September, 2014

Fokus pada Impian, Setia pada Proses, Bayar harga di Awal_ __Untukmu; Ayah, Ibu__ 090111/san

Man Jadda wa Jadda. Zhelayu Uspekha!

"Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?(QS. Al Qashash: 60)

Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?

QS. Ar Rahman: 13

Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan. (QS. Yusuf: 55)

“Maka Bersabarlah Dengan Sabar Yang Baik, sesungguhnya mereka memandang siksaaan itu mustahil. Sedangkan Kami memandangnya mungkin terjadi. (Al-Maarij : 5-7)

“Hadapilah dengan senyuman. Selamat bahagia!

“Masalah Palestina bukan hanya masalah bangsa Palestina dan bangsa Arab saja. Tetapi masalah seluruh umat Islam, bahkan masalah kemanusiaan secara keseluruhan. Atas dasar pandangan aqidah inilah seluruh umat Islam wajib memahami kondisi dan permasalahan Palestina.

“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.”

(Q.S At Taubah: 44)

“Berkata Musa, ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara aku dan orang-orang yang fasik itu."

Q.S Al Maidah; 25

““ Lailaha illa anta subhanaka inni kuntum minadh dholimin “ Artinya : Tidak ada Tuhan Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku orang yang dholim "

(al anbiya;87)

““ Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang – orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhanku perkenankanlah doaku , ya Tuhanku beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan seluruh orang mukmin, pada hari terjadinya hisab. "

Wanita adalah perhiasan. Dan sebaik- baik perhiasan adalah WANITA SHOLEHAH

HR. Muslim

"Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya."

HR. Tirmidzi

"Wanita yang didunianya solehah akan menjadi cahaya bagi keluarganya, melahirkan keturunan yang baik dan jika wafat di akhirat akan menjadi bidadari."

Wanita solehah merupakan penentram batin, menjadi penguat semangat berjuang suami, semangat ibadah suami. Suami yakin tidak akan dikhianati, kalau ditatap benar-benar menyejukkan qolbu, kalau berbicara tutur katanya menentramkan batin, tidak ada keraguan terhadap sikapnya.

Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?

QS. Ar Rahman: 13

Nov 29, 2011

izinkan aku melangkah

Bersama Selasa, kujalani tapak ini. Berat, meninggalkanmu berhari- hari bahkan sudah sampai seminggu lebih 1 hari.
Jumlah itu mungkin tak banyak bagimu, namun bagiku?
seorang pengangguran yang hanya mengharapkan suntikan dana dari pemerintah, dalam dan luar negeri.
tak ada sumber lain selain itu. karya2 itu, belum juga mendapat kabar gembira.
hingga profesi ini kembali kujalani untuk sedikit mengurangi ketergantungan. dari satu kelas ke kelas yang lain, mencoba berbagi ilmu. kyoto, osaka, tokyo, serasa makin dekat.
menepis segala kerinduan yang semakin hari semakin membandel. wajah kalian.
kalian yang mengajariku untuk bekerja keras, untuk berbuat lebih di atas rata- rata. 
keputusan ini semoga menjadi bukti nyata akan keseriusan ingin membalas jasa kalian.

siapa yang  tak ingin duduk bermanja bersama orang yang dikasihi? siapa yang tak ingin selalu memberi keceriaan dalam rumah? siapa yang tak ingin menyediakan sarapan pagi, makan siang, makan malam, air hangat, ? siapa yang tak ingin selalu melihat orang yang dicintainya???? ku yakin tak seorang pun yang tak ingin. 
sedikit mencoba menahan rasa ini, sedikit lagi. kan kutunaiakn itu semua, tapi bukan sekarang. aku belum yakin untuk bisa memberikan kebahagiaan yang sebenarnya. menuruti rasa ini di saat sekarang hanya amemperkerdil diri sendiri. berlama- lama di comfortable zone, hanya akan menyisakan beribu penyesalan di akhirnya. 
tidak mengapa jika melihat mereka bisa melakukannya sekarang. tak mengapa jika hanya bisa menjadi penonton sekarang. tak mengapa jika mereka menganggap proses ini terlalu panjang. tak mengapa jika hati tak jarang berontak, menemuinya.
sabar. menjamu beberapa masalah yang semakin mengokohkan diri. ku yakin ini juga yang kalian rasakan di sana. karena ku yakin akan misi mulia ini, maka ku kan bertahan. doa  adalah penyambung rasa kita.
aku.
rindu. 
namun,

izinkan aku melangkah.
(29/11san)

Nov 23, 2011

Ruhiyah OK: Solusi Cerdas Mengatasi Problematika Dakwah Kampus

Kitakah yang mengaku sebagai kader dakwah? Sosok yang katanya seorang pengikut pemahaman salafus shalih? Layakkah kita?

Mari coba perhatikan waktu kita!
Cukupkah kita berikan untuk membaca Al Qur’an? Adakah kita berikan untuk sedikit mengkaji kitab2 para ulama? Dan pernahkah kita luangkan untuk mengikuti kajian2 Islami? Seberapa besar komitmen kita untuk hadir di acara pegajian rutin kita?

Coba kita bandingkan dengan maksimalnya waktu yang kita berikan untuk duduk di depan komputer  seraya ber-facebook ria dengan content yang kurang jelas. Begitu komitmennya kita untuk setia di depannya pada jam- jam tertentu. Bolehlah kita bandingkan dengan cukup luangnya waktu yang kita berikan untuk bercengkerama sesama kita- aktivis dakwah- dengan nilai manfaat yang sangat minim. Bandingkan pula dengan begitu maksimalnya waktu yang kita berikan untuk sebuah agenda dakwah yang serasa ‘kering’. Hingga kepada ketikan2 teks dalam bentuk pesan singkat (SMS) yang seringkali melalaikan kita untuk sedikit berlama- lama berzikir usai shalat didirikan.

Tidak hanya itu, kita bahkan kadang lebih memilih untuk berlama- lama membicarakan satu problema yang menimpa seorang kader (walau pada awalnya hanya ingin memberi sebuah solusi, namun berujung sesal dengan habisnya waktu tanpa sebuah peyelesaian) dibandingkan dengan berdiam diri dan berpikir, merenung.. Kita juga terlau sibuk dengan berbagai agenda dakwah, walau beberapa dari kita tidak paham apa esensi dari kegiatan itu. 

Intinya apa? Kita tampaknya lebih menjaga manusia daripada Sang Pencipta.
Akibatnya? 

Mari perhatikan kondisi kita saat ini. Saat dimana seharusnya tauhid kita sudah benar, namun ternyata urusan basic ini juga masih berantakan. Kurangnya ilmu yang kita miliki menjadikan kita berbuat tanpa arahan yang jelas. Maraknya agenda dakwah yang kita tekuni ternyata belum juga melahirkan lulusan2 yang dapat diandalkan. Agenda2 dakwah serasa bergerak tanpa ruh, layaknya seorang manusia yang tidak punya tujuan hidup. Hanya berjalan mengikut arus tanpa ada alas an kenapa harus itu hingga tidak ada komitmen. Terombang- ambing. 

Sungguh kutipan ayat ini begitu mengena dengan kondisi kita saat ini. “Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. al-’Ashr : 1-3).
Akhi wa ukhti fillah,semoga Allah menjaga diriku dan dirim.

Waktu yang Allah berikan kepada kita merupakan nikmat yang sangat agung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua buah nikmat yang kebanyakan manusia terpedaya karena tidak bisa menggunakan keduanya dengan baik, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari). Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, “Hai anak Adam, sesungguhnya kamu adalah kumpulan perjalanan hari. Setiap kali hari berlalu maka lenyaplah sebagian dari dirimu.” Ada orang yang mengatakan, “Waktu bagaikan pedang, kalau kamu tidak menebasnya -dengan kebaikan- maka dia akan menebasmu -dengan keburukan-.”

Betapa jauhnya kita dengan akhlak salafus shalih. Ibnu Abi Mulaikah mengatakan, “Aku berjumpa dengan tiga puluh sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka semua merasa khawatir dirinya tertimpa kemunafikan.” Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, “Seorang mukmin akan memadukan di dalam dirinya antara ihsan/perbuatan baik dengan rasa takut. Sedangkan seorang yang munafik akan memadukan di dalam dirinya antara perbuatan jelek dengan rasa aman dari tertimpa hukuman.” Allahul musta’aan!

Di manakah posisi kita wahai saudaraku! Kita menisbatkan diri sebagai seorang salafi -pengikuti pemahaman salafus shalih- namun dalam prakteknya akhlak kita sangat jauh dari apa yang diharapkan.

Saudaraku, salafuna as-shalih adalah orang-orang yang sangat pelit dengan waktunya dan paling gigih dalam menjaga lisan mereka. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Apakah mereka itu mengira bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisik-bisikan mereka? Sebenarnya Kami mendengar, dan para utusan Kami (malaikat) selalu mencatat di sisi mereka.” (QS. az-Zukhruf : 80).
Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Tidak ada kebaikan di dalam kebanyakan perbincangan mereka kecuali orang yang menyuruh bersedekah, mengajak yang ma’ruf, atau mendamaikan di antara manusia.” (QS. an-Nisa’ : 114). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah satu tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak penting baginya.” (HR. Tirmidzi, hasan). Sebagian orang bijak mengatakan, “Apabila kamu akan berbicara maka ingatlah bahwa Allah mendengar ucapanmu. Apabila kamu diam, maka ingatlah bahwa Allah juga selalu mengawasimu.” (lihat Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 152).

Diatas semua itu, apa yang kita harapkan?
Tentu saja keridhoan Allah. Tidak hanya dalam urusan pribadi namun juga urusan dakwah yang melibatkan banyak orang. Kita sangat merindukan suasana ketika para aktivis dakwah segera meyentuh Al Quran nya dibandingkan untuk membalas sms. Kita inginkan semua aktivis dakwah merasa haus ilmu sehingga dengan sendiri atau bersama- sama menghadiri pengajian2 rutin. Dan hal yang sangat kita dambakan adalah saat2 dimana agenda dakwah berjalan bersama hadirnya ruh kita. Agenda dakwah yang diiringi oleh pemahaman kita akan esensi kegiatan itu. Agenda yang tidak hanya menyisakan kepenatan yang tak berbayar akibat dari kurangnya dasar ilmu kita betapa pentingnya agenda itu dijalankan. Agenda yang tidak mentok dilakukan hanya untuk sekadar menggugurkan sebuat tuntutan: terlaksananya sebuah progja. Tentu tak se- sempit itu.

Sebagai penutup, sedikit renungan buat kita bersama.
Jadilah sebagaimana pemuda Ibrahim yang getol untuk memperjuangan tauhid dan memberantas syirik yang ada di masyarakatnya!
Jadilah sebagaimana para pemuda Kahfi yang beriman kepada Allah dan Allah pun berkenan menambahkan hidayah kepada mereka!
Jadilah sebagaimana Ali bin Abi Thalib yang sangat keras memusuhi musuh-musuh Islam yang berani melecehkan sahabat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam!
Jadilah sebagaimana para pemuda Anshar yang berlomba-lomba untuk maju ke medan jihad demi mempertahankan agamanya!
Jadilah sebagaimana Uwais al-Qarani yang sangat berbakti kepada ibunya!
Jadilah aktivis dakwah yang berbuat ikhlas dan ittiba’!
Semoga bermanfaat. (24/11san)


Nov 21, 2011

Tips Memilih Judul Skripsi

Program PPLT usai sudah. Dengan nilai yang cukup dapat dbanggakan, tampaknya tidak salah jika dikatakan bahwa semester ini adalah milik mahasiswa stambuk 2008 (tanpa sedikitpun mengurangi rasa hormat kepada kakak/ abang 2007). Hingga rasa bangga itu harus diimbangi dengan semangat untuk menyelesaikan studi yang ditunjukkan lewat semangat mengerjakan skripsi. Ya, SKRIPSI. 

Sebuah tulisan yang dirasa sebagai momok menakutkan bagi mahasiswa, satu tugas akhir yang selalu menyisakan berbagai pengalaman pahit demi meraih sebuah gelar yang telah diperjuangakn selama kurang lebih 4 tahun. Sepertinya cerita pahit penyusunan skripsi sudah terpatri kuat daam frame para mahasiswa, hingga tak ayal lagi menyebutkan kata SKRIPSI saja seolah sangat berat. Helaan nafas berat selalu mengiringi kata ini. 

Mungkin hal ini tidak begitu berlebihan melihat fakta yang ada di lapangan. Bagaimana tidak, para mahasiswa yang sedang menyusun skripsi memang menemukan berbagai rintangan dalam merampungkan tulisan ini. Bahkan tidak jarang mereka sampai berkutat lama sekali dalam urusan yang satu ini: Penentuan Judul.
Nah, melihat realita tersebut perlu adanya sebuah perhatian khusus akan bagaimana caranya para mahasiswa mampu menemukan judul yang baik serta mendapat persetujuan dosen pembimbing. Berikut ini adalah beberapa tips memilih judul skripsi secara umum untuk semua jurusan.
1. Pilh judul yang menarik menurut Anda serta dosen pembmbing. Hal ini akan mempermudah konsultasi Anda dengan dosen pembimbing.
2. Pilih judul sesuai dengan minat, kemampuan serta prospek masa depan sesuai jurusan Anda.
3. Pilih judul yang memiliki banyak referensi atau mudah dicari di internet atau sumber lainnya. Hal ini akan mempermudah Anda dalam pengumpulan data.
4. Carilah beberapa contoh judul skripsi sesuai dengan yang tertera pada tips 1-3 memalui internet. Misalnya: judul skripsi bahasa Inggris tentang writing skill. (Tulisan merah bisa diganti sesuai dengan minat, bakat, serta jurusan Anda).
5. Lakukanlah survei berkaitan dengan judul tersebut. Hal ini akan membantu Anda menentukan tingkat kesulitan judul yang dibuat.
6. Tentukanlah jenis skripsi yang akan Anda buat. Dalam hal ini terkait dengan media yang akan digunakan. Alangkah lebih baik jika Anda menambahkan beberapa kata kunci berbahasa Inggris walaupun Anda bukan jurusan bahasa Inggris.
7. Susunlah kata- kata yang membentuk judul yang menarik melalui langkah- langkah di atas. Hal ini akan meyakinkan dosen pembimbing bahwa tulisan ini memang layak untuk diteliti.

Saatnya mencintai skripsi dan prosesnya. Semoga bermanfaat! (22/11san)

*dedicated to: me, myself 

Nov 17, 2011

Dakwah Kampus, We're Coming

Waaahh, Assalamu'alaikum..apa kabar kakanda??? Iiiih, rindu laaa.  Dah siap kakak PPL kan, boleh la ntar ikut syuro X,  besok ba'da zuhur training Y, dan ba'da asar nya syuro Z... Hmmm, kakak di Medan aja kan? Ahad ni kita ada kegiatan W diikuti oleh bla..  bla ... bla...
Hihihi, yang ditanya hanya bisa cengar cengir tanpa ada kejelasan. Kehadiran ke Medan tidak lain tidak bukan hanya untuk menyelesaikan laporan, eh malah ditodong banyak pertanyaan. Mantappp :)

Dakwah Kampus, We're Coming. Alhamdulillah program PPLT Unimed 2011 sudah berakhir menyisakan berjuta pengalaman menarik. Bagaimana tidak, program yang hanya selama 3 bulan ini cukup menuntun kita utuk menjadi guru profesional. Apalagi jika kawan- kawan ditempatkan di sekolah yang benar- benar bermutu  (seperti sekolah kami, luarbiasa disiplin). Bagi mereka yang mau belajar tentu saja ini menjadi lahan percobaan sebelum memasuki dunia mengajar sesungguhnya. Program ini tidak selesai bersamaan di semua daerah dikarenakan berbagai hal. Salah satu penyebabnya adalah perbedaan masa libur ketika bulan Ramadhan. Sebagian sekolah hanya libur pada saat penyembutan saja, sehingga mreka sudah selesai di bulan November (Siantar, red). Namun sebagian lagi memiliki hari libur hampir sebulan penuh, jadi wajar jika PPL mereka berakhir sedikit lambat. Yaa, hanya sekilas info.

Berakhirnya masa PPLT bukan berarti semua urusan sudah selesai. Berakhirnya masa bakti di sekolah PPL akan dilanjutkan dengan penyelesaian laporan- laporan yang haus diserahkan ke UPPL Unimed. Dan kamu tahu, berapa lama harus menyelesaikan itu?? Huppp, tak perlu dibahas. Intinya good teamwork harus bsa dibangun sejak awal hingga akhir.(big thanks for all my PPL friends in SMK Swasta Teladan PS, unity is ours. hingga larut malam menyelesaikan laporan akhir demi mendapatkan hak kita, A. ckckck)

Hingga kita kembali ke kampus, melanjutkan urusan kita yang sudah lama ditinggalkan (sengaja ditinggalkan). Hari pertama melangkahkan kaki di kampus hijau kembali, tepatnya Mesjid Kampus. Huupp, masih seperti yang dulu. Damai. Satu hal yang sangat dirindukan : senyum, sapa, salam, cipika-ki. Weeewh, dah lama sangat tak sehangat ini. Senang bisa kembali bergabung dengan kawan2, para aktivis dakwah kampus. Luarbiasa memang kalian, mampu menghadirkan semangat dahsyat yang lama terhambat. Menemukan kalian yang begitu semangat ingin berdakwah, seolah mengejek kami yang sedikit terheran- heran dengan perkembangan kalian. Ya, kami kembali. Ingin kembali bersama meniti jalan ini, walau kami tak pasti apakah kami bakal mampu mengejar ketertinggalan itu. Hanya butuh arahan kalian saja, dan temukan gerbakan kami. (hihi)

Bahagia melihat kalian yang begitu antusias menjalankan amanah ini di tengah problema yang pasti selalu menghampiri. Ditengah kesibukan perkuliahan, masih saja kalian sempatkan untuk berkunjung ke mesjid tercinta, bahkan sampai sore. Hal ini juga yang menjadikan kami merasa tak pantas untuk meninggalkan urusan ini dan fokus di penyelesaian tugas akhir. Karena kami juga ingin menabur banyak benih kebaikan hingga kami kan menuainya seperti janji Nya yang tertuang dalam Al Quran Kareem.

Dakwah kampus, we are coming. Akan kami torehkan kembali berbagai perjuangan hingga kami layak disebut menjadi hamba- Nya  yang selalu menebar kebaikan. (18/11san)


*dedicated to all my friends in cHampion cycLe..
kembalilah dalam keadaan selamat karena banyak hal yang harus kita selamatkan di sini. Keep Istiqomah, ukhti fillah :)

Nov 16, 2011

Be Honest, Be Confident!


Be Honest, Be Confident! Jujur adalah barang mahal. Tiada wujudnya, hanya efek yang luarbiasa yang kan terlihat. Kejujuran menjadi sesuatu yang sangat berharga ditengah zaman seperti ini, saat dimana orang- orang begitu mendambakan kesuksesan dan kebahagiaan hingga harus melakukan berbagai cara. Tak masalah ia halal atau tidak. Hingga kejujuran tergadaikan demi sejumlah uang, satu peluang pekerjaan. Seolah kujujuran tdak lagi 'barang' yag dijunjung tinggi seperti halnya pada zaman Rasulullah. Jelas, ia sangat mahal hari ini.

Mari kita perhatikan kisah kejujuran yang ditunjukkan seorang anak kecil ditengah kerasnya hidup di padang pasir. Abdullah bin Mas'ud.
Ia adalah seorang penggembala yang cukup dikenal dengan kejujurannya. Suatu hari, dia sedang menggembala kambing- kambing milik tuannya di sebuah padang rumput yang luas. Tampak kambnig- kambing yang gemuk dan sehat sedang menikmati santapannya ditemani si penggambala. Lalu datanglah Rasulullah beserta Abu Bakar yang kebetulan lewat dalam keadaan lelah dan haus. Mereka meminta Isi penggembala agar memerah kambingnya dan memberi susu untuk mereka. Namun apa jawab di anak kecil tadi?
"Memang susu itu ada, tapi ia bukan milikku. Aku hanyalah seorang penggembal yang dminta untuk mengurus kambng- kambing milik tuanku.", jawab si anak dengan tegasnya.

Rasullah dan Abu Bakar terkesima. Seorang anak kecil yang belum memeluk agama Islam namun pribadinya sudah sangat dengan nilai- nilai keislaman. Mendengar hal itu, Rasulullah mendekati seekor kambing kecil yang belum mengeluarkan susu. Beliau mengusap putingnya seraya mengucap basmalah. Subhanallah, mukjizat terjadi. Kambing tersebut mengeluarkan susu dengan derasnya sehingga haus mereka hilang dengan meminum susu yag berkah itu. Singkat cerita, si anak kecil itu menjadi orang ke- enam yang memeluk agama Islam. Rasulullah membimbing dia hingga menjadi muslim yang benar- benar paham akan agamanya. 

Kisah tersebut hanya satu dari sekian banyak kisah kejujuran inspiratif yang ditunjukkan oleh mereka pada zaman Rasululah. Bagaimana dengan kta saat ini? Mari kita kaitkan dengan profesi kita sebagai seorang mahasiswa  yang hampr tiap hari dihadapkan pada situasi yang menuntut kejujuran.
Sebut saja mengerjakan tugas. Hal yang sering ditemukan, banyak mahasiswa (termasuk siswa di lokasi PPL: red) yang tidak yakin dengan kemampuannya. 

Begtu dalamnya makna kejujuran hingga digabarkan dalam bait berikut:
Kejujuran adalah satu keharusan atasmu
Walaupun dirimu terbakar oleh panasnya janji
Carilah olehmu keridhaan al-Maula
Celakalah orang yang membuat murka Allah dan mencari ridho manusia 

Al-Qur'an menyebutkan sifat jujur dalam banyak ayat serta menganjurkan kepada
kejujuran, dan bahwa ia merupakan buah dari ikhlas dan takwa. Di antara
ayat-ayat tersebut adalah:
1. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, "Hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.
E(QS. At-Taubah:119)
Maksudnya ialah; "Jadilah kalian semua bersama dengan orang-orang yang jujur
dalam ucapan mereka, dalam perbuatan dan segala keadaan mereka. Mereka adalah
orang-orang yang yang ucapannya jujur, perbuatannya dan keadaannya tiada lain
kecuali kejujuran semata, bebas dari kemalasan, kebosanan, selamat dari
tujuan-tujuan yang buruk, dan selalu memuat keikhlasan dan niat yang baik.
(Tafsir Ibnu Sa’di hal 355)

2. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, "Supaya Allah memberikan balasan
kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya." (QS. al-Ahzab:24)
Yakni mereka memperoleh semua itu dengan sebab kejujuran mereka dalam ucapan,
keadaan dan interaksi mereka dengan Allah subhanahu wata’ala, serta kesesuaian
mereka antara lahir dengan batinnya.( Tafsir Ibnu Sa’di hal 661)

3. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, "Allah berfirman, "Ini adalah suatu
hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka." (QS.
al-Maidah:119)
Kejujuran mereka ketika di dunia akan memberikan manfaat kepada mereka di hari
Kiamat. Dan tidak ada sesuatu yang bermanfaat bagi seorang hamba pada hari
Kiamat serta tidak ada yang menyelamatkannya dari adzab Allah kecuali
kejujuran.

4. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, "Dan gembirakanlah orang-orang
beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi (qadama shidqin) di sisi
Rabb mereka." (QS.Yunus:2)
Maksudnya yaitu keimanan yang benar (jujur), bahwasannya mereka kelak akan
mendapatkan "qadama shidqin" yakni balasan yang tak terhingga, pahala yang amat
banyak di sisi Rabb mereka dengan sebab apa yang dulu pernah mereka lakukan
berupa amal shalih dan kebenaran (jujur). (Tafsir Ibnu Sa’di hal 661)

Ibnu Abbas z berkata, "Qadama shiqin" maknanya adalah rumah kejujuran (di
surga, red)," dan diriwayatkan darinya juga, "Pahala yang baik karena perbuatan
mereka dahulu (di dunia) yang baik." (Al-JamiELiahkamil Qur’an 8/306)

5. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, "Dan orang yang membawa kebenaran
(Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.E(QS.
Az-Zumar:33)
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Kejujuran saja belum cukup bagimu,
bahkan merupakan keharusan untuk membenarkan (mempercayai) orang-orang yang
jujur. Amat banyak manusia yang jujur namun dia menolak untuk membenarkan
(mempercayai) orang lain yang jujur, entah karena sombong atau karena hasad
atau selain keduanya." (Madarij as-Salikin 1/306)

6. Allah subhanahu wata’ala menyifati Diri-Nya dengan kejujuran dan kebenaran,
sebagaimana firman-Nya artinya, "Katakanlah, "Benarlah (apa yang difirmankan)
Allah". (QS. Ali Imran:95). Dan juga firman-Nya, "Dan siapakah yang lebih benar
perkataan(nya) daripada Allah." (QS. An-Nisa':87) 

Kejujuran akan memeberi kekuatan besar kepada kita untukberbuat sesuatu. Ia akan meghadirkan keberanian diri yang tidak terpikirkan sebelumnya. Ia abagai magnet yang mampu menarik energi- energi positif dalam diri.Tidak akan ada galau, risau. Semua akan berjalan sebagaiamna mestinyanya ketika kejujuran dikedepankan. Bukan hanya di dunia manfaatnya, bahkan akan dapat jauh lebih banyak di akhirat nanti. Nah, kan. Betapa cintanya Allah sama mereka yang jujur. Dan perhatikan, berbagai kenikmatan diperoleh oleh mereka yang jujur. Coba dan buktikan! (17/11san)

Nov 2, 2011

Dilema Sang Guru

“Minggu depan kita ujian”, kata sang guru.
“Wiiih, cepat kali Bu. Ujian ujian aja pun, gerutu seorang siswa.
“Wokkeh, Bu! Mulai dari mana?”, timpal yang lain dengan penuh semangat.
“Bab 3-5 dan dipelajari juga tentang bla bla bla…..”, sambung sang guru.
Dan berikut kisi- kisi soal untuk ujian minggu depan.
********************************************************************************

Dan ujian pun dimulai. Murni harapannya, tidak ada yang curang. Berbagai strategi dilakukan oleh sang guru demi hasil yang memuaskan. Materi sudah diajarkan berulang kali, latihan sudah diberikan, dan saat ini menentukan apakah senyum2 , joke ringan, marah2an, jengkel2an, yang selama ini hadir ketika KBM, berakhir baik atau tidak. Saat ini akan menentukan apakah janji yang terucap ketika pemberian hukuman benar2 terlaksana: belajar dengan rajin.

Pengawasan yang ketat, pemberian kartu merah, hingga pengadaan razia buku dilakukan. So far so good. Hingga di sepuluh menit terakhir, siswa mulai terlihat kasak kusuk. Tidak jauh beda dengan apa  yang terjadi beberapa tahun lalu saat masih sekolah.
“Well, 5 minutes left,” ingat sang guru sambil berjalan mengitari kelas.
“Iiiiiih, cepat kali Bu,” tukas beberapa siswa seraya mengambil kesempatan untuk meminta bantuan kepada temannya.
“Sssstttt, will I give you a red card??”, Tanya sang guru.
Senyap…
Sang guru bingung. Apakah memang siswa tidak mampu menjawab pertanyaan atau hanya merasa kurang percaya diri dengan apa yang sudah dijawabnya.
Time’s up!

Beberapa bernafas lega, tidak sedikit yang mengepalkan tangannya, dan ramai yang menundukkan kepadanya ke meja.
Kasian mereka. Tidak bermaksud untuk menghukum kalian dengan ujian seperti ini, dear. Hanya ingin membentuk kalian menjadi sosok yang cerdas dan soleh :)

Satu persatu kertas ujian diperiksa. Hampir setengah, namun belum menemukan hasil yang memuaskan. Goresan angka 100 bahkan nyaris tidak mungkin hadir. 90? Mungkin.
Lagi- lagi, belum juga menemukan. Bahkan 90 pun tidak. Nyaris tumbang. Semangat!! Akhirnya ditemukan yang dicari. Angka2 indah itu ternyata mampu digoreskan walau berat. Yaaah, berat. Tidak nyangka.
Dan yang lain, apa yang akan dilakukan ?? Ujian2 ulangan yang dibuat juga tidak mampu membantu. Dimana yang harus diperbaiki?

Apakah siswa memang tidak mengerti, atau suasana ujian yang terlalu tegang?? Haruskah sang guru mengangkat nilai siswa hingga mencapai standart?
Beginilah dilemma sang guru. Ketika dihadapkan pada dua situasi yang sulit baginya untuk memutuskan. Apakah nilai siswa akan dibiarkan begitu saja, atau haruskah ada penambahan nilai untuk siswa???
What do you think???
Satu hal yang perlu dipahami bersama, nilai tidak hanya dilihat dari hasil ujian ataupun tugas, namun nilai seorang siswa lebih pada kualitas diri mereka. Sikap dan perilaku. Ingat, ada kognitif, afektif, dan psikomotorik yang selama ini mungkin sedikit terabaikan.
Semoga bermanfaat. (03/11san)


*Dedicated to all my friends in cHampion cycLe

 
Baca Juga:
Langganan
Get It