
tekanan, rasa percaya diri kurang, tidak ada tujuan dan motivasi belajar, semua
itu akan menentukan efisiensi belajar.
3.
Mengenal dan memahami pribadi anak didik adalah dasar konseling.
4.
Penyesuaian dan Kemampuan mengambil Keputusan
5.
Hubungan antara
kemampuan dan kcakapan dengan syarat-syarat.
Pengenalan
diri sendiri mencakup pengenalan tentang kkeberadaan diri dalam lingkungan,
tentang bakat dan minatnya, tentang pribadinya, tentang kelemahan dan
kekuatannya.
C. KONSEP
DAN PENGERTIAN KONSELING
1. Konsep
Konseling
Secara umum konseling dapat diartikan sebagai bantuan.
Bentuk bantuan dalam arti konseling membutuhkan syarat, bentuk, prosedur, dan
pelaksanaan tertentu sesuai dengan dasar, prinsip, dan tujuannya. (M. Surya,
Rahman Natawijaya: 20)
Konseling membawa siswa mengatasi kesulitan- kesulitan
yang ada dalam dirinya. Siswa tidak mungkin dapat belajar dengan baik apabila
banyak kesulitan yang dihadapi dalam dirinya yang menghambatnya. Konseling
sejalan dengan tujuan administrasi pendidikan dan bidang pengajaran serta
tujuan pendidikan pada umumnya, yaitu agar siswa berkembang dengan optimal.
Tugas
konselor:
- Menolong anak mengenal diri sendiri
- Menolong anak menerima diri sendiri
- Menolong anak mampu membuat keputusan sendiri
- Menolong anak membuat rencana hidup dll.
2.
Pengertian Konseling
Konseling merupakan suatu proses pertemuan langsung
antar konselor dengan konseli yang bermasalah, dimana pembimbing membantu
konseling dalam mengusahakan perubahan sikap dan tingkah laku.
Menurut Leona E. Taylor , “Konseling tidak sama dengan
pemberian nasihat, sebab dalam pemberian nasihat, proses berpikir dan pemecahan
dilakukan dan ditemukan klien sendiri.”
3. Tujuan
Konseling
a. Tujuan Umum
Secara umum, pelayanan konseling di sekolah bertujuan
agar siswa mendapat pelayanan konseling secara optimal sesuai dengan bakat,
kemampuan, dan nilai- nilai yang dimiliki.
b. Tujuan Khusus
- Memahami dirinya denngan baik
-. Memahami lingkungan dengan baik
- Membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana
- Mengatasi masalah- masalah yang dihadapi
4. Fungsi
Konseling
Sesuai dengan kurikulum, Pedoman Bimbingan Depdikbud,
1986, pelayanan bimbingan yang tercakup dalam suatu program bimbingan yang
dikatakan bertujuan:
-
Fungsi Pemahaman
-
Fungsi
Pencegahan
-
Fungsi
Penyaluran
-
Fungsi
Penyesuaian
-
Fungsi Perbaikan
-
Fungsi
Pengembangan
0 komentar:
Post a Comment