September, 2014

Fokus pada Impian, Setia pada Proses, Bayar harga di Awal_ __Untukmu; Ayah, Ibu__ 090111/san

Man Jadda wa Jadda. Zhelayu Uspekha!

"Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?(QS. Al Qashash: 60)

Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?

QS. Ar Rahman: 13

Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan. (QS. Yusuf: 55)

“Maka Bersabarlah Dengan Sabar Yang Baik, sesungguhnya mereka memandang siksaaan itu mustahil. Sedangkan Kami memandangnya mungkin terjadi. (Al-Maarij : 5-7)

“Hadapilah dengan senyuman. Selamat bahagia!

“Masalah Palestina bukan hanya masalah bangsa Palestina dan bangsa Arab saja. Tetapi masalah seluruh umat Islam, bahkan masalah kemanusiaan secara keseluruhan. Atas dasar pandangan aqidah inilah seluruh umat Islam wajib memahami kondisi dan permasalahan Palestina.

“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.”

(Q.S At Taubah: 44)

“Berkata Musa, ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara aku dan orang-orang yang fasik itu."

Q.S Al Maidah; 25

““ Lailaha illa anta subhanaka inni kuntum minadh dholimin “ Artinya : Tidak ada Tuhan Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku orang yang dholim "

(al anbiya;87)

““ Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang – orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhanku perkenankanlah doaku , ya Tuhanku beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan seluruh orang mukmin, pada hari terjadinya hisab. "

Wanita adalah perhiasan. Dan sebaik- baik perhiasan adalah WANITA SHOLEHAH

HR. Muslim

"Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya."

HR. Tirmidzi

"Wanita yang didunianya solehah akan menjadi cahaya bagi keluarganya, melahirkan keturunan yang baik dan jika wafat di akhirat akan menjadi bidadari."

Wanita solehah merupakan penentram batin, menjadi penguat semangat berjuang suami, semangat ibadah suami. Suami yakin tidak akan dikhianati, kalau ditatap benar-benar menyejukkan qolbu, kalau berbicara tutur katanya menentramkan batin, tidak ada keraguan terhadap sikapnya.

Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?

QS. Ar Rahman: 13

Mar 30, 2011

My Trip

Today, yeah today. I’ll start my journey. My trail.
One by one my dreams come true.

Firstly, Thanks God for this chance. No others but You.

Secondly, Thanks Mom, Dad for this licensing. (ckckck)

Next, thanks for my brotha and sista in the really cozy home. I’ve done mine. Even sometimes in a rude way. ( Hahaha)

Then, thanks for my lovely teachers at IAD, Recearch, Micro Teaching. I really respect you all, but please let me realize my ideals.

And for my friends in UKMI Ar- Rahman Unimed, you are the best. I’ll go for a while, don’t worry be happy. (Hahaha).

So do for my friends in REg A ’08, thanks for this support. Happy and sad faced together. It’s so nice.

And the last, for everyone who 'admire' and 'walk' behind me, thank for this caring.

------Aceh- Bogor- Jogja- Bandung- Sibayak- Padang- Inggris, Jepang-----------

Semoga Allah Memberkahi perjalanan ini.
Bismillah.

Mar 26, 2011

Differences among look (at), watch and see





Ketiga kata kerja ini merupakan kata kerja yang memanfaatkan indera penglihatan.
1. See merupakan bentuk yang paling umum dari ketiga kata kerja ini dan biasanya diikuti oleh sebuah OBJEK.
atau:
See = to ‘see’ something that comes into our sight that we weren’t looking for.
Contoh:

* They’ve seen MANY CHILDREN wearing hats. (seen adalah bentuk ke-3 dari see)
* John saw JASON at the party. (saw adalah bentuk ke-2 dari see)

Tetapi see tidak selamanya memiliki sebuah OBJEK. Contoh:

* I can’t see well, so I need to wear glasses.
See (yang berarti penglihatan - meski terdapat makna lain dari see) tidak biasanya memiliki bentuk progresif, tetapi look (at) bisa memiliki bentuk progresif. Contoh:

* We’ve been looking at mosques all day!

2. Watch digunakan ketika orang atau hewan melihat kepada sesuatu (atau sesuatu yang sedang terjadi) pada satu periode waktu.
atau:
Watch = to look at something carefully, usually at something which is moving.
Contoh:

* I’ve been watching the football, what have you been doing?
* Last night we watched a concert.

3. Look (at) berarti ‘menggunakan mata karena sebuah alasan tertentu.’
atau:
Look = to look at something for a reason, with an intention.
Contoh:

* “I hope you to look straight into my eyes.”
* He wasn’t looking where he was going.

Look juga menunjuk pada penampilan/kenampakan ketika apa yang anda tatap adalah SUBJEK. Contoh:

* MY MOTHER looks great in this new shoes.
* THE ROAD has been looking FINE since three months ago.

Jadi, ketiga kata kerja tersebut digunakan dalam konteks yang berbeda.
Semoga bermanfaat:)

Mar 22, 2011

Aktivis Dakwah Kampus (ADK): Kamu Istimewa dan Luarbiasa


Oleh: Nurhasanah 'san' Sidabalok
Staff Div. Ke- LDK- an Puskomda FSLDK Sumut 2011-2013

Jalan ini jalan panjang. Penuh onak duri. Tidak semanis yang kamu pikirkan. Tapi keputusanmu untuk memilih jalan ini menjadi bukti nyata bahwa kamu ingin turut menjadi bukti sejarah kemenangan jalan dakwah ini. Ia menjadi bukti nyata bahwa kamu adalah sosok yang menginginkan sebuah perubahan. Perubahan sikap pada diri sendiri dan berharap besar dapat memberi perubahan bagi kondisi bangsa ini. Menyadari hal ini, kamu tidak akan pernah berlama- lama unutk istirahat. Memahami hal ini, kamu tidak akan berlari jauh meninggalkan saudaramu berjuang sendirian.

Dan kemudian, kamu diperkuat oleh Allah lewat ayat- ayatNya: QS.An-Nahl ayat 125 :“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…” , QS. Ali Imran ayat 110: “ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…” dan pada QS. Al-Baqarah ayat 257 : “ Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)…”

Itulah yang menguatkanmu hingga hari ini. Jelas bahwa apa yang kamu lakukan adalah hal yang benar, bahkan dakwah adalah kewajibanmu. Gelar mahasiswa muslim yang kamu sandang hari ini harus dpertanggungjawabkan. Tidak ada alasan lagi untuk mencari- cari alasan untuk mengatakan 'belum diperintahkan', 'belum diminta' dll. Namun hari ini kamu harus sudah bisa membaca suasana. Ketika kamu dibutuhkan unutk berbuat sesuatu, maka segera laksanakan. Menunggu perintah hanyalah ciri mereka yanng belum menyandang gelar 'kebanggaan' ini. MAHASISWA.

Dan hari ini, keputusan unutk bergabung di jalan dakwah ini merupakan karunia Allah. Tidak semua mahasiswa muslim yang diberi kesempatan unutk merasakan bahwa jalan ini penting bagi diri mereka. Namun kamu tahu itu. Maka jaga ia.

Sepanjang perjalanan, kamu akan menemukan berbagai persoalan yang memang sudah menjadi tabiat dakwah ini. Menuntut hadirnya jiwa yang tegar, tidak loyo.

Mungkin kamu akan menemukan rekan seperjuangan yang selalu mengeluh, maka bersyukurlah karena kamu selalu menyimpan keluh kesahmu dan fokus di solusinya. Bersyukurlah ketika kamu sudah paham bahwa mengeluh bukan solusi yanng tepat untuk sebuah persoalan, namun pemikiran cerdas yang dibutuhkan saat itu.

Suatu ketika kamu akan menemukan rekan di kepengurusan yang selalu minta tolong padamu. Bersyukurlah, karena mereka yakin padamu. Cobalah untuk selalu berprasangka baik. Sebenarnya bisa saja kamu katakan bahwa kamu juga punya kerja di departemen sendiri, namun yang keluar dari bibirmu hanyalah ucapan 'mohon doanya agar ini bisa cepat selesai'. Atau bisa saja kamu menghindar dari berurusan dengan dia, namun yang kamu lakukan malah mendekatinya dari mengerjakan sesuatu secara bersama- sama. Tidak ada beban yang nampak dari wajahmu unutk mengerjakan progja yang sebenarnya bukan tugas kamu.

Atau, kamu menemukan kondisi dimana rekanmu sesama aktivis dakwah menceritakan semua persoalan dan kesibukannya, hingga ia ingin menarik diri dari jamaah ini. Tidak ada kata- kata yang tidak bermanfaat keluar dari bibirmu. Nasihat dan doa yang tulus selalu kamu berikan. dan pastinya keadaan itu tidak membuatku surut dan merasa sendiri. Komitmen yang kuat untUk terus berjuang di jalan ini menjadi kekuatan besar unutk terus berdiri walau di sedikit terseok- seok. Membayangkan perjuangan Rasulullah dahulunya semakin menguatkan diri bahawa betapa apa yang dilakukan saat ini belum seberapa dibandingkan dengan perjuangan beliau.

Dan satu lagi, kamu akan menemukan rekanmu yang terkena virus terdahsyat yang sangat tidak diharapkan keberadaannya akibat dahsyatnya efek yang diberikan hingga maraknya kader yang berguguran. Menghadapi hal ini,bisa saja kamu jauhi dia karena sudah melanggar aturan main di dakwah ini. Namun apa yang kamu lakukan? Pembicaraan intensif, diskusi berdua dan saling menasihati. Itu yang kamu lakukan karena kamu memang sudah paham bahwa manusia itu tempatnya khilaf. Dan menjadi kewajiban saudaranyalah yang mengingatkannya.

Over all, ada banyak persoalan dan permaalahan yang akan membuatmu dewasa. Tidak ada yang sia- sia dari apapun yang telah kamu perjuangkan. Dakwah adalah kewajiban, dan belajar adalah kewajiban sebelum melakukan dawah. Ilmu yang benar adalah salah satu syarat diterimanya amalan seseorang.
Bangunlah team work yang baik. Tidak masalah jika memang yang lebih sering bergerak adalah kamu seorang. Yakinlah bahwa mereka sebenarnya ingin bergerak seperti halnya kamu. Namun kesempatan belum ada untuk mereka. Potensi yang kamu miliki haruslah bermanfaat bagi orang lain. No sigh:). Salam dakwah! (22/03san)


*Buat teman2 di UKMI Ar Rahman FBS: kita adalah kita dan kita luarrrrbiasa!
*puskomda'erz: semangat menjadi modal utama saat ini.. SEMANGAT BELAJAR

Mar 21, 2011

Budidaya Ternak Jangkrik



1. SEJARAH SINGKAT

Dewasa ini pada masa krisis ekonomi di Indonesia, budidaya jangkrik (Liogryllus Bimaculatus) sangat gencar, begitu juga dengan seminar-seminar yang diadakan dibanyak kota. Kegiatan ini banyak dilakukan mengingat waktu yang dibutuhkan untuk produksi telur yang akan diperdagangkan hanya memerlukan waktu ± 2-4 minggu. Sedangkan untuk produksi jangkrik untuk pakan ikan dan burung maupun untuk diambil tepungnya, hanya memerlukan 2-3 bulan. Jangkrik betina mempunyai siklus hidup ± 3 bulan, sedangkan jantan kurang dari 3 bulan. Dalam siklus hidupnya jangkrik betina mampu memproduksi lebih dari 500 butir telur.

Penyebaran jangkrik di Indonesia adalah merata, namun untuk kota-kota besar yang banyak penggemar burung dan ikan, pada awalnya sangat tergantung untuk mengkonsumsi jangkrik yang berasal dari alam, lama kelamaan dengan berkurangnya jangkrik yang ditangkap dari alam maka mulailah dicoba untuk membudidayakan jangkrik alam dengan diternakkan secara intensif dan usaha ini banyak dilakukan dikota-kota dipulau jawa.

2. SENTRA PERIKANAN

Telah diutarakan didepan bahwa untuk sementara ini, sentra peternakan jangkrik adalah dikota-kota besar dipulau jawa karena kebutuhan dari jangkrik sangat banyak. Sedangkan diluar pulau jawa sementara ini masih banyak didapatkan dari alam, sehingga belum banyak peternakan-peternakan jangkrik.

3. JENIS

Ada lebih dari 100 jenis jangkrik yang terdapat di Indonesia. Jenis yang banyak dibudidayakan pada saat ini adalah Gryllus Mitratus dan Gryllus testaclus, untuk pakan ikan dan burung. Kedua jenis ini dapat dibedakan dari bentuk tubuhnya, dimana Gryllus Mitratus wipositor-nya lebih pendek disamping itu Gryllus Mitratus mempunyai garis putih pada pinggir sayap punggung, serta penampilannya yang tenang.

4. MANFAAT

Jangkrik segar yang sudah diketahui baik untuk pakan burung berkicau seperti poksay, kacer dan hwambie serta untuk pakan ikan, baik juga untuk pertumbuhan udang dan lele dalam bentuk tepung.

5. PERSY AR AT AN LO K ASI

1) Lokasi budidaya harus tenang, teduh dan mendapat sirkulasi udara yang baik.

2) Lokasi jauh dari sumber-sumber kebisingan seperti pasar, jalan raya dan lain sebagainya.

3) Tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berlebihan.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Menurut Farry, 1999, ternak jangkrik merupakan jenis usaha yang jika tidak direncanakan dengan matang, akan sangat merugikan usaha. Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam merencanakan usaha ternak jangkrik, yaitu penyusunan jadwal kegiatan, menentukan struktur organisasi, menentukan spesifikasi pekerjaan, menetapkan fasilitas fisik, merencanakan metoda pendekatan pasar, menyiapkan anggaran, mencari sumber dana dan melaksanakan usaha ternak jangkrik.

6.1. PenyiapanSarana danPeralatan

Karena jangkrik biasa melakukan kegiatan diwaktu malam hari, maka kandang jangkrik jangan diletakkan dibawah sinar matahari, jadi letakkan ditempat yang teduh dan gelap. Sebaiknya dihindarkan dari lalu lalang orang lewat terlebih lagi untuk kandang peneluran.

Untuk menjaga kondisi kandang yang mendekati habitatnya, maka dinding kandang diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun-daun kering seperti daun pisang, daun timbul, daun sukun dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian disamping untuk menghindari dari sifat kanibalisme dari jangkrik. Dinding atas kandang bagian dalam sebaiknya dilapisi lakban keliling agar jangkrik tidak merayap naik sampai keluar kandang.

Disalah satu sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan kandang. Untuk ukuran kotak pemeliharaan jangkrik, tidak ada ukuran yang baku. Yang penting sesuai dengan kebutuhan untuk jumlah populasi jangkrik tiap kandang. Menurut hasil pemantauan dilapangan dan pengalaman peternak, bentuk kandang biasanya berbentuk persegi panjang dengan ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm sedangkan panjangnya 120-200 cm.

Kotak (kandang) dapat dibuat dari kayu dengan rangka kaso, namun untuk mengirit biaya, maka dinding kandang dapat dibuat dari triplek. Kandang biasanya dibuat bersusun, dan kandang paling bawah mempunyai minimal empat kaki penyangga. Untuk menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya, maka keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga vaseline (gemuk) yang dilumurkan ditiap kaki penyangga.

6.2. Pembibitan

1) Pemilihan Bibit dan Calon Induk

Bibit yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, tidak sakit, tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan umurnya sekitar 10-20 hari. Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik. Kalaupun induk betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam bebas, maka induk dapat dibeli dari peternakan. Sedangkan induk jantan diusahakan dari alam bebas, karena lebih agresif.

Adapun ciri-ciri indukan, induk betina, dan induk jantan yang adalah sebagai berikut:

a. Indukan:

- sungutnya (antena) masih panjang dan lengkap.

- kedua kaki belakangnya masih lengkap.

- bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat.

- badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap.

- pilihlah induk yang besar.

- dangan memilih jangkrik yang mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apabila dipegang.

b. Induk jantan:

- selalu mengeluarkan suara mengerik.

- permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang.

- tidak mempunyai ovipositor di ekor.

- Induk betina:

- tidak mengerik.

- permukaan punggung atau sayap halus.

- ada ovipositor dibawah ekor untuk mengeluarkan telur.

2) Perawatan Bibit dan Calon Induk

Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur

10 hari harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya, karena pertumbuhannya sangat pesat. Sehingga kalau makanannya kurang, maka anakan jangkrik akan menjadi kanibal memakan anakan yang lemah. Selain

itu perlu juga dikontrol kelembapan udara serta binatang pengganggu, yaitu, semut, tikus, cicak, kecoa dan laba-laba. Untuk mengurangi sifat kanibal dari jangkrik, maka makanan jangan sampai kurang. Makanan yang biasa diberikan antara lain ubi, singkong, sayuran dan dedaunan serta diberikan bergantian setiap hari.

3) Sistem Pemuliabiakan

Sampai saat ini pembiakan Jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk jantan dan induk betina, sedangkan untuk bertelur ada yang alami dan ada juga dengan cara caesar. Namun risiko dengan cara caesar induk betinanya besar kemungkinannya mati dan telur yang diperoleh tidak merata tuanya sehingga daya tetasnya rendah.

4) Reproduksi dan Perkawinan

Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90 % apabila diberikan makanan yang bergizi tinggi. Setiap peternak mempunyai ramuan- ramuan yang khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain: bekatul jagung, ketan item, tepung ikan, kuning telur bebek, kalk dan kadang-kadang ditambah dengan vitamin.

Disamping itu suasana kandang harus mirip dengan habitat alam bebas, dinding kandang diolesi tanah liat, semen putih dan lem kayu, dan diberi daun-daunan kering seperti daun pisang, daun jati, daun tebu dan serutan kayu.

Jangkrik biasanya meletakkan telurnya dipasir atau tanah. Jadi didalam kandang khusus peneluran disiapkan media pasir yang dimasukkan dipiring kecil. Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar didapat telur yang daya tetasnya tinggi. Apabila jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, maka telur dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya kemudian kandang bagian dalam disemprot dengan larutan antibiotik (cotrymoxale).Selain peneluran secara alami, dapat juga dilakukan peneluran secara caesar. Akan tetapi kekurangannya ialah telur tidak merata matangnya (daya tetas).

5) Proses kelahiran

Sebelum penetasan telur sebaiknya terlebih dahulu disiapkan kandang yang permukaan dalam kandang dilapisi dengan pasir, sekam atau handuk yang lembut. Dalam satu kandang cukup dimasukkan 1-2 sendok teh telur dimana satu sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500-2.000 butir telur. Selama proses ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari bening sampai kelihatan keruh. Kelembaban telur harus dijaga dengan menyemprot telur setiap hari dan telur harus dibulak-balik agar jangan sampai berjamur. Telur akan menetas merata sekitar 4-6 hari.

6.3. Pemeliharaan

1) Sanitasi dan Tindakan Preventif

Seperti telah dijelaskan diatas bahwa dalam pengelolaan peternakan jangkrik ini sanitasi merupakan masalah yang sangat penting. Untuk menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat pada bahan kandang, maka sebelum jangkrik dimasukkan kedalam kandang, ada baiknya kandang dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah. Untuk mencegah gangguan hama, maka kandang diberi kaki dan setiap kaki masing-masing dimasukkan kedalam kaleng yang berisi air.

2) Pengontrolan Penyakit

Untuk pembesaran jangkrikn dipilih jangkrik yang sehat dan dipisahkan dari yang sakit. Pakan ternak harus dijaga agar jangan sampai ada yang berjamur karena dapat menjadi sarang penyakit. Kandang dijaga agar tetap lembab tetapi tidak basah, karena kandang yang basah juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit.

3) Perawatan Ternak

Perawatan jangkrik disamping kondisi kandang yang harus diusahakan sama dengan habitat aslinya, yaitu lembab dan gelap, maka yang tidak kalah pentingnya adalah gizi yang cukup agar tidak saling makan (kanibal).

4) Pemberian Pakan

Anakan umur 1-10 hari diberikan Voor (makanan ayam) yang dibuat darikacang kedelai, beras merah dan jagung kering yang dihaluskan. Setelah vase ini, anakan dapat mulai diberi pakan sayur-sayuran disamping jagung muda dan gambas.

Sedangkan untuk jangkrik yang sedang dijodohkan, diberi pakan antara lain : sawi, wortel, jagung muda, kacang tanah, daun singkong serta ketimun karena kandungan airnya tinggi. Bahkan ada juga yang menambah pakan untuk ternak yang dijodohkan anatar lain : bekatul jagung, tepung ikan, ketan hitam, kuning telur bebek, kalk dan beberapa vitamin yang dihaluskan dan dicampur menjadi satu.

5) Pemeliharaan Kandang

Air dalam kaleng yang terdapat dikaki kandang, diganti setiap 2 hari sekali dan kelembapan kandang harus diperhatikan serta diusahakan agar bahaya jangan sampai masuk kedalam kandang.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1.Penyakit, Hama dan Penyebabnya

Sampai sekarang belum ditemukan penyakit yang serius menyerang jangkrik. Biasanya penyakit itu timbul karena jamur yang menempel di daun. Sedangkan hama yang sering mengganggu jangkrik adalah semut atau serangga kecil, tikus, cicak, katak dan ular.

7.2. Pencegahan Serangan Hama dan Penyakit

Untuk menghindari infeksi oleh jamur, maka makanan dan daun tempat berlindung yang tercemar jamur harus dibuang. Hama pengganggu jangkrik dapat diatasi dengan membuat dengan membuat kaleng yang berisi air, minyak tanah atau mengoleskan gemuk pada kaki kandang.

7.3. Pemberian Vaksinasi dan Obat

Untuk saat ini karena hama dan penyakit dapat diatasi secara prefentif, maka penyakit jangkrik dapat ditekan seminimum mungkin. Jadi pemberian obat dan vaksinasi tidak diperlukan.

8. PANEN

8.1. Hasil Utama

Peternak jangkrik dapat memperoleh 2 (dua) hasil utama yang nilai ekonomisnya sama besar, yaitu: telur yang dapat dijual untuk peternak lainnya dan jangkrik dewasa untuk pakan burung dan ikan serta untuk tepung jangkrik.

8.2. Penangkapan

Telur yang sudah diletakkan oleh induknya pada media pasir atau tanah, disaring dan ditempatkan pada media kain yang basah. Untuk setiap lipatan kain basah dapat ditempatkan 1 sendok teh telur yang kemudian untuk diperjual belikan. Sedangkan untuk jangkrik dewasa umur 40-55 hari atau 55-70 hari dimana tubuhnya baru mulai tumbuh sayap, ditangkap dengan menggunakan tangan dan dimasukkan ketempat penampungan untuk dijual.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

Penggunaan pestisida yang selama ini didapati pada lahan-lahan pertanian merupakan salah satu penyebab berkurangnya populasi jangkrik, demikian juga penangkapan jangkrik dialam yang dilakukan selama ini membuat penurunan drastis jumlah populasinya.

Dengan alasan-alasan tersebut dan naiknya permintaan jangkrik, maka peternak tidak membiarkan begitu saja kesempatan untuk memperoleh keuntungan dengan membudidayakan jangkrik dengan intensif karena dengan waktu yang relatif singkat untuk memelihara jangkrik sudah mendapat keuntungan yang berlipat ganda.

Dengan semakin banyaknya peternak-peternak jangkrik ini, permintaan untuk telur jangkrik semakin besar juga, jadi banyak peternak yang hanya memproduksi telur jangkrik karena resikonya lebih kecil dan lebih cepat lagi mendapatkan laba untuk sekitar 25-30 hari, dibandingkan proses pembesaran sampai dengan 3 bulan.

11. DAFTAR PUSTAKA

1) Anonim, Bisnis Telur Jangkrik, Info Peluang No. 33, Edisi 1 Juli 1999

2) ----------, Beternak Jangkrik Ala Samin, Info Agribisnis Trubus No.354, Edisi

Mei 1999

3) ----------, Jangkrik Peliha Untuk Tangkar, Info Agribisnis Trubus No. 355, Edisi

Juni - 1999.

4) ----------, Langkah Demi Langkah Beternak Jangkrik Produktif, Info Agribisnis

Trubus-No. 356, Edisi Juli 1999.

5) Adihendro, Rahasia Beternak Jangkrik, Ardy Agency, Jakarta, 1999.

6) Arnett, Russ H., Jr. and Richard L. Jacques., Jr, Guide To Insects ( New York

: Simon - and Schuster Inc., 1981)

7) Borror, Donald J., Charles A. Triplehorn, Norman F. Johnson, Pengenalan

Pelajaran -

8) Serangga, Edisi 6, terjemahan Soetiyono Partosoedjono ( Yagyakarta; Universitas-Gajah Mada Press, 1992 ).

9) Paimin B. Farry dan Pudjastuti L.E, Sukses Beternak Jangkrik, Penebar

Swadaya, Jakarta, 1999.

Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

http://software-komputer.blogspot.com/2008/05/cara-teknik-budidaya-ternak-jangkrik.html

Mar 19, 2011

Puncak Sibayak







Gunung Sibayak yang terletak didataran tinggi Karo dengan ketinggian 2.094 m atau puncaknya adalah 2,212 m dari permukaan laut (bisa di capai oleh orang yg memiliki keahlian mendaki gunung dengan perlengkapan yg khusus).
Gunung yang keadaan puncaknya yang sudah porak poranda karena letusan di masa lalu dan longsor karena gempa tektonik ataupun karena pergeseran lempengan bumi ini bisa dicapai dari dua tempat yaitu: dari desa Raja Berneh (Semangat Gunung) dan dari kota Brastagi. Gunung Sibayak ini merupakan gunung api yang masih aktif, dan mempunyai kawah yang cukup landai untuk dituruni dan tampak tidak terlalu berbahaya asalkan jangan terlalu dekat.
Gunung ini tidak begitu sulit untuk didaki bahkan oleh seorang pemula sekalipun. Seperti halnya Gunung Gede di Jawa Barat, gunung ini selalu ramai dikunjungi oleh para pendaki ataupun para juru foto yang ingin mengabadikan pemandangan skitar. Mereka biasanya mulai mendaki sekitar jam 02.00 atau 04.00 dini hari untuk mendapatkan pemandangan matahari terbit dipuncak gunung ini.

Class Action Research (CAR)



Definition of Class Action Research (CAR)
According to Nunan (1990), a classroom action research does not require the standard formalization of a research project with a literature search, hypothesis testing, treatment conditions, etc.


Steps of Classroom Action Research

The CAR process includes seven manageable steps. Instructors may complete small projects within a single semester, while projects more ambitious in scope might require planning ahead or collecting data over several semesters.

Step 1: Identify a question. A good question has three major qualities. First, the question is significant to your classroom situation; that is, you think that it might make a difference in student learning. Second, the research findings will lead to action, such as keeping or changing a teaching strategy. Third, the question should lead to a project that is feasible in terms of time, effort, and resources.

Some questions seek to describe, such as, "How many of my students read the assignments before coming to class?" Other questions may look for relationships, such as, "Do students who participate frequently in class do better on the exams?" Many questions take the form of "How does X affect student learning?" For example, "Are students’ test scores higher when I use case studies?" Or "Do students pay more attention and perform better on exams when I use presentation software (such as PowerPoint)?" Good questions might involve using a particular teaching strategy, a change in course structure or materials, or different assessment techniques.

Step 2: Review the literature. You need background information on your question, but a brief review of secondary sources is adequate for these purposes. One good source of information is general books on teaching, often available through your teaching and learning center. Another excellent source is the Educational Resources Information Center (ERIC) database, which indexes teaching-related publications of all types. You can search the database at http://ericir.syr.edu/. The information from these sources may help refine your question and choose your method of research.

Step 3: Plan a research strategy. There is no single best strategy for data collection. Depending on your research question, you might gather data about individual students or an entire class. You might describe a single situation (e.g. skills of entering students), look at the relationship between different types of data (e.g. student age and use of on-line office hours), or look for cause and effect relationships (e.g. the impact of homework assignments on test performance). Although a tightly controlled experimental design is usually impractical, you can use a quasi-experimental design such as comparing student outcomes from two sections of the same course.

You should check with your Institutional Review Board about policies regarding human subjects. Your project may qualify for expedited review if it uses regular classroom procedures, adult students, and does not identify individual students.

Step 4: Collect data. This data could be quantitative (e.g. test scores, grades, survey results) or qualitative (e.g. dialogue from focus groups or class discussions). Start with data that you already have, such as assignments, exam scores, and teacher evaluations. If more information is needed, chose data that is fairly easy to collect and analyze. Angelo and Cross (1993) provide a comprehensive set of assessment tools, along with excellent advice on their use.

In general, you should try to collect several different types of data to see whether results are consistent. This triangulation provides a measure of validity. For example, you might assess the effectiveness of your new group activity on student learning by looking at exam grades, comments during a class discussion, and observations of behaviors while in the groups. Student evaluations of teaching also yield useful information. Comparisons between data from students who were taught in different ways (usually in different course sections) can also be informative.

Step 5: Analyze data. The goal of data analysis is to look for patterns. Did your teaching strategy result in better student performance on exams compared to their pre-tests or to another group of students? Were their comments in class more in-depth? A simple grouping of comments by themes or a table of average test scores will reveal any major trends in the data. If statistical tests are desired, Bruning and Kintz (1997) offer a very user-friendly guide.

Step 6: Take action based on results. Your research findings should inform your teaching decisions. If the new strategy increases student learning, you would continue to use it in that teaching context. If it does not increase student learning, you might return to your old strategy, or continue to test new strategies. You might also consider the time and effort required for a new strategy—is a small learning increase worth the trouble?

Step 7: Share your findings. Teaching can be a solitary activity, with successes and failures rarely acknowledged to others. Sharing your CAR findings can provide an exciting forum for discussions on teaching. Results can be shared informally, through departmental or teaching center brown-bags, or more formally at teaching conferences. Many projects are suitable for inclusion in the ERIC database. (See the ERIC website for submission information.)

CAR findings might be submitted for publication, particularly when they describe more extensive projects or a series of related projects. General journals such as College Teaching or teaching journals within the discipline might be appropriate venues. Another forum is the Journal of the Scholarship of Teaching and Learning (http://www.iusb.edu/~josotl), which includes a section for Classroom Action Research.

Advantages of Doing Class Action Research

1. Improve your teaching. CAR will help you discover what works best in your own classroom situation. It is a powerful integration of teaching and scholarship that provides a solid basis for instructional decisions. CAR’s easily mastered techniques provide insights into teaching that result in continual improvement.

2. Document your teaching. Course materials and teaching evaluations are a good beginning for documentation, and peer observations and student work samples add depth. CAR adds a new dimension to documentation by providing both a measure of teaching effectiveness and a record of continuous improvement. These projects are particularly appropriate for teaching portfolios, where they complement descriptions of teaching strategies and student learning.

3. Renew your excitement in teaching. CAR provides a new lens for examining your teaching. Learning the methods of conducting CAR projects can provide an interesting challenge, and discussing your project findings can open a whole new area for teaching discussions with colleagues.

http://academic.udayton.edu/FacDev/Newsletters/EssaysforTeachingExcellence/PODvol14/tevol14n7.html
http://technologysource.org/extra/113/definition/3/

Mar 18, 2011

Jum'at Indah



Allhamdulillah.
Thanks Rabb..
Tidak memberikan hak mata sepenuhnya malam ini.
Hari ini sedikit khawatir dengan agendaku. Full. Walau memang biasanya juga demikian, namun kali ini sepertinya sedikit lain dari biasanya. Persiapan yang kurang tuk jalankan agenda hari ini. Akhirnya berangkat dengan perasaan yang tidak menentu, hanya satu harapanku. Keajaiban Terjadi. Ya, aku belum siap tuk hari ini ternyata.

alhasil, syuro English Club tidak konsen. Maaf pada semua, benar2 kusut. Tapi insya Allah tidak dengan hatinya. Keputusan ini akan menjadi keputussan bersama dan dijalankan bersama. Afwan, benar2 belum siap tuk beraktivitas hari ini. Walau mau tidak mau harus terus berjalan. Dan berakhir dengan indah.

Bersama Suci, hmmmm. Sedikit membantu tuk syuro SPK. Kunjungan silaturahmi yang sangat diharapkan. Terimakasih. Semoga ini langakah awal tuk memperbaiki semuanya. Afwan, permisi. Ada jadwal. Dan syuro kedua selesai indah.

Berjalan ke mesjid. Saatnya merenung. BBQ. dan kutemukan bahwa aku harus siap tuk hari ini karena memang sudah diberi jatah hari ini oleh Rabb ku. Kususuri jalan, menuju sebuah perubahan. Dan bertemu dengan mereka, adik2ku. Jujur aku kurang bisa berjalan lambat, maaf la ya, jalan duluaan.

BBQ-an. ta'arufan. Games. orientasi. Seru. Alhamdulillah, agenda 3 berakhir indah.

yapppzzz, siap2 tuk masuk kelas Micro teaching. Berdoa epada Allah agar Hati Ma'am Minda dilembutkan. Astagfirullah, kembali ruangan digunakan. Segera cari alternatif lain. dan kutemukan Raeading room yang kosong, semoga bisa digunakan. Menunggu dan menunggu. Harap2 cemas. Apa yang bakal kami hadapi ini?? Dan akhirnya kelas tetap di ruangan sebelumnya, MM.
BAP mana?? Ha..? Segera melaju menuju Kajur. Dan kembali Ma'am Endah yang jadi saksi. Ketidaksiapnku untuk hari ini dan kelas miicro teaching kami. Maaf telah merepotkan Ma'am, terimakasih banyak atas bantuannnya.
belajar belajar belajar. Kompetensi dasar, Standar Kompetensi, indikator, bla bla bla... Lancar. Begitu baiknya dosenku ini. Seolah tidak ada permasalahan sebelumnya. Bijaksana. Kucoba tuk menghidupkan suasana dengan pertanyaan yang mungkin bagi teman lain agak sedikit konyol, tapi tidak mengapa. Toh Ma'am Minda juga jawab dengan penuh antisias. Ya, 6 orang dalam kelas dan semuanya cewek bukan kelas yang mudah. Semua harus berperan aktif menghidupkan kelas, menjawab pertanyaan maupun bertanya.
Subhanallah, dosen yang luar biasa. tidak ada sedikitpun beliau menyinggung kesalahan kami. Thanks Rabb, buah dari doa yang terkabulkan. bahkan kami dikasi pinjam jurnal, RPP, dll yang merupakan barang berharga bagi beliau.
semoga kami bisa mngikut jejakmu MA'am. agenda 4, sangat indah.

Menuju agenda selnjutnya.. Belanja ke Bengkok. Ya rujak party yang mereka minta. Mari kita selesaikan. Terimakasih ats keretanya, rumah dan perlengkapannya, kesabaran menunggu.
Dan syuro evaluasi berjalan seru, ukhuwah yang indah mengakhiri agenda hari ini.
Alhamdulillahi rabbil'alamin..
(19/03san)

Setiap Hari Adalah Belajar



Alhamdulillah
Terimakasih tuk hari ini ya Rabb.
Terimakasih kepada Ma'am Minda yang sudah memberikanku sebuah pelajaran berharga. Kudapati ternyata nyaliku belum ada untuk itu. Dikritik, dimarahin, dicuekin sam dosen. Hufft, salah kami juga memang. Berdiri sendiri di depan para dosen yang bagiku pada awalnya hanyalah suatu keterpaksaan. Yah, karena memang harus maju daripada kelas micro teaching tidak diadakan.

Permintaan Maaf yang sebesar- besarnya kepada beliau, ya ini salah kami sebenarnya. Walau tidak mutlak. Hampir saja airmata menjadi senjata, namun kukuatkan diri tuk tetap berdiri kokoh. Sedikit agak berani, padahal ingin rasanya segera keluar dari ruangan itu, kantor jurusan.

Ya Rabb, kumohon lembutkan hati Ma'am Minda. Aku tahu bahwa kami yang bersalah atas ini, kumohon izinkan kami menuntut ilmu micro teaching dari beliau. Sosok yang bagi ku dan teman2, seorang dosen yang penuh kasih sayang. belum pernah kudengar beliau bersuara keras menanggapi kesalahan mahasiswa. Tegas. Disiplin. Dan aku ingin belajar itu semua dari beliau.

Aku belajar hari ini. Ternyata tuk jadi pemimpin itu tidak mudah. Mewakili teman2 unutk menghadap dosen ini kuterima dengan senang hati. Dan aku ternyata kalah. Kata2 yang sudah kupersiapkan terasa sulit unutk dilafazkan. Sulit. Bahkan hampir saja kebekuan terjadi jika tidak segera direspon oleh dosen lain.
Terimakasih untuk hari ini Ma'am. benar2 belajar. Bagaimana nanti jika berhubungan dengan skripsi ya? Dengan dosen lain yang lain. Semoga ini bisa menjadi satu pijakanku. Belajar bicara tegas, jelas, dan penuh optimis. Menjadi mahasiswa yang mampu beretorika dan menngungkapkan argumement dengan lugas.

dan doa Rabithah pun menjadi senjata ampuh. Kusebut nama beliau dalam doaku. Moga keberkahan Allah selallu mengiringi..
berpikir positif bahwa besok adalah hari yang indah bagi kelas micro teaching kami. (18/03san)

Mar 17, 2011

LDF- LDK- PUSKOMDA: Satu Kesatuan Utuh



Oleh:
Nurhasanah 'san' Sidabalok
Staff Div. Ke- LDK- an Puskomda FSLDK Sumut 2011-2013

..."Aduh, pengurus di fakultas ane kok makin loyo aja ni?"...

..Ya ampun, koordinasinya kok makin gak jelas ??"..

"idiiih, kerjanya lambat banget sih.."


Mungkin potongan kalimat- kalimat seperti itu sering kita dengar di kalangan Aktivis Dakwah Kampus. Tidak bisa dipungkiri, memang demikianlah yang terjadi di lapangan. Ada kalanya semangat menyurut akibat virus mendekat, komunikasi yang kurang lancar hingga bingung dengan apa yang seharusnya dilakukan, bahkan terkadang saling 'marah- marahan' terjadi akibat adanya sosok plegmatis berada di depan sang koleris kuat . Kondisi yang seperti ini sudah menjadi 'santapan' yang menantang bagi setiap kader, baik kader muda maupun madya, atau kader 'tua' bahkan. Ketika hal ini menimpa kita tidak perlu khawatir karena mereka yang sebelumnya juga sudah pernah mengalaminya dan hebatnya mereka tidak harus lari dari masalah ini, atau keluar dari jamaah ini. Hanya dengan sebuah keyakinan bahwa kita bisa meghadapinya dan tekad yang kuat bahwa kita memang ingin menyelesaikannya dengan cara terhormat.

'Satu Kesatuan Utuh', demikian judul tulisan ini. Mungkin tidak perlu terlalu berlebihan dan mengangkat topik yang terlalu tinggi, hanya sedikit mengajak kita untuk berpikir dan mencari solusi untuk ketiga kalimat di awal tulisan ini. Nah, kaitannya dengan judul?

Di sini saya ingin mengajak kita semua, para mahasiswa yang menamakan diri sebagai ADK untuk membenarkan bahwa 3 kalimat di awal tulisan ini benar pernah terjadi dalam perjalanan dakwah kita.

Pertama, permasalahan pengurus yang ada di fakultas. Suatu LDK yang sudah membentuk LDF di setiap fakultas tentunya memiliki struktur kepengurusan tersendiri. Dalam suatu diskusi atau sharing, ternyata laporan dari ketua LDF adalah seperti kalimat pertama dalam tulisan ini. Kekecewaan yang mendalam atas kejadian yang menimpa saudara seperjuangannya di fakultas akibat maraknya virus yang menyebar di kalangan kader. Kondisi ini semakin diperparah dengan mulai menghindarnya kader dari kegiatan yang merupakan program kerja mereka, namun seolah tidak peduli. Sumpah yang telah diucapkan ketika pelantikan pengurus seakan- akan hanya lips service saja. Hingga akhirnya, kembali monopoli terjadi. Satu orang multi fungsi. Satu- persatu mulai menghilang dan menyibukkan diri dengan kegiatan pribadinya, hingga tinggallah satu dua orang yang hanya mengandalkan semangat dan komitmen kuat untuk tetap berjalan, walau terseok- seok.

Kedua, masih berbicara tentang LDF. Namun kali ini berkaitan dengan LDK yang merupakan pusat informasi dan instruksi. Komunikasi yang tidak berjalan lancar diantara pengurus ikhwan dan akhwat. Terkadang ada rasa gengsi, atau merasa sesuatu dapat diselesaikan sendiri dalam satu kubu (ikhwan saja, atau akhwat saja). Sebut saja misalnya untuk masalah penetapan mekanisme kerja untuk sebuah kegiatan. Pada kubu ikhwan LDK (pusat), mereka telah sepakat bahwa sistemnya menggunakan metode X dimana metode ini belum pernah diadakan namun mereka ingin membuat suatu gebrakan, dan segera diinformasikan kepada pengurus ikhwan fakulta. Di tempat lain, kubu akhwat sudah sepakat untuk menggunakan metode Y karena sudah diterapkan sebelumnya dan terbukti ampuh. Dan akhwat pun menginformasikan kepada pengurus akhwat fakultas bahwa tidak ada perubahan dalam metode pelaksanaan.
Hingga akhirnya pengurus di fakultas menemukan kebingungan akan metode yang harus diterapka,n sementara waktu pelaksanaan kegiatan sudah sangat dekat. Akibatnya, pengurus fakultas menngambil inisiatif sendiri untuk memilih salah satu dengan sedikit kecewa kepada pengurus pusat. Dan kegiatan pun kurang berjalan maksimal seperti yang diharapkan.

Ketiga, ketidaksabaran atas lambatnya kinerja partner. Hal ini sering menyebabkan rasa sakit hati ataupun bahkan membuat seseorang menjauh dan akhirnya keluar. Memahami saudara kita adalah suatu kewajiban. Jangan sampai ketidakpahaman kita akan tipe saudara kita menjadi penyebab hilangnya kader- kader yang ternyata memiliki potensi maksimal. Koleris sangat diharapkan dalam situasi darurat. keberaniannya mengambil keputusan dengan gerak yang sangat lincah. Dan si plegmatis walau lambat namun pasti. Tidak ada yang perlu disalahkan. Tidak juga mereka yang sanguinis maupun melankolis. Bukankah di awal tarbiyah kita sudah dikenalkan dengan tahapan ukhuwah islamiyah? Tafahum.


Mungkin masih banyak lagi permasalahan yang dihadapi oleh para aktivis dakwah kampus, apalagi mereka yang sudah lama berkecimpung di sana. Tiga masalah ini hanyalah sekelumit dari yang penulis ketahui dan pasti pembaca memiliki pengalaman yang lebih banyak dari ini.

Setelah ditelisik ulang, persoalan yang ada di fakultas ternyata dampak dari persoalan yang ada di pusat. Seperti yang tadi kita bahas bahwah, komunikasi yang kurang lancar antar pengurus ikhwan dan akhwat berdampak pada kesimpangsiurang kinerja pengurus fakutas. Kemudian, ditengah permasalahan komunikasi di tengah ikhwan akhwat pusat, ternyata di jaringan ke atas juga mengalami kekurangan.

Thus, semua elemen tersebut memiliki ketekaitan satu sama lain. Jaringan yang berada di atas hendaknya membangun komunikasi yang baik dengan yang ada di bawah. KOmunikasi dan instruksi yang jelas akan memberi hasil yang baik. Tidak ada grouping dalam dakwah, semua berjalan seiring dengan tetap menaati qiyadah. Hingga akhirnya, alumni yang berafiliasi pada dakwah ini- seperti tujuan dakwah- bisa terwujud. (18/03san)

Menuju LDK Prototipe



Oleh:
Nurhasanah 'san' Sidabalok
(Staff Div. Ke- LDK- an Puskomda FSLDK Sumut 2011-2013)

Saya mengawali tulisan ini dengan sebuah ilustrasi singkat tentang kondisi suatu LDK yang bisa dikatakan memiliki nilai lebih dibanding LDK lain di wilayahnya. Sebut saja LDK Negara. Nilai lebih yang dimiliki oleh LDK ini terletak pada jumlah mahasiswa muslim yang mayoritas, atmosfer yang mendukung untuk menjalankan misi dakwah, jumlah kader yang cukup banyak dibandingkan kampus lain, dan tidak kalah penting adalah jiwa militansi yang dimiliki para kader dakwah tercermin dalam perjalanan dakwah mereka. Hingga akhirnya, LDK ini mendapatkan amanah untuk menjadi tim khusus yang kelak bisa menaungi seluruh LDK yang ada di wilayah tersebut. LDK Negara dinobatkan sebagai pengurus Puskomda. Sembari berdoa agar amanah ini tidak menjadikan kinerja dakwah di internal kampus terbengkalai.

Demikian sedikit tentang kondisi LDK yang hari ini memikul amanah yang tidak bisa dipandang sepele. Satu wilayah bukanlah arena yang sempit. "Wong kampus sendiri aja belum terurus", sedikit pesimis dari beberapa anggota. Namun segera ditampik oleh sebuah pertanyaan singkat, "kapan masalah internal kampus selesai??."
Ya, tepat sekali. Permasalahan tidak akan pernah selesai karena memang dari masalah itu lah kita akan belajar. Satu lagi, ketika kita tetap pada posisi tanpa membuat suatu perubahan dengan berpindah ke posisi lain, tentu kemampuan kita juga tidak akan berubah. Stagnan. Padahal yang kita butuhkan dari sebuah LDK adalah selalu dinamis atau bergerak.

Berangkat dari sebuah keyakinan bahwa kita harus bergerak, LDK berlomba- lomba untuk menjadi yang terbaik. Berbagai acara diadakan, mulai dari pelayanan dalam bentuk syiar, training perekrutan, mengadakan seminar- seminar, dan kegitan lainnya yang memberi kontribusi positif terhadap perkembangan dakwah kampus. Namun dalam perjalanannya, ada suatu permasalahan yang dihadapi oleh beberapa LDK. Permasalahan itu terkait dengan tujuan akhir mereka, cermin yang mereka pilih. Kepada LDK mana mereka akan melihat? Artinya, adakah LDK yang menjadi percontohan di wilayah mereka? Seperti apakah LDK yang sudah dikatakan muda, madya, dan bahkan mandiri? Ini sebenarnya yang ingin saya soroti di sini.

Adanya LDK prototipe (percontohan) adalah salah satu cara efektif untuk memperjelas arah tujuan LDK lainnya. Ketika mereka sudah memiliki cerminan yang jelas, tentu mereka bisa men-copy cara yang dilakukan oleh LDK prototipe tersebut dan diterapkan di kampus mereka. Keberadaan LDK prototipe sedikit- banyaknya berpengaruh terhadap perkembangan dakwah kampus yang akhirnya akan menghasilkan LDK- LDK lain yang dapat mengembangkan sayap.

Selanjutnya, bagaimanakah LDK yang dikatakan prototipe?? Apakah dengan memiliki kelebihan- kelebihan seperti yang dimiliki oleh LDK Negara itu sudah dapat dikatakan LDK prototipe?

Sebenarnya, LDK prototipe tergantung pada kondisi wilayah itu sendiri. Ketika suatu wilayah yang kampusnya belum memiliki LDK, atau sudah memiliki LDK namun belum berjalan dengan baik. Terbukti dengan minimnya jumlah kader, tidak terlaksanaya program kerja, jaringan yang kurang berkembang, dan kondisi lainnya menjadikan LDK tersebut seolah ada dan tiada. Nah, ketika hal ini terjadi di suatu wilayah, maka LDK yang memiliki kader banyak, program kerja yang sudah berjalan dengan teratur, pembinaan yang berjalan lancar, jaringan yang baik dengan LDK wilayah maupun di luar wilayanya, maka LDK ini dapat dijadikan sebagai LDK prototipe.

Mungkin sebagian diantara kita berkata, bagaimana mungkin sebuah LDK dijadikan LDK prototipe hanya dengan membandingkannya dengan LDK lain di wilayahnya?? Bukankah LDK prototipe itu sudah ada kriterianya??
Ya, pertanyaan yang sama ketika pertama kali menyentuh daerah ini. Setelah ditelaah, ternyata untuk mengembangkan dakwah kampus kita harus terlebih dahulu mengerti kondisi internal LDK tersebut. Jadi, menjadikan LDK prototipe yang berasal dari wilayah yang sama adalah salah satu cara untuk mempermudah suatu LDK melakukan sesuatu. Atmosfer yang diberikan akan lebih nyaman jika berada di wilayah yanga sama dan mudah untuk menduplikasi sistemnya.

Bayangkan jika di suatu daerah misalnya Sumatera Utara harus menduplikasi sistem yang berjalan di daerah Jawa sepenuhnya. Bukankah kedua daerah ini sudah sangat berbeda? Mungkin tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa hal yang bisa kita terpakan di daerah kita, namun alangakah lebih baiknya jika suatu daerah memiliki satu rujukan yang kelak bisa dijadikan sebagai sumber ilmu. Tidak perlu jauh- jauh, LDK Sumatera Utara bisa merujuk ke LDK yanng ada di Sumatera Barat dimana LDK tersebut juga mengalami peningkatan yang signifikan, baik dalam jumlah kader maupun kualitas nya sendiri.

Sedikit bercerita tentang LDK di daerah Minang ini, mereka berbagi bahwa betapa komitmen yang sangat kuat dimiliki oleh kader- kader mereka. Ketika ada saat dimana sebagaian kader mulai melemah, selalu ada pemberi semangat yang ditunjukkan dengan perbuatan. Tidak masalah jika sendiri selama itu masih dalam kebenaran dan berpotensi besar untuk perkembangan dakwah. Artinya, ketika komitemen mereka sudah kuat, apapun yang dihadapan, seperti apapun terjalnya perjalanan, mereka selalu berbuat. 'Tandang gelanggang walau seorang'.

Kesimpulannya, menjadi LDK prototipe adalah kesempatan bagi tiap LDK. Mau belajar dan berbagi adalah ciri kader sejati. Tidak pernah merasa puas untuk sebuah ilmu adalah pembelajar handal. Selalu optimis adalah ciri orang sukses. Dakwah adalah kewajiban. Amanah yang diemban akan dipertanggungjawabkan. Dan akhir kata, LDK prototipe sangat diperlukan untuk sebuah perjalanan menuju tujuan yang jelas untuk sebuah Lembaga Dakwah Kampus yang profesional. (18/03san)

Mar 10, 2011

Akselerasi Kader : Akselerasi Perkembangan Dakwah



Dakwah kampus semakin menyebar ke seluruh penjuru kampus, menyentuh fakultas- fakultas yang dahulunya belum pernah terpikirkan bakalan terjadi. Respon yang positif dari birokrasi, tanggapan yang baik dari mahasiswa muslim tentu memberi angin segar bagi perkembangan dakwah kampus. Hal ini juga yang menjadi pemicu semangat untuk mempercepat pertumbuhan kader, karena memang penambahan kader melalui perekrutan juga harus diimbangi dengan kapasitas kader yang akan membina. Ketika perekrutan yang dilakukan berhasil, hal ini bukan berti bahwa tugas telah selesai. Perlu adanya pembinaan untuk mereka. Dan tentu saja dakwah butuh mereka yang bisa membina. Ketika perekrutan membludak, itu artinya permintaan untuk membina juga semakin besar. Untuk itu, apakah akselerasi kader adalah solusi yang tepat?????

Menurut KBBI, Akselerasi adalah Percepatan. Akselerasi kader artinya percepatan kader dalam hal penerimaan amanah dakwah. Dalam hal ini, seorang kader yang sebenarnya belum saatnya menerima suatu amanah, namun akibat adanya permintaan dakwah, kader tersebut diberi amnah dengan harapan beliau mampu terus belajar sembari menjalankan amanahnya.

Ada beberapa pertimbangan mengapa harus adanya akselerasi kader:
1. Permintaan
Artinya, ada kondisi darurat dimana potensi kader sangat diharapkan.

2. Pembelajaran
Belajar di dalam. Ini merupakan cara efektif dalam belajar. Ketika sudah terlibat dan berada di dalam, mau- tidak mau seseorang akan belajar dan memberikan yang terbaik untuk dakwah. Namun di sisi lain, hal yang kita khawatirkan adalah ketika seseorang yang sudah diamanahkan, beliau merasa kurang mampu dan segera putus asa. Futur. Hal ini juga yang kita jaga dari keputusan untuk mempercepat pertumbuhan kader.
3. Percaya diri
Kader yang diberi amanah akan merasa bahwa dia memiliki potensi dan diperlukan. Umpan awal yang positif bagi kader. Amanah yang diberikan tetaplah disesuaikan dengan kondisi kader dan selalu dibina.

4. Duplikasi
Dengan mempercepat pertumbuhan kader, maka duplikasi akan berjalan lancar. Ketika senioran sudah harus meninggakan mereka, kondisi mereka memang sudah benar- benar siap. Bukan seperti ayam yang kehilangan induk, yang harus belajar mulai dari nol.
Kesimpulannya, akselerasi kader diperlukan untuk akselerasi dakwah. Dengan harapan semoga kader yang di akselerasi memahami benar posisi dan keadaan yang ada pada dirinya.

**di tengah problematika kekurangan SDM.

Parameter Keberhasilan : Dilema Syiar Dakwah Kampus



Syiar kampus adalah awal bagi perkembangan dakwah kampus. Pelayanan yang diberikan dalam hal akademik, pemahaman keislaman, dan berbagai bentuk lainnya adalah beberapa cara yang dapat digunakan dalam melakukan syiar. Keberadaan syiar sangat berpengaruh dalam perkembangan dakwah kampus karena memang sejatinya setiap orang ingin dilayani.

Berbagai kegiatan syiar sering diadakan di kampus. Namun ada beberapa hal yang perlu disoroti terkait dengan pelaksanaan dan hasil luaran dari kegiatan yang dilakukan. Dari berbagai kegiatan syiar kampus yang diadakan, ternyata hanya sedikit yang sesuai dengan esensi syiar itu sendiri. Tujuan syiar yang kita fahami adalah memberi pelayanan kepada mahasiswa dan kemudian ada rasa simpati dari mereka yang kemudian bisa mempermudah jalannya dakwah kampus. Namun yag kita dapati hanyalah kekecewaan dan tidak memberi kesan positif bagi mahasiswa. Tidak hanya itu, dari segi financial juga menjadi problem yang tak berkesudahan. Kegiatan yang diahraapkan dapat memberi tambahan kas malah menambah utang.

Oleh karena itu, diperlukan sebuah refleksi dan merancang parameter keberhasilan suatu kegiatan syiar dakwah kampus.

Mulai saat ini kita akan memulai segala sesuatu dengan parameter keberhasilan untuk mengukur sejauh mana agenda yang telah dilakukan memenuhi target yang dibutuhkan. Parameter keberhasilan ini adalah turunan atau pengewejantahan dari strategi dan program yang akan dijalankan. Dalam konteks dakwah kampus yang professional, parameter keberhasilan adalah sebuah input yang sangat penting dalam evaluasi dakwah kedepannya. Parameter ini perlu didukung dengan indikasi tertentu untuk mempermudahkan penilaian.


Dalam menentukan parameter keberhasilan syiar ada dua point of view yang bisa diamati.
1. Samawi Point of View
Ini merupakan pola pandang dari sisi fana. Yakni tidak bisa dilihat langsung oleh kasat mata. Hanya Anda sebagai pribadi dan Allah yang bisa menilai apakah parameter ini sudah terpenuhi atau belum. Poin turunan dari pola pandang ini ada dua, yakni ;

a. Kedekatan kader ( subjek dakwah ) kepada Allah, Anda coba evaluasi diri dan minta kader Anda untuk mengevaluasi diri apakah setelah menjalankan sebuah agenda dakwah. Ia semakin dekat dengan Allah, apakah keyakinannya pada Islam meningkat, apakah ibadah hariannya semakin berkualitas dan semakin mendekati seorang yang berjiwa rabbani. Walau hal ini tidak bisa dinilai langsung, akan tetapi faktor kedekatan kader pada Allah adalah syarat mutlak keberhasilan dakwah dan kemudahan pertolongan Allah dalam perjuangan dakwah kita semua. Oleh karena itu perlu kiranya seorang pemimpin selalu mengingatkan kadernya untuk selalu menjaga niat karena Allah dan menjaga kualitas ibadahnya.

b. Tercerahkannya objek dakwah. Tercerahkan dalam hal ini adanya perubahan secara individu dari objek dakwah. Perubahan ini tidak bisa dievaluasi langsung, dan bukan sekedar berapa banyak yang hadir dalam sebuah agenda dakwah. Akan tetapi perubahan yang terjadi, seperti seorang yang tidak pernah sholat, setelah mengikuti sebuah kajian, ia menjadi rutin sholat, atau seorang yang biasanya tidak pernah puasa di bulan Ramadhan berubah menjadi menjalankan puasa Ramadhan. Ini yang saya maksud dengan tercerahkan.
2. Ardhiy point of view

Ini adalah pola pandang dari sisi duniawi, yang bisa dilihat dengan kasat mata, dan lebih mudah untuk di evaluasi. Pada pola pandang ini lebih menekankan pada kualitas manajemen organisasi dakwah. Pola pandang yang digunakan yakni ;

a. Cash flow.
Dalam perencanaan keuangan pada agenda syiar haruslah berpegang pada nilai balance cashflow atau bahkan surplus cashflow. Pendanaan yang baik akan membuat syiar kita tidak terkesan dipaksakan dan bisa optimal. Syiar yang baik tidaklah harus mahal. Akan tetapi cocok dan sesuai dengan kebutuhan objek dakwah. disinilah perencanaan syiar harus memikirkan dana, jangan sampai dana yang ada terlalu besar. Walau memang dengan rencana anggaran yang besar, bisa menjadikan kader dakwah kreatif dalam menggalang dana. Sebuah lembaga dakwah kampus seharusnya bisa menghasilkan uang dalam jumlah besar. kebebasan finansial membuat sebuah Lembaga dakwah bisa mandiri serta independen dari semua pihak. Jika memungkinkan dibangun sebuah paradigma bahwa event syiar bukanlah momen untuk menghabiskan uang, akan tetapi sebagai momen untuk menghasilkan uang. Kita bisa menggunakan perangkat pendukung akuntansi untuk memudahkan pembukuan anggaran.

b. Appreciation.
Tanggapan atau respon dari semua stakeholder yang terkait dengan agenda yang di adakan. Apresiasi pertama tentu dilihat dari perserta atau objek dri agenda yang dibuat. Apakah mereka puas dan senang dengan agenda yang disusun. karena tujuan syiar ini adalah mentransformasi objek dakwah yang masi belum tau menjadi tau. Penilaian termudah dalam melihat apresiasi adalah dengan adanya orang-orang yang tergabung dalam simpatisan dakwah. dalam hal ini peran data sangat penting untuk di gunakan dan berdungsi dalam melihat evaluasi agenda dakwah. Stake holder lainnya seperti pengisi acara, pihak yang diajak kerjasama dana, donatur, dan sebagainya. Apresiasi dari mereka sangat penting karena tanpa mereka agenda dakwah ini tidaklah akan berjalan dengan lancar. Perangkat untuk menilai hal ini dengan observasi langsung saja terhadap stakeholder terkait.

c. Participation.
Partisipasi dari massa kampus atau objek dakwah akan agenda kita, bisa dilihat dari cara mereka merespon dan mendukung agenda kita. Apakah hanya sebagai pengunjung atau juga memberikan dukungan lainnya, ataukah ada kesediaan untuk mengikuti pembinaan dari lembaga dakwah. Perangkat angket atau kuesioner bisa digunakan untuk menilai partisipasi massa sudah optimal.

d. Value.
Selalu ada pemikiran yang akan disampaikan dalam setiap syiar kita. Penyebaran pemikiran risalah Islam ini menjadi sebuah misi dalam dakwah kita. Selain itu nilai yang kita maksudkan sejatinya bisa menjadi corong opini dan mengubah pola pikir dari objek dakwah kita. Dengan selalu berpegang pada value yang akan disampaikan, dakwah ini akan senantiasa selalu pada asholahnya. Pentingnya penentuan value juga harus diperhatikan. Jangan sampai nilai atau pesan yang disampaikan kontraproduktif, karena tidak sesuai dengan kebutuhan objek dakwah. Perangkat angket bisa menilai apakah objek dakwah sudah mendapatkan pesan yang ingin kita sampaikan.

e. Documentation
Dokumentasi menjadi hal yang sangat mahal. kebiasaan diantara kita semua dokumentasi seringkali terlupakan. sehingga tidak ada hal yang bisa diturunkan ke penerus kita di lembaga dakwah. Ada dua hal yang haru terdokumentasi dengan baik. pertama dokumentasi data seperti notulensi rapat,proposal, ide-ide, dan lain-lain. Kedua dokumentasi foto dan film kegiatan. penyimpanan data ini juga harus terorganisir dengan baik sehingga bisa jadi warisan penting bagi penerus dakwah kita di masa yang akan datang. Perangkat pendukung bisa dengan sebuah database yang dikoordinir oleh tim data lembaga dakwah.

Kedua parameter tersebut hendaknya diperhatikan oleh kader yang akan mengadakan sebuah event, bukan hanya syiar tapi juga kegiatan lainnya, termasuk training perekrutan. Parameter yang dibuat bisa menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya program yang diadakan. Selain itu, keberadaan parameter akan memberi arahan jelas kepada kader tentang tujuan dan manfaat mereka bersusah payah dan tidak jarang harus mengorbankan waktu, tenanga, bahkan materi untuk kesuksesan suatu acara.
Dalam prakteknya, ternyata yang lebih sering dievaluasi hanyalah dari kacamata duniawi. Permasalahan dana, kepanitiaan yang kurang solid, komunikasi yang kurang baik, peralatan yang kurang lengkap, dan berbagai permasalahan lainnya.

Namun, sangat jarang dalam evaluasi dibahas dari sudut pandang sisi fana. Padahal jika kita kaji lebih jauh, ternyata hal inilah yang paling utama dari suatu acara.seberapa besar pengaruh acara terhadap peningkatan kualitas ibadah panitia maupun peserta, seberapa jauh panitia maupun peserta dan perangkat lainnya memahami Islam dengan baik melalui acara tersebut. Ini jua lah yang menjadi barometer sukses tidaknya suatu acara. Kesibukan, banyaknya masalah terkadang membuat suasana yang memburuk dalam diri panitia. Hal ini juga tentu berpengaruh terhadap keberlanngsungan acara, dan perhatikan bagaimana reaksi peserta. Seberapa besar merreka mengambil makna dari kegiatan yang kita adakan.

Over all, syiar sangat penting. Inilah awal bagi perkembangan dakwah. Memberi perhatian yang besar terhadap agenda syiar akan memberi kontribusi positif terhadap suksesnya acara pengkaderan. Untuk itu, diperlukan parameter yang jelas untuk keberhasilan suatu syiar dakwah. Artinya tidak ada yang sia- sia dari apa yang telah kita adakan. Evaluasi adalah sarana efektif untuk mengukur tercapai atau tidaknya parameter yang telah dibuat. (10/3san)

**Di tengah banyaknya kegiatan yang tidak terukur. Esensi dari acara tersebut belum ditemukan. Masih fokus dalam kacamata duniawi.

 
Baca Juga:
Langganan
Get It