September, 2014

Fokus pada Impian, Setia pada Proses, Bayar harga di Awal_ __Untukmu; Ayah, Ibu__ 090111/san

Aug 4, 2012

Rumah Kedua (Edisi Interaksi)




Benar, ada peraturan di rumah ini yang membuat kami lebih terjaga.

Semakin hari semakin besar rasa cintaku pada rumah ini, pun kepada semua penghuninya. Rasa cinta yang didasari oleh kenikmatan beribadah bersama, saling menasihati satu sama lain, hingga kebiasaan- kebiasaan di rumah ini terbawa dalam keseharianku baik dalam keadaan ramai ataupun sendiri. Yaaahh, walau kata mereka jangan pikirkan apa yang sudah diberi rumah ini padamu tapi apa yang sudah kau berikan untuk rumah ini. Satu hal, rasanya aku masih lebih banyak menerima daripada memberi. Maap maap.

Kalau di RumahKedua dijelaskan gimana aku bisa get trapped namun malah bersyukur karena tempat ini sangat indah, maka disini akan sedikit kujelaskan tentang interaksi kami dalam rumah ini. Culture schock? Haaah, bisa jadi semacam itu. Mmmh, setelah dipikir- pikir ini juga termasuk faktor pendukung hingga kami masih bisa terus terjaga. Bayangin aja, kalo kami syura’/ rapat itu pake hijab/ pembatas segala. Wah, belum lagi suara temen- temen akhwat yang lumayan sayup- sayup ditambah dengan desingan peluru, eh kendaraan yang silih berganti sedikit merusak konsentrasi kami. Tapi tampaknya gak ada yang peduli, pun kakak/ abang itu. Syura’ lanjut terussssssssss. Tampaknya mereka sudah sepaham. Wah, aku yang gak ngerti- ngerti ya memilih diem daripada semakin memperkeruh suasana yang sudah keruh duluan.

Gak cuma di syura’, ikhwan- akhwat ini juga sangat menjaga baik ketika di depan mading, di jurusan, atau berpapasan di tengah jalan. Yaah, aku sih dulunya risih banget sama yang begituan. Biasa aja kale.. haaah, Tapi itu mah dulu. Sekarang aku udah ngerti kenapa mereka begitu dan aku pun perlahan mengikut.. asyik rupanya.

Aku kemudian menemukan satu peraturan lagi di rumah ini. Ini yang jadi inti tulisan ini. Ya, ada aturan dalam interaksi setiap penghuni rumah. Entah darimana datangnya, gak ada tertulis di AD/ ART yang waktu Musyar kemarin sempat kebaca bentar, gak ada ditempel di base camp, dan gak ada acara khusus sosialisasi peraturan itu. Jadi darimana??? Huaaaaaaaa… Akupun dapatnya dari teman dekat yang kebetulan dia dekat sama atasan.

Dan ini sudah kami aplikasikan bersama, dan Alhamdulillah ada perbaikan dalam diri kami. Ya kami, termasuk aku. Kami yang dahulunya di atas jam 10 malam masih melanjutkan pembahasan progja dengan antara ikhwan- akhwat (maklum saking muncak2nya semangat), sekarang tak lagi. Kami yang dahulu di atas jam 9 malam masih asyik berkutat di depan laptop ditemani oleh temen- temen di facebook, lalu saling komen2an antar ikhwan- akhwat, eh Alhamdulillah sekarang gak lagi. Kami yang dahulunya jam 10 malam masih keluyuran gak jelas, Alhamdulillah sekarang sudah duduk manis dengan keluarga (yang ngekost ya sama temen kostnya). Yaah, luarbiasa kan? Ini juga yang membuatku betah tinggal di rumah ini. Banyak perubahan dalam diriku yang buat emakku juga senyum- senyum melihatku. Seneng deh.

Lantas, apa sebenarnya bunyi peraturan itu? Kurang lebih begini,
Interaksi ikhwan akhwat:
Bertemu dan komunikasi  langsung dibatasi sampai jam 6 sore, komunikasi via sms/ telp/ ym/ termasuk jejaring sosial lainnya sampai jam 9 malam.  
Yaah, gak kaku juga dong. Kalo misalnya ada keperluan mendadak ya tidak apa- apa. Asalkan dibicarakan dulu sama pihak yang berwajib.


Mmmh, kalo coba ditelisik, kenapa mesti gitu kali ya? Aku ya termasuk orang yang protes di awalnya. Secara aku kan orangnya dari pagi sampe sore sibuk, trus sampe rumah udah capek, istirahat dan tengah malam baru bangun. Makanya aku hanya punya waktu malam untuk balas komen2 temen- temen di facebook, termasuk komen penghuni rumah yang ikhwan.

Lalu dijelaskanlah sama kakak/abang itu. Bla bla bla…….. Huaaaaaaaaaa, syaitan lebih gencar dan mudah menggoda kita di malam hari. Ok, ok. Paham- paham.

Alhamdulillah, ini direspon baik sama orang- orang di rumah ini. Walau tak jarang ada yang ngasi- ngasi umpan juga di tengah malam via status fb atau share informasi. Ini nih kesukaanku. Ngasi umpan kan gak salah, yang salah tu ikan yang makan umpannya. Haaah.. Tapi untuk ngasi komentar dan sebar sesuatu di wall non- mahram insya Allah terus dijaga untuk tidak sampai terjadi.
 
Hei, gimana dengan status, komentar, serta bisnis- bisnis lain di jejaring sosial itu yang gak bermanfaat sama sekali? Bahkan sampai lebay gitu? Waah, ternyata diatur juga di rumah ini. Yaah, secara kita kan mahasiswa muslim yang cerdas dan sholeh, pastinya tiap apapun yang kita laksanakan udah dipikirkan terlebih dahulu kebaikan dan keburukannya.

Aku terus belajar dari orang- orang 'hebat' di rumah ini. Aku sangat menghindarkan kata ‘sesepuh’ karena bagiku konotasinya kurang baik. Kalau dilihat- lihat, kami jauh berbeda dari mereka. Mulai dari militansi (kata ini maknanya sangat dahsyat. Monggo nanya om Google artinya. Aku aja baru dapat kosakata ini setelah lama menjadi penghuni rumah ini), hingga ukhuwah.
Yaah, kata mereka sih ukhuwah yang sudah kuceritakan sebelumnya di Rumah Kedua belum seberapa dibandingkan dengan aplikasi pemahaman ukhuwah diantara mereka dahulu ketika tinggal di rumah ini.
Baiklah. Edisi Interaksi dirasa cukup. Bersiap menyambut edisi berikutnya.
 Semoga Allah memberi keistiqomahan pada kita dalam menjalankan apa- apa yang BAIK dengan BENAR.

(si 'aku' bisa siapa saja)



  

0 komentar:

Post a Comment

 
Baca Juga:
Langganan
Get It