September, 2014

Fokus pada Impian, Setia pada Proses, Bayar harga di Awal_ __Untukmu; Ayah, Ibu__ 090111/san

Nov 16, 2012

Professional Actor

Jadi saya sudah tidak lagi berstatus mahasiswa S1 ketika mencoretkan ini. Melepas profesi itu rasanya antara senang dan bahagia padahal saya tidak tahu apa beda antara kedua kata ini: senang dan bahagia. Namun biarkanlah tulisan ini selesai ditulis dan dibaca karena saya memang sedang tidak berencana menceritakan mereka berdua di sini. Saya ingin membiasakan untuk tidak terlalu mempermasalahkan sesuatu yang tidak penting karena masih banyak hal penting yang perlu diberi perhatian. Termasuk menuliskan ini, jalankan skenario yang telah Allah susun.


Pasalnya, dalam diam saya sering terpikir. Ini penting, P-E-N-T-I-N-G. Aktivitas pasca kampus yang saya jalankan hari ini tidak pernah sekalipun terlukis dalam daftar 100 impian itu. Haaaaaah. Liat lagi, benar ternyata tidak ada. Apa iya saya sudah salah jalan? Apa iya saya bukan orang yang konsisten? (mungkin juga ya). Apa iya saya tidak brhasil menjalankan apa yang ada di kertas lusuh itu? (eh, gak juga ya). Dan banyak 'apa iya', 'apa iya' lainnya. Namun berhentilah menanyakan itu semua, karena itu termasuk hal yang tidak penting. Maka, saya sambil sedikit meneguk air putih mulai membaca perjalanan hidup. Membaca apa yang telah terjadi dan mencoba merencanakan apa yang bakal dilakukan ke depan.


Diskusi sana sini, perhatikan lika- liku hidup orang- orang di sekitar, waaahhhh ternyata tidak jauh berbeda dari apa yang sekarang saya jalani. Bahkan nyaris mirip. Mari saya kisahkan!

Menukil apa yang saya tuliskan di paragraf ke dua, aktivitas yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang dilukiskan. Agak lambat menuliskan ini karena memang butuh analisa yang tajam dan asupan gizi yang tinggi. Ya, perlu ada teman yang menemani di samping. Di kala malam, maka boleh lah kopi hitam ditambah kerupuk, dan di kala siang alangkah lebih nikmat jika es krim pelangi menyegarkan pikiran. Asalkan kesemua teman itu tidak membuat alat mengetik ini menjadi korban kekerasan semut dan hewan lainnya. Haaaaaaaaahh, maaf ini juga nampaknya tidak begitu penting. Next!



Saya sebenarnya hanya ingin menjelaskan bahwa kita tidak patut menyalahkan apapun aktivitas yang kita jalani hari ini (asalkan aktivitas yang benar yaa?///). Yah, walaupun ia sangat jauh dari apa yang kita rencanakan sebelumnya. Kenapa? Karena kita tidak tahu apa kesudahan dari ini semua. Saya mulai sering menarik nafas dalam- dalam dan menghembuskannya lagi. Segar ternyata. Saya mulai sering membaca sesuatu melalui berbagai sisi. Bisa jadi apa yang saya laksanakan hari ini adalah jalan menuju apa yang telah saya tuliskan di kertas lusuh 100 impian itu. Bisa saja dan saya memiliki keyakinan itu sama seperti ketika saya yakin akan mengenakan jubah wisuda di bulan Oktober 2012. 


Nah, berawal dari ketersadaran saya ini maka saya merasa ini penting dan patut untuk dituliskan dan dibagi. Apalagi sekarang ini banyak manusia yang sepertinya protes dengan kondisinya hari ini. Kalau saya bilang, nikmati saja perjalanan hidupmu. Ini semua adalah proses. Kamu akan mendapatkan sesuatu itu ketika kamu dianggap telah layak. Maka tugas kamu lah sekarang untuk melayakkan diri. Bisa saja caranya melalui apa yang hari ini kamu lakukan. Kamu, ya kamu. Saya juga sebenarnya. Semoga mencerahkan!


MalamSelaluHeningDisini,
November 16, 2012



1 komentar:

Post a Comment

 
Baca Juga:
Langganan
Get It