September, 2014

Fokus pada Impian, Setia pada Proses, Bayar harga di Awal_ __Untukmu; Ayah, Ibu__ 090111/san

Aug 6, 2012

Why Rohingya?





"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak akan menjadi pelindung dan penolong bagimu" (Al-Baqarah:120)

      Di dalam ayat yang mulia ini, Allah   menyingkap apa yang terdapat di dalam hati orang-orang kafir dari kalangan Yahudi dan Nasrani berupa ketidaksenangan mereka terhadap Islam yang dibawa oleh Rasulullah  dan para pengikutnya. Sehingga seluruh kemampuan yang mereka miliki, mereka gunakan untuk menggiring kaum muslimin agar mengikuti agama dan keyakinan mereka yang batil. Mereka jalankan makar tersebut sedikit demi sedikit, hingga akhirnya seorang muslim keluar dari Islam dan condong kepada agama mereka. Na’udzubillah.

      Terbukti, kebenaran Al Qur’an tidak dapat disanggah.
Setelah jelasnya kebencian mereka terhadap kaum muslim lewat kezholiman yang terjadi di Palestina, kini muncul lagi di tempat yang berbeda. Ya, Rohingnya adalah satu dari sekian banyak bukti atas ketidaksengan kaum kafir kepada umat Islam. Tidak bisa dielakkan, memang atas dasar itulah memang kaum Buddha Myanmar serta didukung oleh militer dan pemerintah yang juga kaum kafir membantai umat Muslim Rohingya.

Membantu Muslim di Rohingya?
Padahal,
Negara kita bukannya kurang dari masalah, negara kita bukannya kurang dari konflik di sana, negara kita bukan terbebas dari berbagai kekerasan, dan negara kita juga belum mampu mengatasi itu semua.
Why Rohingnya?
Padahal,
Bukankah ada Padang yang harus kita bantu, Poso yang masih ada konflik, Aceh yang nyatanya belum aman, larangan beribadah bagi saudara kita di Manokwari?
Why Rohingya?
Padahal,
Bukankah petinggi negara kita pun tampaknya tidak pandang serius? Coba kita dengarkan pendapat mereka:
Presiden menyatakan bahwa konflik Myanmar hampir sama dengan konflik yang terjadi Indonesia, ketia=ka Poso dan Ambon mengalami sengketa. Lebih lanjut, wakil DPR Priyo Budi Santoso menyatakan bahwa konflik Myanmar belum seberapa dibandingkan dengan sengkta di Aceh dimana GAM ingin melepaskan diri.
Bagaimana para petinggi negara ini dengan mudah saja mengatakan demikian? Walaupun mereka tetap bergerak, namun sedikit banyaknya argument yang demikian cukup mengurangi homat kita pada mereka. Dan bahkan keinginan untuk berbuat untuk saudara di Myanmar juga ciut. Itu secara tidak langsung meminta kita untuk tidak terlalu ambil pusing.
Why Rohingya?
Padahal,
Bukankah kemacetan lalu lintas pun tak kunjung selesai, banjir yang masih terjadi di ibukota negara, meninggalnya ibu melahirkan masih terus menyisakan duka, dan banyak siswa putus sekolah.
So, Why Rohingya?
Kenapa harus Rohingya yang kita bantu?
Ya, kita WAJIB membantu mereka. Permasalahan di negara kita yang tak kunjung selesai bukan kemudian membenarkan kita bersembunyi di baliknya dan kemudian membela diri sendiri. Ada banyak alasan kenapa kita harus membantu mereka.

      Pertama, FAKTAnya kita masih satu regional, Asia Tenggara dan lebih meyakinkan lagi bahwa kita dan muslim Rohingya yang terzalimi itu dipersatukan dalam satu bingkai, yaitu AKIDAH. Kaum muslimin sedunia adalah saudara seiman, seperti yang termaktub dalam firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman tak lain adalah saudara.”(QS Al-Hujurat: 10) Dalam ayat tersebut, Allah menyatakan bahwa ikatan persaudaraan itu ada dalam bingkai keimanan, bukan nasab (keturunan), bukan suku dan adat istiadat, bukan pula kesamaan nasib dalam riwayat sejarah. Selanjutnya, peryataan yang mendukung ayat di atas disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya, “Setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak berbuat zalim kepadanya juga tidak membiarkannya tersakiti ataupun terzalimi.” (HR Bukhari No.: 2262 dan Muslim No.: 4650) Dalam hadits lain, beliau juga bersabda, “Tolonglah saudaramu dalam kondisi zalim maupun dizalimi.” (HR. Bukhari No.: 2263) Dalam shahih Muslim, diterangkan tentang maksud hadis tersebut; Nabi bersabda: “Jika dia berbuat zalim, maka kau cegah dia dari kezalimannya itu, itulah yang disebut menolongnya. Tetapi bila ia dizalimi maka wajib pula bagi yang lain untuk menolongnya terbebas dari kezaliman itu.” (HR. Muslim, No.: 4681) Oleh karena itu, alasan pertama yang menjadi landasan bagi tindakan kita mendukung Palestina adalah keimanan yang mempersaudarakan kita dengan mereka. Dengan demikian, kita telah menjalankan apa yang diwajibkan bagi kita terhadap saudara-saudara seiman, dan tiada amalan yang lebih dicintai Allah daripada amalan-amalan wajib.


      Kedua, mencegah kemungkaran adalah kewajiban. Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda, “Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangan atau kekuasaan. Jika tidak mampu, maka dengan lisan dan bila tidak bisa, maka dengan hatinya dan yang demikian adalah (indikasi) selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim No.: 70) Kita telah mengetahui, bahwa yang dilakukan militer Myanmar  kepada saudara-saudara kita muslim Rohingya lebih dari sekadar kemungkaran biasa, yakni merupakan kekejian (fahisyah). Oleh karena itu, mencegahnya sesuai dengan kemampuan kita adalah wajib.

      Ketiga, kita mampu membantu. Rezeki yang Allah titipkan pada kita harusnya menjadi kemudahan bagi kita untuk menunjukkan bentuk kontribusi kepada muslim yang embutuhkan. membiasakan diri untuk bersedekah akan menumbuhkan rasa bersyukur yang mendalam. Ya, kita patut bersyukur atas kenyamanan dalam beribadah di bula Ramadhan seperti shalat tarawih yeng ditemani oleh hembusan kipas angin, serta kenikmatan berpuasa denngan bahan makanan yang enak dan bergizi. Tapi mereka di sana? Kita bahksan sepatutnya malu dengan jumlah pengeluaran kita yang kian hari kian membludak dan bahkan tidak jarang kita menuntut akan menu sahur yang lebih istimewa lagi. Dan bahkan kita dengan bangganya mengadakan buka puasa bersama denngan paket Ramadhan yang sebenarnya jika itu kita sedikit berpikir, kita tidak pantas untuk itu. Ya, tidak pantas. Kita yang dengan jumlah tilawah yang pas- pasan, shalat tarawih setengah hati, tahajud yang mulai terlewat, dan bahkan dengan shalat kita yang masih sering molor. Kita tidak pantas untuk semua kenikmatan itu.

      Keempat, kita masih mampu berdo’a dengan tenang. Kita jauh dari dentuman peluru, jauh dari longsor, jauh dari pembantaian, dan jauh dari banjir. Kita hidup ditengah kenyamanan yang amat sangat. Bukankah do’a adalah senjata orang mukmin? Mari mendoakan mereka.

      Keempat hal di atas merupakan alasan kita sebagai seorang Muslim dan Mukmin untuk membantu muslim Rohingya. Ketiga hal di atas cukup untuk menjawab pertanyaan mengapa kita harus mendukung kejelasan status mereka.  Selebihnya, dunia pun menyaksikan bahwa yang dilakukan militer Myanmar beserta kaum Budha merupakan sesuatu yang amat keji dan pelanggaran HAM. Siapa pun yang masih memiliki hati nurani akan terpanggil untuk bertindak, terlebih di tengah kondisi dimana dunia masih bellum memberi perhatian penuhnya untuk hal yang sangat urgen ini dan PBB bahkan sepertinya “kehilangan wibawa” di hadapan penguasa. Patutlah kita mengapresiasi dan memberikan dukungan penuh terhadap rekan-rekan yang telah mengambil langkah nyata untuk membantu Muslim Rohingya, seperti dengan mengirimkan tim relawan ke lokasi konflik lewat berbagai media serta pennggalangan dana yang massive dilaksanakan.

Semoga Allah selalu menghadirkan rasa peduli dalam diri kita. Wallahua’lam.

0 komentar:

Post a Comment

 
Baca Juga:
Langganan
Get It