saya kemudian pada suatu hari berpikir. benarkah ini semua atas kekuatan dan kerja keras saya? telisik demi telisik, tapi bukan sisik ikan apalagi sisik ayam, saya menemukan jawabannya. TIDAK. BUKAN. ini bukan karena kekuatan atau kehebatan saya. semua karena kekuasaan dan ke- Maha Besar- an Allah.
menghabiskan kerupuk satu bungkus dalam waktu singkat, lalu meneguk beberapa teguk air putih ternyata membuat saya lega tanpa dosa. ia, alkisah ceritanya kemarin saya dan seorang adik kelas pergi menjenguk adik kelas lainnya yang sedang sakit. benar, saya lebih senang bermain dan menjalin hubungan spesial dengan adik- aadik. kesannya kita lebih nampak muda gitu, dan dewasa pastinya. lanjut ke kisah tadi. saya lalu membeli satu bungkus kerupuk putih jaring- jaring seharga 6 ribu yang isinya ada 12 batang kerupuk. jadilah saya sang juara. eh, jangan salah. kami juga membawa sedikit buah tangan untuk yang sakit. kriuk kriuk, hebat sekali aksi saya ketika tragedi makan kerupuk itu terjadi. tidak diragukan lagi untuk direkomendasikan mengikuti lomba makan kerupuk di acara 17an tahun 2013 nanti.
ya, kehebatan menjalankan aksi ini tentu bukan kehebatan dari saya karena saya tidak apa- apanya. ini adalah anugerah bagi saya karena bagaimanapun kerupuk itu hanya akan nikmat jika kita mampu menikmatinya. dan untuk menikmatinya diperlukan dorongan dari dalam. kita tidak dapat menciptakan dorongan itu dengan sendirinya. itu adalah satu dari sekian kehebatan Sang Pencipta hingga indera perasa saya sangat menikmati sesuatu yang bagi sebagian orang itu tidak nikmat. ya, banyak lagi bukti- bukti dari kehebatan- Nya. intinya, saya senang memanjakan indera perasa dengan lahapan kerupuk.
menuju penggorengan kerupuk terbesar sejagad raya, 031012/san
menuju penggorengan kerupuk terbesar sejagad raya, 031012/san
0 komentar:
Post a Comment