September, 2014

Fokus pada Impian, Setia pada Proses, Bayar harga di Awal_ __Untukmu; Ayah, Ibu__ 090111/san

Oct 14, 2012

apresiasi

sering saya merasa tidak ada yang istimewa, hingga saat mereka menyebut- nyebut prestasi saya yang tidak seberapa, saya malah diam saja tidak berkutik. pasalnya saya tidak diberikan waktu untuk mengklarifikasi semuanya. mengedarkan pandangan pada sekeliling lalu bertanya pada dinding yang tetap saja tenang, karena bagaimanapun dia tidak bisa berlari seperti mereka yang mengekspos berita- berita itu. sudahkah anda tilawah hari ini? bukan, tentu saja bukan pertanyaan yang demikian yang tersebut. namun, kenapa kau diam saja?

saya paham bahwa apresiasi itu penting, bahkan sangat. tidak hanya pada orang lain yang kita berikan namun juga pada diri sendiri. ya, diri sendiri juga perlu untuk diberikan penghargaan hingga ia lebih semangat lagi untuk mengukir berbagai prestasi. perhatikan berapa banyak sudah energi yang dikeluarkan untuk berpikir, berjalan, berlari, belajar, tertawa, menunggu, mengejar, mengeprint, mengcopy, bahkan tersenyum. haaaaaah,  kasihan si diri sendiri, tidak dilayani. saatnya memanjakan diri!

sejak beberapa kali merenung dan mengkhayal, saya mengakui kelemahan dalam mengapresiasi sesuatu, termasuk seseorang. diri sendiri merasa tidak begitu perlu untuk dilayani dan diservice sedemikian rupa, namun ternyata saya salah. daripada memperpanjang tulisan ini dengan mengugkap berbagai kesalahan saya, maka saya hentikan saya soal itu. lalu saya ingin mengajak diri saya melakukan apa yang dia senangi dan apa yang dia inginkan. 

baiklah, dimulai melakukan apa yang dia inginkan. tampaknya diri saya ingin istirahat, maka saya berikan. lalu ia ingin berjalan- jalan, maka saya penuhi. selanjutnya, saya menanyakan apa yang dia inginkan. bersyukur sekali, dia tidak meminta yang sulit dilacak, hanya sekarung makanan yang bunyinya kriuk- kriuk. ada di mana- mana bukan? haaaaaaaaaah, ternyata tidak sulit memanjakan diri. mulailah dengan rutinitas yang saya paparkan tadi sambil menyeru siapa yang ingin melakuka hal yang sama. jadilah saya layaknya seorang anak kecil dan segera mengakhiri masa- masa itu dengan lafadz hamdalah.

hal yang ingin saya sampaikan, saat diri tidak cerdas dan setia untuk menghargai diri sendiri, maka tidak akan ada satupun peristiwa yang dianggap  istimewa. hidup hanya akan datar- datar saja. tidak ada pula ambisi untuk meraih sesuatu. bagaimana jika terjadi seperti ini? jawabannya, dunia akan kehilangan generasi penerus. saya coba mengungkit peristiwa 05 September 2012. tidak ada satu kekuatan yang bisa menandingi kekuatan sang Ilahi. namun tiba- tiba saya sangat mengantuk dan malam agaknya tidak lama lagi memiliki masa gelap ini. sgeralah saya bersiap menuju peraduan. untuk sambungan tulisan akan dibincangkan selanjutnya.
assalamu'alaikum..............

malamkelamsuram, 141012/san







0 komentar:

Post a Comment

 
Baca Juga:
Langganan
Get It