September, 2014

Fokus pada Impian, Setia pada Proses, Bayar harga di Awal_ __Untukmu; Ayah, Ibu__ 090111/san

Sep 28, 2012

Anak Rohis Anti Tawuran


Tawuran antara siswa SMA 6 dan SMA 70 Jakarta Selatan,  pada Senin, 24 September 2012 kembali melukis duka dalam dunia pendidikan Indonesia. Ini bukan pertama kalinya terjadi di kedua sekolah ini. bak ibarat tradisi yang diturunkan ke setiap generasi , seolah ada permusuhan yang mendarah daging diantara siswa di sekolah ini. tahun lalu,  kondisi parahnya seorang siswa yang terlibat luka parah dan Alhamdulillah masih bisa diselamatkan. Namun tawuran kali ini tidak bisa ditolerir. Alawy Yusianto Putra,  siswa SMA 6 meninggal setelah mendapat luka tusukan di bagian dadanya. Lantas apa yang patut kita lakukan?

Menelisik dunia pendidikan kita, banyak kegonjangan di sana- sini. Tidak hanya dari kalangan siswa, namun ternyata itu juga diawali dari tindakan para guru yang dirasa kurang layak dilakukan oleh tenaga pendidik. Bagaimana mungkin seorang guru lebih memilih untuk member hukuman berupa pukulan keras daripada member I hukuman yang mendidik. Ketidakstabilan emosi dari para guru yang kemudian membawa masalah keluarga ke dunia sekolah menjadikan interaksi tidak lagi layaknya seorang anak kepada ibu/ bapak. Padahal yang kita pahami bahwa guru adalah orangtua siswa di sekolah.




Beranjak dari kondisi guru tersebut, kita kaitkan dengan pola interaksi yang dibina antara siswa dengan siswa lainnya. Hubungan yang seharusnya sudah terjalin layaknya saudara yang senasib-sepenanggungan, namun ternyata terbalik 180 derajat. Tidak ada lagi rasa saling memiliki hingga keegoan hadir dalam setiap aksi. Tawuran yang terjadi di sana- sini, dendam yang sudah mendarah- daging, hingga sekolah bukan lagi tempat pembentukan akhlak yang baik.

Miris melihat kondisi hari ini. lantas apa yang patut kita lakukan selaku oarng yang masih peduli dengan masa depan generasi penerus? Kita patut mencari latar belakang dari permasalahan yang terjadi di kalangan siswa saat ini. ada satu hal yang selama ini mungkin terlupakan oleh kita. Dunia sekolah yang hanya dianggap sebagai tempat menuntut ilmu dunia hingga melupakan sisi- sisi keagamaan (akhlak). Kemerosostan akhlak di kalangan siswa adalah awal dari lahirnya permasalahan ini. siswa yang tidak lagi sopan pada guru, siswa yang rela mengorbankan teman sendiri demi nilai yang memuaskan, hingga siswa yang merasa bahwa dial ah orang paling hebat hingga merelakan segala cara untuk mencapai apa yag dia inginkan.

Solusi
Sia- sia jika kita hanya berbicara tentang permasalahan tanpa menghadirkan sebuah solusi.  Untuk menanggapai permasalahan ini, perlu adanya pembinaan akhlak kepada siswa. Keberadaan  satu organisasi internal di lingkungan sekolah harapannya dapat dimaksimalkan fungsinya. Sebut saja Rohis/ PHBI yang menjadi pusat kegiatan keagamaan di sekolah. Peran organisasi ini patut digencarkan mengingat merosotnya akhlak dari para siswa. Peningkatan program dari orgnisasi ini perlu dipandang serius oleh para Pembina atau guru- guru agama Islam.

Siapapun yakin bahwa jika seorang anak dididik dan dibesarkan dalam nilai- nilai keagamaan yang kental, maka dirinya akan terjaga dari perbuatan buruk. Ketika shalat lima waktu sudah menjadi satu kebutuhan dan terlaksana dengan baik di kalangan siswa, maka bentuk kejahaatan akan terhindar dari mereka. Allah telah berrfirman dalam QS. 29:45, “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”. Jadi yang perlu kita lakukan adalah bagaiamana caranya agar setiap siswa mendirikan shalat lima waktu.

Rohis/ PHBI dapat dijadikan sebagai wadah untuk mengajak para siswa agar lebih dekat dengan agamanya hingga setiap kegiatannya terjaga dan jauh dari keburukan. Organisasi ini bisa memperbanyak intensitas pengajian di kalangan siswa dan melibatkan para guru yang beragama Islam. Kajian- kajian yang dibuat tentulah jauh dari apa yang selama ini diperbincangkan oleh media yang mengkaitkan organisasi islam ini dengan teroris. Banyak sudah testimoni yang mendukung bahwa mereka yang ikut dalam kegiatan Rohis/ PHBI menjadi lebih baik. Siswa yang dahulunya ogah- ogahan belajar, setelah mendapat motivasi di kegiatan Rohis/ PHBI menjadi semangat menggebu- gebu. Tidak hanya itu, banyak juga siswa yang semakin cinta kepada orangtuanya hingga tidak rela rasanya menyia- nyiakan jerih payah mereka  untuk biaya sekolah.

Fakta- fakta ini patut kita pandang dengan penuh bijaksana. Keberadaan Rohis/ PHBI ternyata mampu membendung maraknya tingkat kekerasan di kalangan siswa. Oleh karena itu, sepatutnya dinas pendidikan membantu menggiatkan Rohis/ PHBI atau organisasi Islam lainnya di sekolah di samping mata pelajaran agama yang dianggap masih kurang untuk bekal menghadapi zaman seperti ini. ketika pihak pemerintah dan sekolah bergandengan tangan meningkatkan akhlak siswa, insya Allah kejahatan- kejahatan akan berkurang. Karena sesungguhnya perbaikan akhlak adalah pondasi utama untuk sebuah kejayaan. Bukankah Rasul pun diutus ke muka bumi hanya untuk menyempurnakan akhlak?  Anak Rohis, Anti Tawuran!(260912/san)

0 komentar:

Post a Comment

 
Baca Juga:
Langganan
Get It