Pendidikan Berkarakter, Lagi- lagi. Upacara peringatan HUT RI ke- 66 berlangsung khidmat. Semua lembaga pendidikan melaksanakan agenda ‘sakral’ tahunan ini. Mulai dari sekolah, instnsi pemerintah, serta kantor dinas lainnya. Sekolah yang merupakan lembaga pedidikan formal tentu saja mengambil moment penting ini untuk meningkatkan rasa nasionalisme siswa. Tidak hanya itu, moment perayaan HUT RI juga merupakan ajang ‘bergengsi’ untuk menumbuhkan rasa memiliki dan bertanggungjawab dalam mengisi kemerdekaan bangsa.
Pendidikan berkarakter menjadi poin penting dalam amanat Menteri Pendidikan dalam peringatan HUT RI tahun ini. Tampaknya ini merupakan topic yang sedang banyak dibicarakan dewasa ini mulai dari linngkungan sekolah maupun tingkat universitas. Bermula dari berbagai tindakan keburukan, kekerasan, kejahatan, dan kegiatan tidak baik lainnya, tampaknya dibutuhkan suatu pendidikan yang diharapkan dapat membantu siswa untuk memiliki kepribadian yang baik. Kembali, pendidikan kepribadian menjadi hal yang sangat dibutuhkan dalam menyongsong dunia global.
Apa sebenarnya pengertian pendidikan berkarakter, sehingga dunia pendidikan seolah ‘demam’ akan ini?
Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menamamkan nilai-nilai karakter kepada anak usia sekolah yang dimana nilai-nilai tersebut memiliki komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad, serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dengan lingkungan, maupun kepada bangsa sehingga akan terwujud menjadi manusia insan kamil. (http://beritaartikelterbaru.blogspot.com)
Sebenarnya ini semua sudah menjadi tujuan dalam pendidikan agama. Menurut Ibn Sina, tujuan pendidikan agama adalah penanaman karakter baik dan penghancuran karakter jelek. Karakter, menurut Al-Ghazali, adalah perilaku yang muncul secara otomastis dan tanpa memerlukan pemikiran / perenungan. Seseorang dikatakan berkarakter baik apabila perilakunya telah secara otomatis sesuai dengan syariah. Karakter bisa dibina dengan memberikan pendidikan agama yang benar, sebab kebaikan hanya muncul dari ilmu sejati, dan ilmu sejati hanya bisa dicapai melalui pendidikan agama. Hal senada juga diyakini oleh Ibn Miskawayh. Menurutnya, tujuan pendidikan adalah pembinaan moral yang diajarkan agama ( bukan moral hasil pemikiran manusia sebagaimana keyakinan Barat ).
Dalam Seminar Nasional (29/7) dengan tema "Membangun Pendidikan Berkarakter melalui Keluarga, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan, "Dalam menghadapi tantangan globalisasi, saya ingin menyampaikan gagasan dari gambaran karakter anak Indonesia yaitu antara lain rajin beribadah, hormat dan berbakti pada orangtua dan guru, jujur dan cakap dalam membawakan diri, peka akan seni, pandai membaca dan menulis serta rajin berkarya, mengejar prestasi dan berjiwa gotong royong, mandiri dan penuh semangat, disiplin, tanggung jawab, sehat dan berhati riang serta cinta tanah air."
Berbagai pihak mendukung program pendidikan berkarakter yang saat ini sedang marak dibicarakan mulai dari elemen sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya. Dalam peringatan HUT RI yang ke- 66 ini, amanat Menteri PPendidikan Nasional yang menggaungkan pendidikan berkarakter membuat seluruh pihak merasa bertanggungjawab untuk mensukseskan ini. Kerjasama yang baik antar elemen mulai dari kalangan siswa, guru, dan pihak sekolah lainnya sangat diharapkan dalam menghasilkan siswa yang berkarakter sesuai dengan tuntutan agama. Siswa yang menjadi pusat sasaran pendidikan ini diharapkan terus mendapat perhatian sehingga esensi dari pendidikan berkarakter dapat dirasakan oleh semua pihak. (17/08san)
*Setelah upacara peringatan HUT RI ke- 66. SMP, SMA, SMK SWASTA TELADAN PEMATANGSIANTAR
2 komentar:
UKMI Tahun ini pun ada programn Islamic CHARACHTER Learning.... tolong dipromosiin ya
siiiip..
ada link yang bisa dibaca tentang ni???
Post a Comment