jadi teringatnya kemarin saya sudah mempostkan kicauan hari selasa, eh ternyata hilang. efek dari tidak adanya tower yang dekat untuk kartu yang satu ini, maka jadilah saya harus mengutip banyak kesabaran di sana- sini. pasalnya ia sedang berserakan dari jasad si pemiliknya.
flashback. kemarin saya juga melakukan perjalanan jauh. memang hobi jalan- jalan sendiri ini memberikan keuntungan yang besar dan banyak. tapi kayaknya tidak perlu disebutkan disini.
nah, yang saya ceritakan di kicauan kemarin yang ini:
saya sepertinya semakin meerasakan hebatnya perjuangan hidup ini. hoho... yup, setelah dengan sengaja melepas status sebagai mahasiswa S1.
mulai dari penatnya mencari nafkah (wewh), dilanjutkan dengan kekebalan tubuh (ini berkaitan dengan mempertahankan senyum dalam keadaan terjepit. huaaaa), serta tidak habis pikir tentang masa depan ini mau dibawa kemana (ya ke syurga dong. aamiin).
bla bla bla..... intinya di kicauan kemarin, tetaplah baik! apapun profesi dan bagaimanapun kondisi.
okai.
dan hari ini saya banyak mengoceh dan mengunyah. padahal hari- hari sebelumnya juga demikian.
eeehh, stop- stop. hentikan yang beginian. karena sepertinya pengunjung dan pembaca tidak ingin menginginkan yang beeginian. mungkin ya.
jadi apa ya?
halaahh, entah apa. dan saya mendadak terdiam. tapi jari ini tidak mau diam. terus menekan tombol demi tombol, tidak tau mau kemana dibawa kicauan kali ini.
baiklah,
puluhan abad yang lalu kita sudah diajarkan untuk berhati- hati dalam menjalankan segala sesuatu. baik itu dalam memilih makanan maupun melakukan sesuatu. kalau ragu, ya monggo ditinggalkan.
terjebak dalam sebuah perangkap rutinitas tidak lagi menjadi hal yang aneh. bahkan sejak lahir ia telah ada dan berhasil membuat syaitan tersenyum bangga. dan ia berlanjut hingga hari ini. menjalankan sesuatu tanpa dasar yang jelas sampai bahkan menjadikannya seperti ibadah yang senantiasa dikerjakan.
maka di closing, saya inginn menulis, berilmulah!
dan mata saya mendadak perih, kena semprot satu kata di atas. berilmulah!
230113/san