September, 2014

Fokus pada Impian, Setia pada Proses, Bayar harga di Awal_ __Untukmu; Ayah, Ibu__ 090111/san

Man Jadda wa Jadda. Zhelayu Uspekha!

"Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?(QS. Al Qashash: 60)

Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?

QS. Ar Rahman: 13

Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan. (QS. Yusuf: 55)

“Maka Bersabarlah Dengan Sabar Yang Baik, sesungguhnya mereka memandang siksaaan itu mustahil. Sedangkan Kami memandangnya mungkin terjadi. (Al-Maarij : 5-7)

“Hadapilah dengan senyuman. Selamat bahagia!

“Masalah Palestina bukan hanya masalah bangsa Palestina dan bangsa Arab saja. Tetapi masalah seluruh umat Islam, bahkan masalah kemanusiaan secara keseluruhan. Atas dasar pandangan aqidah inilah seluruh umat Islam wajib memahami kondisi dan permasalahan Palestina.

“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.”

(Q.S At Taubah: 44)

“Berkata Musa, ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara aku dan orang-orang yang fasik itu."

Q.S Al Maidah; 25

““ Lailaha illa anta subhanaka inni kuntum minadh dholimin “ Artinya : Tidak ada Tuhan Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku orang yang dholim "

(al anbiya;87)

““ Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang – orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhanku perkenankanlah doaku , ya Tuhanku beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan seluruh orang mukmin, pada hari terjadinya hisab. "

Wanita adalah perhiasan. Dan sebaik- baik perhiasan adalah WANITA SHOLEHAH

HR. Muslim

"Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya."

HR. Tirmidzi

"Wanita yang didunianya solehah akan menjadi cahaya bagi keluarganya, melahirkan keturunan yang baik dan jika wafat di akhirat akan menjadi bidadari."

Wanita solehah merupakan penentram batin, menjadi penguat semangat berjuang suami, semangat ibadah suami. Suami yakin tidak akan dikhianati, kalau ditatap benar-benar menyejukkan qolbu, kalau berbicara tutur katanya menentramkan batin, tidak ada keraguan terhadap sikapnya.

Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?

QS. Ar Rahman: 13

Oct 26, 2011

Guru: Intropeksi Diri, Itu Lebih Baik

Guru:Intropeksi Diri, Itu Lebih Baik. Seorang guru adalah cermin. Apa yang kita tampilkan, itu yang akan kita lihat. Dari diskusi via SMS bersama sohib saya di seberang sana, ada satu nasihat kecil yang menjadi kesimpulan. Guru perlu intropeksi diri.
Seorang guru berharap suatu hal yang baik akan dilakukan oleh siswanya. Tentu saja semua guru ingin seperti itu. Kehadiran siswa yang menunjukkan sikap baik dan prestasi yang baik akan menjadi harapan besar setiap guru. Harapan itu tentunya tidak akan dapat terwujud dengan instan, butuh proses.

Namun pada kenyataannya, ia tidak terjadi seperti yang kita harapkan. bahkan kadang ia jauh bertolak belakang dengan semua yang kita impikan. Siswa yang bersikap buruk dan prestasi yang tidak pernah mereka tunjukkan adalah kondisi yang sering kita temukan. Lantas, apa tindakan kita? Akankah kondisi ini kita biarkan yang hingga akhirnya harapan kita itu tidak bisa terwujud? Saya pikir kita dalah para guru/ calon guru yang mulia. Guru yang mulia akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengubah situasi ini dan mewujudkan harapannya. But how??

Satu fenomena buruk yang sering ditemukan di lapangan adalah seorang guru yang berharap terlalu besar terhadap siswanya walaupun dia belum memberikan apa2 untuk mereka. Siswa yang mencontek ketika ujian, membuat kebisingan di dalam kelas, tidak mengerjakan PR, dan hal2 buruk lainnya yang sering dilakukan oleh siswa seolah sudah menjadi santapan segar para guru. Dalam hal ini, tentu saja seorang guru berharap agar keadaan itu berbalik 180 derajat. Yang ia inginkan adalah siswa yang taat pada peraturan sekolah dan menjalankan kewajibannya dengan baik. Namun apa yang telah dilakukannya untuk mencapai hal tersebut? Nothing.

Dia hanya menjalankan kewajibannya sebagai seorang guru setengah utuh yang hanya berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan. Tidak lebih. Padahal yang kita harapkan adalah sosok guru yang memang benar2 paham akan peran mereka sesungguhnya. Tentang hakikat guru, bisa dibaca di sini

Kesalahan- kesalahan yang dilakkukan oleh siswa ternyata tidak terpisahkan dengan kesalahan kita, baik dalam mengajar ataupun dalam kehgiatan sehari- hari. Dalam hal ini, kta tidak boleh menyalahkan siswa sepenuhnya karena pada dasarnya guru dan siswa adalah satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan. Cobalah untuk intropeksi diri. Are you ready?? 

Siswa yang terlambat mungkin saja akibat ulah kita juga yang mungkin tidak sengaja mengulur- ulur waktu untuk masuk kelas, siswa yang tidak melaksanakan piket mungkin saja akibat kelalaian kita yang tidak menghargai kerja mereka, siswa yang membuat keributan di kelas mungkin saja akibat kurangnya perhatian kita, siswa yang tidak mengerjakan PR mungkin saja akibat ketidaksengajaan kita yang tidak membeerikan hukuman apapun bagi siswa yang sebelumnya sudah membuat kesalahan yang sama sehingga kesalahan itu terulang kembali, dan banyak lagi intropeksi2 yang perlu kita lakukan dalam menjalankan profesi yag mulia ini.

Berbagai permasalahan yang kita temui di lapangan semoga bisa semakin mendewasakan kita dalam memikul amanah yang cukup penting ini. Untuk itu, diperlukan kelapangan hati kita serta kesediaan untuk mengakui kelemahan diri kita demi terwujudnya harapan kita. Intropeksi diri tidak akan membuat kita semakin kecil, malah ia akan membuat kita semakin luarbisa dengan berbaia perbaikan2 yang kita temukan dari kelapangan hati kita. Semoga bermanfaat. (26/10san)


*dedicated to all teachers and cHampion cycLe'er

Oct 24, 2011

Guru: Siapa Kita???

Selama ini mungkin sebagian besar para guru hanya bertanya tentang:
-          Materi apa yang akan diajarkan?
-          Apa tujuan pembelajaran?
-          Kepada siapa materi itu diberikan?
Namun sangat jarang atau bahkan tidak pernah untuk bertanya:
-          Siapa yang akan mengajarkan materi itu????
Nah, apa perlunya menanyakan hal itu?

Guru: Siapa Kita??? Seorang guru adalah seorang model. Ya, itu yang baru kudengar dari salah seorang calon guru. Model yang berarti ia akan menjadi panutan bagi siswa. Dengan kata lain, keberhasilan guru dalam memberikan contoh yang baik akan memberi pengaruh besar terhadap keberhasilan siswa.
Siapa kita??? Ini perlu kita renungi bersama.

Saat kita pribadi belum paham siapa kita, maka akan sulit bagi kita untuk menunjukkan sikap seperti apa kepada siswa kita. Menyadari akan hakikat kita sebenarnya akan memimpin kita untuk berlaku seperti apa nantinya di depan siswa. Pemahaman akan diri pribadi akan mengantarkan kita untuk berbuat ssesuaatu seperti kepahaman kita akan diri kita. Bingung?? That’s what I want :)

Seorang guru yang menyadari  bahwa dia adalah teman belajar bagi siswa akan berbeda dengan guru yang menganggap dirinya adalah seorang pemimpin. Dari kedua mereka, tentu saja akan melahirkan tindakan yang berbeda satu sama lain.

Guru yang pertama akan berusaha bagaimana agar siswa menerrimanya seperti apa yang diharapkannya demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dia akan berupaya agar siswa mengetahui bahwa dirinya terbuka dan siap untuk mengambil peran dalam keberhasilan siswa. Sedangkan guru yang kedua, dia hanya akan mengambil peran sebagai pemimpin tanpa memberikan kesediaan hati untuk menerima siswa serta mengambil peran dalam kejiwaan siswa. Artinya dia hanya  bekerja sesuai tuntutan atau kita kenal dengan sekedar menyelesaikan sebuah kewajiban. Tidak lebih.

Dari kedua kondisi dia atas, tentu ada perbedaan yang bisa kita perhatikan. Perbedaan yang mungkin masing- masing memilliki kelebihan, namun pastinya ada satu kondisi yang mmemiliki nilai lebih dibandingkan yang lain.

Ketika kita mampu menentukan siapa diri kita, ia akan menuntun langkah kita untuk bersikap seperti apa. Satu hal, mengajar bukan hanya sekedar menyelesaikan sebuah kewajiban. Namun lebih pada pemahaman akan hakikat guru yang sebenarnya. Kepada semua guru/ calon guru, SIAPA KITA???(25/10san)

*dedicated to: all my friends in cHampion cycLe

Oct 19, 2011

Everyday is Special Day

Bangun pagi, tahajud (kalo sempat), siap2  solat subuh, siap2 sekolah, dan go!!!
Sampai di sekolah,
Ngajar, piket, nyiapkan semua keperlluan ngajar dan hal lainnya yang Nampak kecil namun berakibat fatal jika ditinggalkan.
Sesampai di rumah,
Solat maghrib, indomie telur kerupuk, solat isya, siap2 tuk esok hari, go to bed.
Pagi,, siang,, malam,, demikian seterusnya.
Hingga hari Ahad tiba. Hari yang sangat special buat kami, para calon guru professional. Insya Allah.
Walau sebenarnya: Everyday is Special Day

Tak sedikit yang mengeluh, banyak yang mengumpat.  Kegiatan2 ini seolah menjadi rutinitas yang memenjarakan. Ahhhh, semoga saja diri kita tidak ikut, kawan.

Tidak jauh berbeda dari kawan di seberang. Berharap dan menanti akhir dari program ini. Seolah sudah tidak tahan dengan berbagai peraturan serta aktivitas yang menjemukan. Hingga beberapa dari mereka menghindar untuk sebuah kewajiban dengan berbagai alasan. Dimanakah semangat kita yang dahulu??? I do not see it anymore. Tidak panatas kawan, kita ini orang terpelajar. Tanggung- jawab ya harus dilaksanakan sepenuh hati. Bukan dengan umpatan maupun kecaman. Engkau lihat hasilnya kan, tidak akan maksimal.

Kawan, taukah engkau betapa berharganya setiap detik waktu? Waktu yang Allah berikan hari ini kepada kita ternyata akan dipertanggungjawabkan di hadapanNya. Seberapa cerdas kita memanfaatkan waktu itu. Yang kita harapkan adalah keadaan yang terbaik yang kita sajikan untuk dilaporkan.

Kawan,setiap hari adalah istimewa. Mengapa? Ya, karena kita akan menemukan sesuatu yang istimewa di setiap hari ini. Mungkin sebagian kita belum percaya karena belum pernah mengalaminya. Bukan mengalami, tepatnya menyadarinya. Kita belum meenyadari bahwa hal yang kita alami hari inia dalah istimewa.

Setiap kejadian adalah istimewa. Ya, tergantung bagaimana kita memaknai setiap kejadian itu. Bisa jadi sesuatu yang bagi orang lain tidak ada apa2 nya, namun bagi kita yang merasakannya cukup bermakna. Dan sebaliknya, bisa saja sesuatu yang bagi kita tidak ada apa- apanya namun bagi orang lain sangat bermakna. Artinya semua itu tergantung pada cara pandang kita terhadap satu peristiwa. Kecerdasan untuk memahami suatu peristiwa adalah kecerdasan yang sangat diperlukan dewasa ini.

Saat kita sudah mampu memaknai setiap keadaan dengan baik, maka setiap waktu itu adalah istimewa. Tidak berbeda dengan rutinitas kita kali ini. Rutinitas yang mungkin bagi mayoritas kita cukup melelahkan da menjemukan, namun ada sekelompok kecil mereka yang merasa rutinitas ini adalah saat2 yang paling berharga dalam hidupnya. Mengapa bisa demikian?

Yaps, kembali pada pemahaman kita tadi. Bahwa setiap peristiwa itu adalah istimewa namun tak banyak yang bisa merasakan keistimewaannya. Oleh karena itu, diperlukan pola pikir yang baik dalam memaknai satu peristiwa dimana yang kita gunakan adalah kecerdasan memaknai. semoga bermanfaat. Have a nice day!(20/10san)


*dedicated to all my friends in 'cHampion cycLe'

Oct 5, 2011

Madinah: Base Camp Sementara Jemaah Haji Indonesia

 Madinah: Base Camp Sementara Jemaah Haji Indonesia. Para jemaah haji Indonesia berpusat di Madiah sebelum keberangkatan ke Mekah. Sebanyak 67.000 jemaah haji melaksanakan ibadah di Madinah sembari menunggu para jemaah lainnya untuk mengadakan perjalanan menuju Mekah pada tanggal 11 Oktober 2011. Tentu saja kesempatan ini tidak disia- siakan oleh mereka untuk memperbanyak ibadah serta amalan lainnya yang tidak terlalu menguras banyak tenaga.

"Hingga 11 Oktober 154 kloter (kelompok terbang) atau sekitar 67.500 jemaah Indonesia berkumpul di Madinah. Lalu mulai 11 Oktober pula jemaah yang sudah 8-9 hari di Madinah mulai bergerak ke Mekkah," kata Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Madinah Akhmad Jauhari di Kantor Misi Haji Indonesia, Madinah, Arab Saudi, Selasa.

Diperkirakan para jamaah haji dari berbagai negara di Timur tengah akan tiba di Madinah sekitar tanggal 11 Oktober 2011. Oleh karena itu, para jemaah haji Indonesia akan menuju Mekah di saat Madinah dipadati oleh jemaah haji dari negara lain.

Kepala Seksi Kesehatan Haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Madinah Subagyo menghimbau agar jemaah haji Indonesia agar menjadikan masa tinggal di Madinah selama 8-9 hari untuk proses pemulihan (recovery) kebugaran fisik. Itu mutlak perlu untuk menghadapi rangkaian prosesi ibadah haji, terutama di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina) yang banyak menguras stamina dan daya tahan fisik.

"Jamaah jangan asal menggebu-gebu banyak melakukan aktivitas ibadah selama berada di Madinah. Harus perhitungan juga kesiapan fisik karena target sebenarnya ibadah haji adalah di Arafah nanti," kata Subagyo.

Untuk kesehatan, Kepala PPIH Daerah Kerja (Daker) Mekah Aryad Hidayat mengatakan bahwa panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menjalin kerja sama dengan tujuh rumah sakit di Mekah, antara lain RS King Abdul Azis, RS Zahir, RS Syisa, RS Hera, RS Wiladah, juga RS Nur.

 PPIH sendiri sudah menyiapkan sejumlah dokter spesialis di tiap daker. Namun karena keterbatasan alat untuk memberikan perawatan lanjutan, jemaah kelompok risti yang jatuh sakit lantas dirujuk dirawat di rumah sakit- rumah sakit di Arab Saudi yang menjadi mitra kerja sama PPIH.

Kerjasama yang baik ini diharapkan berjalan dengan baik hingga para jemaah haji dapat selalu fit dalam menjalankan rangkaian ibadah haji hingga tiba ke tanah air. Demikian kabar dari tanah suci. Nantikan kabar berikutnya. Semoga bermanfaat. (06/10san)

*dedicated to: Mom 'n Dad
#perjalanan haji adalah perjalanan suci#

Oct 3, 2011

Amanah dan Tanggungjawab: Masa Mandiri PPLT UNIMED 2011

Amanah dan Tanggungjawab: Masa Mandiri PPLT UNIMED 2011. Mulai minggu ini, mahasiswa PPLT Unimed 2011 memasuki Masa Mandiri. Ya, setelah kurang lebih satu bulan masa terbimbing akhirnya para calon guru diberikan hak untuk mengajar di depan kelas tanpa pengawasan guru pamong dari belakang. Gembira?? Pasti. Akhirnya kita bebas berekspresi. Hmmm, tidak hanya itu. Kita juga punya kesempatan untuk melakukan sesuatu ‘sekehendak’ kita. Masa terbimbing yang telah berjalan  diharapkan mampu menghasilkan calon guru yang kompeten dan layak untuk mengajar di depan kelas.

Seperti apa kita menganggapi ini??
Sebetulnya ada hal penting yag harus kita perhatikan di sini. Mengajar di depan kelas tanpa ada bimbingan dari guru pamong merupakan satu tantangan besar bagi kita. Artinya da tanggung jawab besar yang kita emban yang lebih besar dari yang sebelumnya.

Bayangkan, selama ini ketika kita mengajar dan ada kesalahan dalam materi atau cara penyampaian kita, tentu saja ada bimbinngan dan arahan langsung dari guru pamong. Namun saat ini? Tidak. Kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjalankan itu semua. Kesalahan materi yang kita sampaikan akan menjadi kesalahan besar kita. Ia akan menjadi pertanggungjawaban yang besar di hadapan siswa, guru, dan Allah tentunya.

What’ next???
Keadaan ini patut menjadi suatu keyukuran bagi kita. Artinya kita sudah diberi kepercayaan untuk membimbing siswa dari awal pelajran hingga akhir. Menjadi sosok yang amanah dan bertanggungjawab tentu saja sangat diperlukan di masa ini. Materi ajar, teknik mengajar, serta sikap kita adalah hal yang harus menjadi perhatian khusus. Tentu erlu ada perbedaan antara antara ketika kita masih terbimbing dengan masa ini. Kerja keras yang kita tunjukkan dalam masa ini akan membentuk kita menjadi guru yang professional nantinya. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman baik akan pentingnya masa ini.
Mari pergunakan masa ini dengan maksimal! Sukses… (03/10san)

 
Baca Juga:
Langganan
Get It