September, 2014

Fokus pada Impian, Setia pada Proses, Bayar harga di Awal_ __Untukmu; Ayah, Ibu__ 090111/san

Jun 21, 2012

Deadline? Tanya Procrastinator



”Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam mengerjakan berbagai macam kebaikan, dan mereka senantiasa berdoa kepada Kami dengan disertai rasa harap dan cemas. Dan mereka pun senantiasa khusyu’ dalam beribadah kepada Kami.”
(QS. Al Anbiyaa’ [21] : 90)

Dan bersegeralah menuju ampunan Tuhanmu 
(QS. Ali Imran : 133)

"Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain." 
(QS. Al Insyirah: 7)



Deadline yang jika diartikan sebagai garis mati, hingga diperhalus menjadi batas akhir adalah saat2 yang dinanti.
Kurang pas rasanya jika menyelesaikan satu urusan sebelum dua huruf ini, DL. (bagi sebagian besar sih begitu)
Hingga tak jarang hal ini yang membuat satu urusan tidak selesai dengan rapi. Ada kesilapan di sana sini dan banyak puzzle yang belum tersusun. Finally? Sebagian hanya bisa merutuki diri sendiri, sebagian merutuki diri orang lain (parah ni), sebagian malah tertidur pulas, dan bahkan ada juga yang meninggalkan arena itu dengan tangan tak bersalah sama sekali (weeww).

Ini patut menjadi bahan kajian bersama, secara kita yang katanya kelompok akademisi, educated people :).
Satu pertanyaan besar, mengapa manusia lebih senang menyelesaikan urusan di akhir?
Berhentilah menjadi procrastinator (Penunda)!

1. Jadilah yang Sedikit namun Rutin
 Seorang procrastinator sangat akrab dengan yang namanya SKS (Sistem Kebut Semalam) yang notabene adalah solusi terakhir atas ketidakteraturan urusan. Mulai sekarang kita harus cerdas tuk memilah tugas- tugas itu dan mengerjakan satu persatu sesuai dengan prioritasnya. Upayakan setiap hari menyentuh tugas itu hingga tak terasa ia sudah selesai. Contohnya skripsi :).
Sehari saja kita meninggalkannya, itu punya pengaruh kuat untuk mengajak kita berpaling darinya selama dua, tiga hari, bahkan seminggu dua minggu. Artinya setiap hari ia butuh sentuhan walau hanya sekadar mengganti 'but' menjadi 'in other side'.


2. Urutkan, yang Berat- yang Ringan
Sebenarnya ada 2 gendang dari strategi ini. Kita merasa berat lalu mundur, atau kita makin merasa terpacu. Harapannya kita bisa menangkap sinyal yang kedua.
Misalnya, jika ada 2 kegiatan yang jarak waktu pengumpulannya hampir bersamaan ya silahkan diperhatikan yag mana yang kira- kira lebih sedikit rumit.


3. Mulailah Walau Motivasi Tak Kunjung Muncul
Menanti sang motivasi muncul sepertinya bukan tindakan yang tepat untuk diambil ketika berbagai tugas sudah ada di depan mata. Motivasi akan muncul ketika ia sudah dimulai. Semakin kita menunda, maka ia akan semakin berat. Berbagai ketimpangan akan terjadi di sana sini. Manajemen yang baik akan menghasilkan output yang baik pula.


Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku dan mengatakan, ”Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau orang yang singgah di perjalanan.” Ibnu ‘Umar berkata, “Kalau engkau berada di waktu pagi jangan sekedar menunggu datangnya waktu sore. Kalau engkau berada di waktu sore jangan sekedar menunggu datangnya waktu pagi. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Dan gunakanlah masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Bukhari. 6053, Kitab ar-Raqaa’iq)

Hasan Al Bashri mengatakan, “Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.”

Kemantapan akan pemahaman ini serta aplikasi yang tepat semoga akan menjadikan urusan- urusan kita menjadi lebih rapi dan terarah.

Semoga Allah memudahkan kita untuk memanfaatkan waktu kita dengan hal yang bermanfaat dan menjauhkan kita dari sikap menunda-nunda. (22/06san)

0 komentar:

Post a Comment

 
Baca Juga:
Langganan
Get It