September, 2014

Fokus pada Impian, Setia pada Proses, Bayar harga di Awal_ __Untukmu; Ayah, Ibu__ 090111/san

Jan 22, 2013

look in

jadi teringatnya hari ini adalah hari senin, hari yang mengawali minggu ini. dan  sekeliling mendadak hiruk- pikuk, "kamu dengan urusanmu dan aku juga demikian". kira- kira begitulah yang tertulis di nomor punggung setiap orang. maka saya dengan susah payah membuka tulisan itu dari punggung, entah siapa yang menempelkannya.  dengan tergopoh- gopoh saya mengambil double tip tanpa gunting, lalu mengganti tulisan itu dengan penuh percaya diri nekad tingkat langit, "mari kuurusi urusanmu juga"!
(hueekkk, ada pahlawan di siang bolong).


eehh, tapi bukan ini yang mau diceritakan. 
kemarin saya sudah nulis, jangan ikut- ikutan. karena belum tentu semua kebiasaan itu baik dan benar. tapi lakukan saja sesuatu yang benar, maka jadilah pemecah rekor (muri), dan bahkan bisa mendapat award, sebagai pencipta kebiasaan baik.


kala itu ada yang ngomong sama saya. ngomong ya, bukan curhat. karena saya bukan teman curhat yang baik, dan sepertinya tidak menerima layanan curhat. (maap- maap). :D

nah, dia bilang gini, "kak, kak, (kebetulan saya memang lebih tua dari dia, jadi gak ada alasan untuk marah dipanggil itu. apalagi saya sudah bukan mahasiswa s1 lagi, makin deh. eh, tapi kayaknya ini gak penting kali ya. ya sudah lah), bisa gak ya aku ikut kompetisi 'itu'?"

 "lho, emang siapa yang ngelarang, dek?". begitulah tanyaku dengan mata yang masih menerawang laptop dan jari menari di keyboardnya. iiihh,  gak berbobot kali kan pertanyaannya? untung si adek gak langsung kabur. seharusnya saya bilang, "kakak yakin kamu pasti bisa dek. yakin, yakin, semangattt!!!"


tapi syukur si adek ngerti sama saya, jadi dia manut- manut aja di samping saya sambil sesekali menyeka air matanya (eh, bukan menyeka, tapi meminta air matanya segera mengalir). 

"nah, jadi gini aja. bla bla bla......... yakin aja, sukses itu bukan karena kepintaran. tapi bejo. (wew, yang ini asli ngopi om bob sadino)."

"mmmh, ia ya kak. ok deh kak. makasi kak."

dia beranjak pergi dengan terburu- buru. entah karena memang sudah dapat jawabannya, entah karena malas dengar ocehan saya yang bawa- bawa om bob, atau karena nyesal nanya sama saya, atau entah karena dosen sudah masuk. entah lah. semoga tidak menzholiminya dengan egoisitas (bukan lagi egoisme karena udah egois stadium sekian).
ahh, entah apa lagi ini.


lalu kemudian, saya look in.  pasti tau ya artinya.  yup , melihat ke dalam diri sendiri. bukan look up atau look out apalagi look look. 
haaaaaaah.

melihat bahwa ada sesuatu yang besar dalam diri saya, eh kalian juga mau diikutkan? oke deh. melihat sesuatu yang ada dalam diri kita, bukan sibuk mencari dan melihat apa yang ada dalam diri orang lain. dalam hal ini, saya ingin mengajak kita agar lebih bersyukur. ada lho dalam diri kita yang gak orang lain punya, makanya kita harus pandang diri kkita dengan baik. tapi bukan sok ya, apalagi sombong.


memandang diri besar, maka kita akan besar. menganggap remeh pada diri sendiri maka orang lain akan remeh pada kita. bukankah pencipta kita sudah membuat kita dalam keadaan sempurna? rasanya tidak ada alasan bagi kita untuk menarik kesempurnaan itu satu persatu lewat ucapan yang hina, tatapan yang pasrah, sikap yang merendahkan diri, serta tindakan yang bertentangan dengan apa yang diinginkan oleh Rabb kita. inginkah kita kenikmatan ini hilang sebelum kita maksimal memanfaatkannya?
(eeehh, ini bukan training motivasi ya. gak usah pake acara nangis2an. ahh, entah siapa lagi yang mau nangis ini).


mmmh, jadi saya ingin sedikit menghibur versi saya sendiri. jadi sukses itu bukan cerita tentang deretan trophy, atau piagam penghargaan, atau hadiah- hadiah ketika kita memenangkan berbagai pertandingan. sukses juga bukan ketika kita berhasil mengumpulkan lebih banyak uang daripada orang lain. namun sukses adalah saat kita dan orang- orang di sekeliling melihat kita hari ini lebih baik daripada kemarin. ketika peranan kita hari ini lebih banyak daripada kemarin. ketika kedekatan kita kepada Rabb kita lebih baik daripada kemarin.

jadi, berhentilah membandingkan diri kita dengan orang lain. namun bandingkanlah diri kita hari ini dengan yang kemarin.

wewwh, agak2 super ya.
:D

210113/san






0 komentar:

Post a Comment

 
Baca Juga:
Langganan
Get It