September, 2014

Fokus pada Impian, Setia pada Proses, Bayar harga di Awal_ __Untukmu; Ayah, Ibu__ 090111/san

Man Jadda wa Jadda. Zhelayu Uspekha!

"Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?(QS. Al Qashash: 60)

Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?

QS. Ar Rahman: 13

Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan. (QS. Yusuf: 55)

“Maka Bersabarlah Dengan Sabar Yang Baik, sesungguhnya mereka memandang siksaaan itu mustahil. Sedangkan Kami memandangnya mungkin terjadi. (Al-Maarij : 5-7)

“Hadapilah dengan senyuman. Selamat bahagia!

“Masalah Palestina bukan hanya masalah bangsa Palestina dan bangsa Arab saja. Tetapi masalah seluruh umat Islam, bahkan masalah kemanusiaan secara keseluruhan. Atas dasar pandangan aqidah inilah seluruh umat Islam wajib memahami kondisi dan permasalahan Palestina.

“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.”

(Q.S At Taubah: 44)

“Berkata Musa, ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara aku dan orang-orang yang fasik itu."

Q.S Al Maidah; 25

““ Lailaha illa anta subhanaka inni kuntum minadh dholimin “ Artinya : Tidak ada Tuhan Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku orang yang dholim "

(al anbiya;87)

““ Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang – orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhanku perkenankanlah doaku , ya Tuhanku beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan seluruh orang mukmin, pada hari terjadinya hisab. "

Wanita adalah perhiasan. Dan sebaik- baik perhiasan adalah WANITA SHOLEHAH

HR. Muslim

"Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya."

HR. Tirmidzi

"Wanita yang didunianya solehah akan menjadi cahaya bagi keluarganya, melahirkan keturunan yang baik dan jika wafat di akhirat akan menjadi bidadari."

Wanita solehah merupakan penentram batin, menjadi penguat semangat berjuang suami, semangat ibadah suami. Suami yakin tidak akan dikhianati, kalau ditatap benar-benar menyejukkan qolbu, kalau berbicara tutur katanya menentramkan batin, tidak ada keraguan terhadap sikapnya.

Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?

QS. Ar Rahman: 13

Dec 27, 2011

Beberapa Do'a dalam Al Qur'an

Berikut beberapa do’a yang terdapat dalam Al Qur’an
1.      Doa Keselamatan 
     Artinya: "Ya Tuhan, janganlah Engka siksa kami karena lupa atau bersalah. Ya Tuhan, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana telah Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kamj, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami dalam mengalahkan orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 286).
2.      Doa Sapu Jagad 
     Artinya: "Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka." (QS. Al-Baqarah: 201).
3.      Doa Tabah Menghadapi Lawan 
Artinya: "Ya Tuhan, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, kokohkanlah pendirian kami, serta tolonglah kami dalam mengalahkan orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 250).
4.      Doa Menghindari Kesesatan 
Artinya: "Ya Tuhan, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sungguh hanya Engkaulah Yang Maha Pemberi karunia." (QS. Âli 'Imrân: 8).
5.      Doa Kekuatan Iman 
Artinya: "Ya Tuhan, sungguh kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami, dan selamatkanlah kami dan siksa neraka:" (QS. Âli 'Imrân: 16).
6.      Doa Penyesalan
Artinya: "Ya Tuhan, kami telah menganiaya dm kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami serta memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-A'râf 23).
7.      Doa Mohon Keadilan 
Artinya: "Ya Tuhan, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan haq (adil). Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya." (QS. Al-A'râf 89).
8.      Doa Mohon Ampun
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami lantaran kami lupa atau tersalah. Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak sanggup memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, rahmatilah kami, Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. Al Baqarah 2 : 286)

Dec 26, 2011

No Laptop Area

Laptop bukan lagi menjadi sesuatu yang terkesan mewah. Bagi sebagian mahasiswa ia sudah seperti kebutuhan primer di tengah berbagai tugas perkuliahan yang tidak zaman lagi menggunakan handwriting. Nah, bagaimana menjadi laptop Anda supaya tetap terpelihara? Kebayang gak gimana kondisinya jika di saat tugas sudah menemui deadline tiba- tiba laptop Anda mati seketika dan tidak bisa digunakan? Big problem, right? Nah, oleh karena itu sejak awal Anda harus menjaga kondisi laptop agar bisa kompromi kapanpun Anda inginkan. Anda tidak boleh meletakkan laptop di sembarang tempat. Berikut ini beberapa tempat terlarang untuk laptop Anda.
No Laptop Area

1. Tempat tidur
Menyimpan laptop di tempat yang lembut seperti tempat tidur, dapat menyumbat lubang ventilasi di bagian bawah laptop dan menghambat masuknya udara yang berguna untuk menyejukkan suhu laptop. Sebagai gantinya, gunakan alas khusus laptop, meja, atau setidaknya, buku dengan hardcover untuk melapisi bagian bawah laptop Anda. Intinya, laptop memerlukan permukaan datar untuk menjaga asupan udara dan kestabilan suhu di dalamnya.

2. Di dekat hewan
Menyimpan laptop di dekat hewan saja sudah berbahaya, apalagi membiarkan hewan peliharaan Anda tidur di atasnya. Bulu-bulu hewan yang rontok dapat beterbangan masuk dan menyumbat lubang ventilasi di bagian bawah laptop. Hasilnya, sistem pendinginan pun terganggu dan dapat menyebabkan overheating.

3. Lantai
Tak peduli sebersih apapun ruangan Anda, menaruh laptop di lantai is a big no-no. Anda tak pernah tahu betapa banyak partikel-partikel mungil serupa debu di lantai yang dapat tersumbat masuk ke dalam lubang ventilasi laptop. Taruh laptop di tempat yang cukup tinggi dari permukaan lantai, seperti meja atau kursi dengan alas laptop mat atau cooling fan.

4. Tempat basah
Jangan coba-coba menggunakan laptop sambil minum, apalagi kemudian menyimpan minuman di samping laptop. Tetesan air dari minuman dapat menimbulkan kerusakan fatal dan konsleting dalam laptop Anda, terlebih jika minumannya tumpah.

5. Toilet
Anda terlalu sibuk hingga harus mengerjakan pekerjaan Anda hingga ke toilet? Atau Anda maniak internet dan online game, atau hanya sekedar tak ingin mati bosan saat buang air? Buang air sambil baca majalah memang sudah basi, tapi bukan berarti Anda merelakan laptop kesayangan Anda kecipratan air dan mati gosong, kan?

6. Di dekat asbak
Well, lebih tepatnya, hindari menggunakan laptop sambil merokok. Asap dan abu rokok dapat menyumbat kipas dalam lubang ventilasi laptop. Asap rokok yang dihembuskan ke arah laptop dapat menyebabkan keyboard menguning. Menaruh asbak di samping laptop juga berbahaya, karena abu rokok yang terbawa angin dapat menyumbat ventilasi dan membuat kinerja laptop Anda menjadi menurun.

Berpikirlah terlebih dahulu untuk meletakkan laptop Anda di tempat- tempat yang telah disebutkan di atas. Yang pasti, efek dari pelanggaran ini bisa saja tidak terjadi pada masa sekarang tapi di kemudian hari. Let's keep it well! (27/12san)

What is Contextual Teaching Learning (CTL)?

Contextual Teaching and Learning (CTL) helps us relate subject matter content to real world situations and motivate students to make connections between knowledge and its applications to their lives as family members, citizens, and workers and engage in the hard work that learning requires. Contextual teaching and learning strategies 


Problem-based. CTL can begin with a simulated or real problem. Students use critical thinking skills and a systemic approach to inquiry to address the problem or issue. Students may also draw upon multiple content areas to solve these problems. Worthwhile problems that are relevant to students’ families, school experiences, workplaces, and communities hold greater personal meaning for students.
Using multiple contexts. Theories of situated cognition suggest that knowledge can not be separated from the physical and social context in which it develops. How and where a person acquires and creates knowledge is therefore very important. CTL experiences are enriched when students learn skills in multiple contexts (i.e. school, community, workplace, family).

Drawing upon student diversity. On the whole, our student population is becoming more diverse, and with increased diversity comes differences in values, social mores, and perspectives. These differences can be the impetus for learning and can add complexity to the CTL experience. Team collaboration and group learning activities respect students’ diverse histories, broaden perspectives, and build inter-personal skills.
Supporting self-regulated learning. Ultimately, students must become lifelong learners. Lifelong learners are able to seek out, analyze, and use information with little to no supervision. To do so, students must become more aware how they process information, employ problem-solving strategies, and use background knowledge. CTL experiences should allow for trial and error; provide time and structure for reflection; and provide adequate support to assist students to move from dependent to independent learning.
Using interdependent learning groups. Students will be influenced by and will contribute to the knowledge and beliefs of others. Learning groups, or learning communities, are established in workplaces and schools in an effort to share knowledge, focus on goals, and allow all to teach and learn from each other. When learning communities are established in schools, educators act as coaches, facilitators, and mentors.
Employing authentic assessment. CTL is intended to build knowledge and skills in meaningful ways by engaging students in real life, or "authentic" contexts. Assessment of learning should align with the methods and purposes of instruction. Authentic assessments show (among other things) that learning has occurred; are blended into the teaching/learning process; and provide students with opportunities and direction for improvement. Authentic assessment is used to monitor student progress and inform teaching practices.

Many of these strategies are used in classrooms today. Activities such as team teaching, cooperative learning, integrated learning, work-based learning, service learning, problem-based learning, and others support CTL and are already occurring in many classrooms and schools. Many educators routinely use these activities to encourage inquiry, creative problem solving, and use of higher order thinking skills. These educators see these teaching/learning processes as methods to help all students meet state and local standards.
For CTL to be effective, all strategies must be present in the teaching/learning experience. Implementation of CTL may not require drastic changes in practice for all educators. It may require enhancement of practice in one characteristic and not another. Continual use and reflection on CTL processes broadens and deepens educators’ knowledge and ability to facilitate learning.
Similarly, implementation of CTL has ramifications for the school organization. According to some CTL advocates: "This approach differs from other ways to think about teaching and learning. Here, we are not attempting to raise achievement scores by teaching basic skills. Furthermore, a quiet, orderly classroom is not to be expected. Principals, school boards, parents, and other members of the community must support this approach… to increase its probability of success" (Carr, M., et al., 1999, p.2). For CTL to be successful for all students, a school must value and support the approach. Newmann and Wehlage (1997) describe a system of support for authentic learning that has been adapted to describe supports for CTL.

In Newmann and Wehlage’s circles of support, the ultimate goal is to support high quality student learning. To do so, everyone in the school must agree on a definition of what students should learn and what strategies support learning. Next, teaching and learning strategies, (whether in the classroom, school, or community) require considerable support from the school organization. Finally, external supports provide encouragement and resources to help students and educators create high quality teaching and learning environments.
TeachNET has been designed to engage educators with a range of expertise in the use of CTL practices. TeachNET activities generate discussions and actions that help educators improve their abilities to facilitate CTL in their classrooms. Each educator will draw upon his/her expertise when considering means of enhancing CTL practices and making them work in their classrooms, schools, and communities. Because TeachNET participants, their schools, and communities are diverse, we have outlined an action planning process in which educators will identify, implement, reflect upon, and improve supports for CTL in their classrooms, schools, and communities.

Dec 14, 2011

Keep Moving!

Semakin banyak berbicara semakin banyak kewajiban. Semakin banyak kewajiban semakin banyak tanggungjawab. Semakin banyak tanggungjawab semakin sedikit waktu tuk berdiam diri. Semakin sedkit waktu tuk berdiam diri semakin banyak waktu tuk bergerak. SEmakin banyak waktu bergerak maka hidup semakin hidup. Karena hidup adalah bergerak! (15/12san)

Dec 11, 2011

PEMIRA UNIMED 2011: Mencari Sosok Pemimpin Berkarakter

Pemilihan Raya (PEMIRA)UNIMED 2011 akan berlangsung pada tanggal 15 Desember 2011, di minggu terakhir perkuliahan. Memberi keseriusan untuk Sebuah event yang akan menentukan kondisi kampus setahun ke depan ini tidaklah suatu hal yang dianggap tidak bermanfaat. Berbagai persiapan telah dilakukan dalam menyongsong ‘perhelatan akbar’ini. Sejak tanggal 05- 08 Desember 2011, telah dibuka pendaftaran para calon kandidat baik untuk Senat Mahasiswa Universitas (SEMA), Senat Mahasiswa Fakultas (SEMAF), maupun Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF). Dengan melengkapi berbagai persyaratan yang telah ditentukan, akhirnya pendaftaran ditutup pada hari Kamis pukul 16.00 wib.

Continuous Improvement. Itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa kita mengadakan pergantian pemimpin setiap tahunnya. Harapan yang selalu digantungkan oleh semua civitas akademika kampus ini seolah menjadi satu cambuk besar bagi para calon pemimpin yang akan duduk di kursi- kursi yang émpuk’itu. Berharap bahwa nasib mereka akan lebih diperhatikan oleh pemimpin yang baru bukanlah hal yang sia- sia. Dengan sedikit mendengarkan sedikit suara mereka, bahwa ternyata kini kita butuh pemimpin yang berkarakter

Selanjutnya, khusus di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) akan diadakan debat kandidat yang akan dilaksanakan pada hari Senin, 15 Desember 2011.  Kegiatan ini akan berlangsung dalam 3 session, pertama SEMA, SEMAF, dan akan diikuti oleh kandidat BPMF. Tidak tanggung- tanggung, panitia sudah mengundang sekelompok pemerhati yang diturunkan langsung dari jajaran Pembangtu Rektor. Tentu ini menjadi satu nilai plus untuk fakultas ini dalam hal penanaman jiwa berpikir kritis di kalangan pemimpin. Dan satu hal yang menarik lagi, tema yang diangkat panitia tidak jauh- jauh dari apa yang selama ini sedang panas- panasnya dibicarakan: (kira- kira seperti ini) “Revitalisasi jiwa pemimpin yang berkarakter.” Untuk itu, setiap kandidat harus menyampaikan pendapat masing- masing dan kemudian bakal ada session tanya jawab seputar tema yang telah disosialisasikan sejak kandidat mendaftarkan diri menjadi calon pemimpin.

Berbicara tentang karakter seolah tidak ada habis- habisnya. Di sekolah, di kampus, bahkan di masyarakat kata ini sudah badly famous. Jika dikaitkan dengan pemimpin, ada 3 ciri yang dimiliki oleh pemimpin yang berkarakter. 

Pertama, memimpin dengan keunggulan. Seorang pemimpin hanya akan mampu membawa organisasi atau kelompok yang dipimpinnya jika kegiatan yang dilakukannya menghasilkan hal- hal yang produktif dan berkualitas. Pemimpin seperti ini akan memiliki sense of purpose, memiliki visi dan tujuan yang jelas sehingga setiap keputusan dan tindakan yang diambil selalu terencana dan memiliki dampak yang terukur. Setiap capaian-capaian yang dihasilkan selalu dievaluasi sehingga sekecil apapun kelemahan dan kekurangan yang terjadi akan secepatnya dapat diperbaiki. (12/12san)

To be continued…
Zzzzzz *_.

Kedua, memimpin dengan profesional.
Profesionalitas menjadi kata kunci bagi siapa pun atau institusi apa pun yang ingin maju. Mengapa sikap profesionalitas ini penting? Karena dunia kita ini terus berkem­bang dan tantangan-tantangan yang semakin kompleks. Tanpa dibarengi dengan peningkatan kemampuan para pemimpinnya  maka bersiaplah untuk tersisih dari persaingan. Menjadi pemimpin berarti menjawab sebuah panggilan. Karena itu, pemimpin harus bersikap dan bertindak profesional, sadar akan panggilannya. Konsekuensinya, setiap pemimpin harus mengembangkan diri agar cakap dalam memimpin.

Seorang profesional adalah orang yang menyadari betul arah hidupnya, mengapa dia menempuh jalan itu, dan bagaimana caranya dia harus menuju sasarannya. Pemimpin seperti ini menyenangi pekerjaannya karena bisa mengerjakannya dengan baik. Seorang profesional adalah seorang yang senantiasa siap siaga dengan gagasan bila diperlukan, ditambah dengan ratusan  gagasan lainnya sekalipun tidak ada orang yang meminta daripadanya. Pemimpin yang profesional adalah seorang yang mau bekerja keras untuk mencapai tujuannya.

Dalam konteks saat ini, terlepas dari pro dan kontra yang ada, menurut saya, pernyataan Sri Mulyani baru-baru ini yang mengakui bahwa pengunduran dirinya dari jabatan Menteri Keuangan karena ia tidak dikehendaki lagi oleh lingkungan politik, mencerminkan sudut pandang dari seorang profesional. Dia melihat kariernya tak diukur dari politik melainkan kinerja dan kesuksesan serta dari kacamata profesional dan jabatan profesional. Akhirnya, orang tahu bahwa dia memiliki karakter kuat, tidak mau didikte dan tidak mau berkompromi, tegar, tidak emosional, profesional di bidangnya dan telah mengambil sebuah keputusan elegan setelah merasa tidak dibutuhkan lagi dalam kancah perpolitikan di Indonesia.

Ketiga, memimpin dengan kepedulian
Dalam lembaran sejarah biografi Panglima Besar Jenderal Sudirman, kita dapat membaca bahwa kebahagiaan pemimpin adalah kebahagiaan tatkala berjuang bersama sahabat-sahabat lain dalam bergerilya di hutan-hutan untuk menghadapi Tentara Belanda dan Sekutu meski penyakit yang dideritanya semakin parah. Sejak dilantik oleh Presiden Soekarno pada 25 Mei 1946 sebagai Panglima Besar TKR (Tentara Keamanan Rakyat), Jenderal Sudirman segera bergerak mempertahankan setiap jengkal tanah pertiwi, pada saat itulah untuk pertama kalinya tentara Republik Indonesia memiliki pucuk pimpinan yang menyatukan seluruh komando.

Itulah awal tentara Republik Indonesia menjadi organisasi tentara yang teratur, solid, kokoh, dan kuat. Jenderal Besar Sudirman mengamatkan kepada seluruh tentara dan rakyat Indonesia untuk memiliki jiwa yang bersih dan suci demi meraih cita-cita yang diidamkan, yakni kemerdekaan yang utuh. Kemerdekaan yang utuh menurut Jenderal Sudirman dalam pidatonya yang disebarluaskan oleh harian Kedaulatan Rakyat pada tanggal 5 Juli 1946 adalah kemerdekaan 100 persen.

Di depan Tentara Keamanan Rakyat, dalam pidato pertamanya Beliau mengatakan ”Hendaknya perjuangan kita harus kita dasarkan pada kesucian. Dengan demikian,perjuangan lalu merupakan perjuangan antara jahat melawan suci. Kami percaya bahwa perjuangan yang suci itu senantiasa mendapat pertolongan dari Tuhan. Apabila perjuangan kita sudah berdasarkan atas kesucian,maka perjuangan ini pun akan berwujud perjuangan antara kekuatan lahir melawan kekuatan batin.Dan kita percaya kekuatan batin inilah yang akan menang. Sebab, jikalau perjuangan kita tidak suci, perjuangan ini hanya akan berupa perjuangan jahat melawan tidak suci,dan perjuangan lahir melawan lahir juga, tentu yang akhirnya si kuat yang menang.Telah diakui oleh beberapa pemimpin perjuangan di berbagai tempat,bahwa kemunduran dan kekalahan yang diderita oleh barisan yang berjuang itu di manakala anggota-anggota barisan tadi mulai tidak suci lagi dalam perjuangannya dan rusuh dalam tingkah laku dan perbuatannya,’’

Keteladanan seperti inilah yang menjadikan seorang pemimpin memiliki integritas dimata orang lain, menjadi inspirasi bagi pemimpin-pemimpin yang hidup sesudahnya. Sosok seperti beliau tidak sekedar dipercaya (trust) tetapi diharapkan dan dinantikan kehadirannya. Dari dulu hingga saat ini semua rakyat cinta dan rindu akan kehadiran sosok-sosok pemimpin seperti beliau, pemimpin yang selalu peduli pada masa depan bangsa ini, peduli pada nasib seluruh rakyat Indonesia untuk bebas dan merdeka, mampu menghadirkan inspirasi dalam setiap aktivitasnya.

Tiga karakteristik tersebut secara singkat memberikan kepada kita pelajaran bahwa serorang pemimpin yang berkarakter selalu menghadirkan perubahan dimanapun berada. Pemimpin berkarakter mampu memberikan solusi dalam setiap problem yang ada. Pemimpin berkarakter selalu dikenang dan menjadi rujukan karena mampu mewariskan sebuah budaya unggul  “a culture of excellence” yang menjadi inspirasi bagi orang lain. (15/12san dari berbagai sumber)

Dec 8, 2011

Evaluating dan Planning: Tutup Buku Semester Ganjil Aktivis Dakwah Kampus

Liburan semester ganjil akan segera tiba. Cihuuuyyyy! Siapa yang gak senang dengan liburan? Terbebas dari berbagai rutinitas yang menjemukan, keluar dari kungkungan yang mengekang, aman dari segala tugas di perkuliahan. Saatnya bersenang- senang. Mungkin demikian tanggapn sebagaian besar mahasiswa menghadapai liburan semester yang tinggal menunggu beberaa hari lagi. Tidak ada yang salah. Hanya perllu kita arahkan semua situasi kea rah yang positif, termasuk liburan ini. 

Nah, bagaimana seorang aktivis dakwah memandang liburan? Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk sebuah masa yang punya atmosfir sangat berbeda dengan yang biasanya?
 
Ada 2 hal yang harus dilakukan oleh seorang aktivis dakwah kampus dalam menyongsong masa liburan yang terhitung lumayan panjang. Kedua hal itu adalah evaluating dan planning.
Pertama, evaluating. Pentingnya sebuah evaluasi tentu sudah dirasakan benar manfaatnya oleh setiap aktivis. Evaluasi kegiatan yang sering dilakuakan merupakan satu hal yang sangat penting untuk perbaiakn ke depan. Begitu juga dengan hidup kita. Mengevaluasi diri atas apa yang telah kita perbuat selama satu semester lalu merupakan suatu bukti nyata bahwa kita ingin bisa lebih baik di semester selanjutnya. Evaluasi juga merupakan satu kebiasaan baik dan bahkan sangat dianjurkan oleh Allah. 

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri, mengevaluasi kembali apa yang telah dilakukan untuk menata hari esok. Dan bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan”. (QS. Al. Hasyr:18)
Sebagaimana pesan Sahabat Nabi Amirul Mukminin Umar bin Khottob : " حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا "
" Evaluasilah (Hisablah) dirimu sebelum kalian dihisab dihadapan Allah kelak"


1.    Muhasabah

Yaitu evaluasi diri dan meningkatkan kualitas diri dengan selalu mengambil hikmah dari setiap sesuatu yang terjadi dalam diri kita.

2.    Mu’ahadah

Yaitu mengingat-ingat kembali janji yang pernah kita katakan. Setiap saat, setiap shalat kita seringkali bersumpah kepada Allah : إيّاك نعبد و إيّاك نستعين
Hanya kepada-Mu-lah kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolong. Kemudian kita berjanji ;  ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين  إن صلاتي “Sesungguhnya solatku, ibadahku, hidup dan matiku semata-mata karena Allah Rabb semesta alam”. Dengan demikian, ada baiknya kita kembali mengingat-ingat janji dan sumpah kita. Semakin sering kita mengingat janji, insya Allah kita akan senantiasa menapaki kehidupan ini dengan nilai-nilai ketakwaan. Inilah yang disebut dengan mua’ahadah.

3.    Mujahadah
Adalah bersungguh-sungguh kepada Allah Swt. Allah menegaskan dalam firmannya : والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا
Orang-orang yang sungguh (mujahadah) dijalan Kami, Kami akan berikan hidayah kejalan kami.

Terkadang kita ibadah tidak dibarengi dengan kesungguhan, hanya menggugurkan kewajiban saja, takut jatuh kedalam dosa dan menapaki kehidupan beragama asal-asalan. Padahal bagi seorang muslim yang ingin menjadi orang-orang yang bertakwa, maka mujahadah atau penuh kesungguhan adalah bagian tak terpisahkan dalam menggapai ketakwaan disamping muhasabah dan mu’ahadah.

4.    Muraqabah


Adalah senantiasa merasa diawasi oleh Allah Swt. Inilah diantara pilar ketakwaan yang harus dimiliki setiap kali kita mengawali awal tahun dan menutup tahun yang lalu. Perasaan selalu merasa diawasi oleh Allah dalam bahasa hadisnya adalah Ihsan.
”الإحسان هو أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك"
artinya :“Ihsan adalah engkau senantiasa beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, kalau pun engkau belum bisa melihat-Nya, ketahuilah sesungguhnya Allah melihat kepadamu”.
Muraqabah atau ihsan adalah diantara jalan ketakwaan yang harus kita persiapkan dalam menyongsong dan mengisi lembaran tahun baru.

Dulu dimasa sahabat, sikap muraqabah tertanam dengan baik dihati setiap kaum muslimin. Kita bisa ambil sebuah contoh kisah. Suatu ketika Amirul Mukminin Umar bin Khattab bertemu dengan seorang anak gembala yang sedang menggembalakan kambing-kambingnya. Umar berkata kepada anak tersebut: Wahai anak gembala, juallah kepada saya seekor kambingmu! Si anak gembala menjawab : Kambing-kambing ini ada pemliknya, saya hanya sekedar menggembalakannya saja. Umar lalu berkata : Sudahlah, katakan saja kepada tuanmu, mati dimakan serigala kalau hilang satu tidak akan ketahuan. Dengan tegas si anak itu menjawab : Jika demikian, dimanakah Allah itu? Umar demi mendengar jawaban si anak gembala ia pun menangis dan kemudian memerdekakannya.

Lihatlah, seorang anak gembala yang tidak berpendidikan dan hidup didalam kelas sosial yang rendah tetapi memiliki sifat yang sangat mulia yaitu sifat merasa selalu diawasi oleh Allah dalam segala hal. Itulah yang disebut dengan muraqabah. Muraqabah adalah hal yang sangat penting ketika kita ingin menjadikan takwa sebagai bekal hidup kita ditahun ini dan tahun yang akan datang. Jika sikap ini dimiliki oleh setiap muslim, insya Allah kita tidak akan terjerumus pada perbuatan maksiat. Imam Ghazali mengatakan : ‘Aku yakin dan percaya bahwa Allah selalu melihatku maka aku malu berbuat maksiat kepada-Nya”.

5.    Mu’aqobah

Artinya, mencoba memberi sanksi kepada diri manakala diri melakukan sebuah kekhilafan, memberikan teguran dan sanksi kepada diri kalau diri melakukan kesalahan. Ini penting dilakukan agar kita senantiasa meningkatkan amal ibadah kita. Manakala kita terlewat shalat subuh berjamaah maka hukumlah diri dengan infak disiang hari, misalnya. Manakala diri terlewat membaca al-Qur’an ‘iqoblah diri dengan memberi bantuan kepada simiskin. Kalau diri melewatkan sebuah amal shaleh maka hukumlah diri kita sendiri dengan melakukan amal shaleh yang lain. Inilah yang disebut mu’aqabah. Jika sikap ini selalu kita budayakan, insya Allah kita akan selalu mampu meningkatkan kualitas ibadah dan diri kita.

Kedua, planning menjadi satu hal yang tidak bisa dianggap remeh. Planning akan membawa kemana kita akan menggerakkan kaki kita, memfokuskan pikiran kita, bahkan mengatur strategi yang akan kita lakukan di masa depan. Untuk itu perlu adanya target2 yang bisa mengantarkan kita pada kemenangan yang aingin kita capai. Ada rumus PINTAR yang bisa kita terpakan dalam membuat target2 kita di masa depan.

P untuk Positif
Target yang baik adalah target yang positif. Anda boleh saja menetapkan sasaran apapun dan meraihnya, namun apalah artinya jika semua itu bukan sesuatu yang positif atau berdampak baik?
Ketika menetapkan target perhitungkanlah apabila berhasil apakah hasilnya sepadan dengan waktu dan usaha yang diluangkan? Apakah hasilnya cukup bermanfaat (bagi anda atau orang lain) untuk jangka panjang? Apakah ada target lain yang lebih layak untuk kita perjuangkan? Katakanlah anda punya target jangka panjang untuk menyelesaikan 20 seasons di Football Manager 2009. Itu butuh waktu 3-4 bulan nge-game, padahal anda bukanlah gamer profesional. Konyol kan? Maka bolehlah saya asumsikan bahwa target yang anda buat tadi bukanlah merupakan target yang positif.

I untuk Istimewa
Syarat kedua adalah istimewa. Ini masalah motivasi, urgensi, dan tingkat kepentingan. Berdasarkan pengalaman saya akan jauh lebih mudah apabila target yang anda tetapkan benar-benar anda inginkan, bukan hanya target yang kelihatan bagus dari sono-nya.

Ada ribuan hal yang harus saya capai setiap harinya. Mulai dari tidak boleh terlambat kuliah, makan jangan belepotan, sampai kalau mandi jangan lupa keramas. Namun hal-hal seperti itu bukanlah sesuatu yang istimewa, anda tidak perlu mendapuknya sebagai target. Pastikanlah sasaran anda adalah sesuatu yang istimewa, yang memang benar-benar anda inginkan. Tahun 2010 misalnya saya menargetkan mengunjungi Eropa. Bagi saya target ini istimewa karena berasal dari keinginan pribadi dan tidak mudah dicapai.

N untuk Nyata
Banyak orang yang punya target hebat, misalnya : "Saya harus hidup lebih sehat" atau "Saya harus makin tampan". Tidak saya pungkiri itu merupakan target yang positif, namun parameternya masih terlampau abstrak. Target yang baik adalah target yang nyata atau ilustratif.
Sebagai ganti "Saya harus hidup lebih sehat", akan lebih baik apabila anda mengubahnya menjadi "Saya harus ikut senam aerobik sejam sehari" atau boleh juga "Saya harus minum 300 mL jus buah setiap hari". Demikian pula daripada "Saya harus jadi semakin tampan" lebih mudah anda bilang "Saya mau operasi plastik minggu depan." Dengan menetapkan target yang nyata dan jelas 5W + 1H-nya (What, Who, When, Where, Why + How) pasti akan lebih mudah bagi anda untuk menjalankannya.

T untuk Terukur
Meskipun dampak dari suatu target adalah kualitatif, pendefinisiannya lebih baik jika kuantitatif. Suatu target haruslah terukur. Jangan sekedar pasang target "Saya harus kurus", namun berikanlah ukuran-ukurannya. Misalnya target anda tercapai apabila "Turun tiga kilogram dalam satu bulan".
Dengan adanya ukuran kesuksesan, maka anda dapat menilai progress dari rutinitas anda. Yang jelas, apabila suatu target tidak terukur maka target itu tidak dapat di-manage. Contoh paling jelas dari pengaplikasian metode ini adalah patokan yang saya buat untuk membaca lima buku per bulan. Lewat patokan nominal, anda tidak mudah kehilangan arah. Ingat. Patokan bukan batasan. Kadangkala saya membaca lebih dari lima buku per bulan. Karena target bukan untuk dicapai, tapi untuk dilampaui.

A untuk Adaptif
Apabila suatu target terlalu ortodoks, maka kemungkinannya gagal semakin besar. Anda haruslah memberikan toleransi tertentu pada target yang anda buat agar target tersebut adaptif. Target yang baik harus dapat memandu kita, bukan mendikte atau memagari.

Target kita kerap dipengaruhi oleh prediksi kita akan masa depan. Yakinlah bahwa masa depan takkan 100% terjadi sesuai dengan prediksi. Saya bisa saja merencanakan lari marathon minggu depan, namun tiba-tiba pada hari itu hujan badai menghajar Bandung. Untuk itulah anda harus pandai-pandai mempertahankan produktivitas saat situasi berubah, merencanakan escape plan, dan siap menghadapi kemungkinan terburuk untuk tidak down setelah gagal menjalankan rencana. Ini bagian yang sulit.

R untuk Rasional
Formula terakhir dan juga yang terpenting, adalah rasional. Anda bisa saja membuat target yang positif, istimewa, nyata, maupun terukur namun tidak rasional. Misalnya "Tahun 2009 ini saya ingin jadi orang kaya dengan cara menang undian BCA satu milyar". Itu merupakan target yang tidak rasional karena di luar kuasa anda.

Suatu target yang ingin anda capai haruslah di dalam kuasa anda. Artinya anda mampu dan mau untuk melakukannya. Percuma saja anda memasang target yang ada di luar kemampuan anda. Apakah target anda rasional atau tidak bergantung pada perhitungan anda sendiri. Biasanya saya memasang target berdasar patokan periode sebelumnya. Intinya, target harus setinggi mungkin untuk dicapai, serendah mungkin untuk tetap rasional.

Nah, evaluating dan planning tentunya menjadi satu paket kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan satu sma lain. Keduanya akan bersinergi untuk menjadikan diri kita menjadi lebih baik dan mampu mencapai kemenangan yang kita cita- citakan. Seseorang yang enggan mengevaluasi dan hanya fokus pada perencanaan masa depan tidak akan efektif dalam pencapaian targetnya. Begitu juga jika seseorang yang hanya sibuk mengevaluasi namun tidak ada perencanaan untuk masa depan, ia hanya akan lelah untuk hal yang sia- sia. Oleh karena itu, evaluating dan planning adalah dua hal yang tidak terpisahkan dari diri seorang aktivis dakwah. Semoga bermanfaat. (09/12san dari berbagai sumber)


Dec 5, 2011

Keep, Keep Survive!

Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu
(Ust. Rahmat Abdullah)

Lelah pasti dirimu kawan. Bersabarlah, sedikit lagi. Tidak ada alasan untuk mundur ketika engkau sudah memulainya. Tidak ada alasan untuk mencari yang lain saat engkau sudah paham bahwa jalan ini benar. Tidak ada satu keringanan pun untukmu membebankan ini kepada saudaramu. Bahkan tidak ada satu persetujuan pun untukmu meninggalkan ini jika memang harus inilah proses yang harus kau jalani.

Tersenyumlah, dan rasakan hadirnya kembali semangat itu. Semangat yang kau bentuk dari tatapan masa depan yang cerah, dari keyakinan yang kau tanamkan dalam hati bahwa kejayaan itu akan bersamamu. Semangat yang kala itu sangat memantapkan hatimu tuk bersama menjalani proses ini hingga selesai. Tidak setengah- setengah.

Dalam perjalanan, tidak selalu mulus. Ini bukan perjalanan wisata, kawan! (happy full)
Memahami bahwa semua keberhasilan mengalami proses adalah satu pengetahuan basic yang seyogyanya melekat dalam diri kita. Satu pemahaman yang akhirnya akan membawa kita pada keikhlasan- keikhlasan untuk menjalani proses itu semua. Bukankah keikhlasan yang sangat dibutuhkan saat ini? Ketika hidup ditemani keikhlasan, kan terasa nikmat semuanya. Ia akan menciptakan kehidupan yang tentram, jauh dari penyakit hati. Sebaliknya, jika keikhlasan tidak kita terima menjadi partner kejayaan kita, berbagai penyakit hati akan muncul dan melumpuhkan pijakan- pijakan kita sedikit demi sedikit.

Berlarilah! Bukan saatnya lagi berjalan santai, atau malah dituntun. Tidak. Sekali lagi tidak. Sekarang saatny berlari, mengejar ketertinggalan selama ini. Tidakkah kau ‘iri’ melihat prestasi yang mereka torehkan? Tidakkah timbul sedikit keinginamu untuk menghilangkan satu kerutan di wajah orangtuamu? Ditemani banyaknya aktivitasmu, semoga menjadikanmu semakin rapi dalam ssetiap urusan. Bukan sebaliknya. Untuk itu diperlukan sebuah manajemen yang baik melalui pemahaman akan dahsyatnya akibat buruk dari budaya tidak rapi.

Bertahanlah, hanya engkau yang bisa menguatkan dirimu tuk bertahan. Motivasi dari orang lain hanyalah 5 persen yang akan membantumu. Selebihnya, ada pada motivasi yang kau timbulkan lewat harapan yang kau gantungkan. Tidak ada yang tahu kapan kita akan sampai ke puncak kejayaann itu, tapi seyogyanya kita bisa mulai meraba kejayaan itu. Bukankah titik cerah itu semakin lama semakin jelas. Bukankah kemudahan- kemudahan yang kau temui hari ini adalah satu bukti bahwaa kau akan mampu mencapai puncak itu? Memahami hal ini akan membuat kita lebih berhati- hati untuk kemudian memutuskan diri untuk diam, tak bergerak. Bagaimana jika kejayaan itu sudah dekat, sementara kita sudah sempat mundur?? Hanya penyesalan yang akan datang.Semangat dan ceria!
Keep survive!
(06/12san)





Dec 3, 2011

Semangat dan Ceria

"Janganlah meremehkan satu kebaikan walaupun hanya sekadar berjumpa teman dengan wajah berseri."(HR. Muslim)

Berbagai agenda dakwah menanti. Tak tanggung- tanggung, tiap hari nyaris selalu ada ''panggilan. Senang, ya karena bisa berkontribusi dalam hal kebaikan. Bukankah mereka yang paling baik adalah mereka yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain??

Maraknya agenda dakwah bukan berarti harus mengesampingkan hak saudara kita. Hak mereka, kawan! Bagaimana kira2 jika hak kita tidak diberikan? Pasti menuntut dong. Begitu juga dengan mereka, walau tentunya tidak dengan langsung mereka sampaikan. Tapi, mengertilah. Cobalah jika kita di posisi mereka. 
Bertemu, hanya berlalu.
Bertemu, mengucap salam, berjabat tangan, tanpa menoleh sedikit pun ke wajahnya
Bertemu, mengucap salam, berjabat tangan, menoleh sekilas, tanpa terasa kehadiran hati yang bertemu. No sense. Gak terasa, kata mereka.

Itu mungkin fenomena yang sering kita temukan sekarang. Hasil dari maraknya agenda dakwah yang tidak bisa dimanajemen dengan baik. Dan dirasakan sendiri betapa kondisi ini sungguh tidak mengasyikkan. Seolah ucap salam dan bersalaman hanya sebuah simbolis yang menjadi ciri seorang aktivis dakwah kampus. Tanpa hadirnya ruh. Kering.

Hei,, kita masih muda! tidak perlu lah kita tua2kan diri kita sebelum waktunya, toh akan tua sendiri nantinya. :)

Amanah- amanah ini hanya akan bisa dilaksanakan dengan baik jika menggunakan hati dan pikiran yang jernih. Bukan lewat akal yang tanpa perhitungan. Butuh keseriusan, ya semua pasti tahu itu. Tapi wujud keseriusan bukan menuntut hadirnya wajah yang selalu nampak kusam. Sungguhh, tidak enak dipandang. Error jadinya. Jangan salahkan agenda dakwah, tapi coba kita manajemen itu semua dengan baik. Bukan dengan menampakkan wajah yang kusam, wajah penuh masalah.

Bayangkan saja, ketika kita bertemu dengan saudara kita dengan wajah yang kusut.  Di awal dia sebenarnya ingin sharing, namun melihat kondisi secara perlahan teman kita akan mencoba menarik diri karena merasa kurang nyaman. Tentu bukan karena kita dirasa kurang pantas menjadi teman sharing, namun lebih pada performance kita yang menunjukkan bahwa kta tidak siap untuk itu, mendengar keluh- kesahnya. At last, satu kebaikan hilang kan??

So, start from now....!
Semangat dan Ceria!
(03/11san)

Nov 29, 2011

izinkan aku melangkah

Bersama Selasa, kujalani tapak ini. Berat, meninggalkanmu berhari- hari bahkan sudah sampai seminggu lebih 1 hari.
Jumlah itu mungkin tak banyak bagimu, namun bagiku?
seorang pengangguran yang hanya mengharapkan suntikan dana dari pemerintah, dalam dan luar negeri.
tak ada sumber lain selain itu. karya2 itu, belum juga mendapat kabar gembira.
hingga profesi ini kembali kujalani untuk sedikit mengurangi ketergantungan. dari satu kelas ke kelas yang lain, mencoba berbagi ilmu. kyoto, osaka, tokyo, serasa makin dekat.
menepis segala kerinduan yang semakin hari semakin membandel. wajah kalian.
kalian yang mengajariku untuk bekerja keras, untuk berbuat lebih di atas rata- rata. 
keputusan ini semoga menjadi bukti nyata akan keseriusan ingin membalas jasa kalian.

siapa yang  tak ingin duduk bermanja bersama orang yang dikasihi? siapa yang tak ingin selalu memberi keceriaan dalam rumah? siapa yang tak ingin menyediakan sarapan pagi, makan siang, makan malam, air hangat, ? siapa yang tak ingin selalu melihat orang yang dicintainya???? ku yakin tak seorang pun yang tak ingin. 
sedikit mencoba menahan rasa ini, sedikit lagi. kan kutunaiakn itu semua, tapi bukan sekarang. aku belum yakin untuk bisa memberikan kebahagiaan yang sebenarnya. menuruti rasa ini di saat sekarang hanya amemperkerdil diri sendiri. berlama- lama di comfortable zone, hanya akan menyisakan beribu penyesalan di akhirnya. 
tidak mengapa jika melihat mereka bisa melakukannya sekarang. tak mengapa jika hanya bisa menjadi penonton sekarang. tak mengapa jika mereka menganggap proses ini terlalu panjang. tak mengapa jika hati tak jarang berontak, menemuinya.
sabar. menjamu beberapa masalah yang semakin mengokohkan diri. ku yakin ini juga yang kalian rasakan di sana. karena ku yakin akan misi mulia ini, maka ku kan bertahan. doa  adalah penyambung rasa kita.
aku.
rindu. 
namun,

izinkan aku melangkah.
(29/11san)

Nov 23, 2011

Ruhiyah OK: Solusi Cerdas Mengatasi Problematika Dakwah Kampus

Kitakah yang mengaku sebagai kader dakwah? Sosok yang katanya seorang pengikut pemahaman salafus shalih? Layakkah kita?

Mari coba perhatikan waktu kita!
Cukupkah kita berikan untuk membaca Al Qur’an? Adakah kita berikan untuk sedikit mengkaji kitab2 para ulama? Dan pernahkah kita luangkan untuk mengikuti kajian2 Islami? Seberapa besar komitmen kita untuk hadir di acara pegajian rutin kita?

Coba kita bandingkan dengan maksimalnya waktu yang kita berikan untuk duduk di depan komputer  seraya ber-facebook ria dengan content yang kurang jelas. Begitu komitmennya kita untuk setia di depannya pada jam- jam tertentu. Bolehlah kita bandingkan dengan cukup luangnya waktu yang kita berikan untuk bercengkerama sesama kita- aktivis dakwah- dengan nilai manfaat yang sangat minim. Bandingkan pula dengan begitu maksimalnya waktu yang kita berikan untuk sebuah agenda dakwah yang serasa ‘kering’. Hingga kepada ketikan2 teks dalam bentuk pesan singkat (SMS) yang seringkali melalaikan kita untuk sedikit berlama- lama berzikir usai shalat didirikan.

Tidak hanya itu, kita bahkan kadang lebih memilih untuk berlama- lama membicarakan satu problema yang menimpa seorang kader (walau pada awalnya hanya ingin memberi sebuah solusi, namun berujung sesal dengan habisnya waktu tanpa sebuah peyelesaian) dibandingkan dengan berdiam diri dan berpikir, merenung.. Kita juga terlau sibuk dengan berbagai agenda dakwah, walau beberapa dari kita tidak paham apa esensi dari kegiatan itu. 

Intinya apa? Kita tampaknya lebih menjaga manusia daripada Sang Pencipta.
Akibatnya? 

Mari perhatikan kondisi kita saat ini. Saat dimana seharusnya tauhid kita sudah benar, namun ternyata urusan basic ini juga masih berantakan. Kurangnya ilmu yang kita miliki menjadikan kita berbuat tanpa arahan yang jelas. Maraknya agenda dakwah yang kita tekuni ternyata belum juga melahirkan lulusan2 yang dapat diandalkan. Agenda2 dakwah serasa bergerak tanpa ruh, layaknya seorang manusia yang tidak punya tujuan hidup. Hanya berjalan mengikut arus tanpa ada alas an kenapa harus itu hingga tidak ada komitmen. Terombang- ambing. 

Sungguh kutipan ayat ini begitu mengena dengan kondisi kita saat ini. “Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. al-’Ashr : 1-3).
Akhi wa ukhti fillah,semoga Allah menjaga diriku dan dirim.

Waktu yang Allah berikan kepada kita merupakan nikmat yang sangat agung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua buah nikmat yang kebanyakan manusia terpedaya karena tidak bisa menggunakan keduanya dengan baik, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari). Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, “Hai anak Adam, sesungguhnya kamu adalah kumpulan perjalanan hari. Setiap kali hari berlalu maka lenyaplah sebagian dari dirimu.” Ada orang yang mengatakan, “Waktu bagaikan pedang, kalau kamu tidak menebasnya -dengan kebaikan- maka dia akan menebasmu -dengan keburukan-.”

Betapa jauhnya kita dengan akhlak salafus shalih. Ibnu Abi Mulaikah mengatakan, “Aku berjumpa dengan tiga puluh sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka semua merasa khawatir dirinya tertimpa kemunafikan.” Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, “Seorang mukmin akan memadukan di dalam dirinya antara ihsan/perbuatan baik dengan rasa takut. Sedangkan seorang yang munafik akan memadukan di dalam dirinya antara perbuatan jelek dengan rasa aman dari tertimpa hukuman.” Allahul musta’aan!

Di manakah posisi kita wahai saudaraku! Kita menisbatkan diri sebagai seorang salafi -pengikuti pemahaman salafus shalih- namun dalam prakteknya akhlak kita sangat jauh dari apa yang diharapkan.

Saudaraku, salafuna as-shalih adalah orang-orang yang sangat pelit dengan waktunya dan paling gigih dalam menjaga lisan mereka. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Apakah mereka itu mengira bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisik-bisikan mereka? Sebenarnya Kami mendengar, dan para utusan Kami (malaikat) selalu mencatat di sisi mereka.” (QS. az-Zukhruf : 80).
Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Tidak ada kebaikan di dalam kebanyakan perbincangan mereka kecuali orang yang menyuruh bersedekah, mengajak yang ma’ruf, atau mendamaikan di antara manusia.” (QS. an-Nisa’ : 114). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah satu tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak penting baginya.” (HR. Tirmidzi, hasan). Sebagian orang bijak mengatakan, “Apabila kamu akan berbicara maka ingatlah bahwa Allah mendengar ucapanmu. Apabila kamu diam, maka ingatlah bahwa Allah juga selalu mengawasimu.” (lihat Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 152).

Diatas semua itu, apa yang kita harapkan?
Tentu saja keridhoan Allah. Tidak hanya dalam urusan pribadi namun juga urusan dakwah yang melibatkan banyak orang. Kita sangat merindukan suasana ketika para aktivis dakwah segera meyentuh Al Quran nya dibandingkan untuk membalas sms. Kita inginkan semua aktivis dakwah merasa haus ilmu sehingga dengan sendiri atau bersama- sama menghadiri pengajian2 rutin. Dan hal yang sangat kita dambakan adalah saat2 dimana agenda dakwah berjalan bersama hadirnya ruh kita. Agenda dakwah yang diiringi oleh pemahaman kita akan esensi kegiatan itu. Agenda yang tidak hanya menyisakan kepenatan yang tak berbayar akibat dari kurangnya dasar ilmu kita betapa pentingnya agenda itu dijalankan. Agenda yang tidak mentok dilakukan hanya untuk sekadar menggugurkan sebuat tuntutan: terlaksananya sebuah progja. Tentu tak se- sempit itu.

Sebagai penutup, sedikit renungan buat kita bersama.
Jadilah sebagaimana pemuda Ibrahim yang getol untuk memperjuangan tauhid dan memberantas syirik yang ada di masyarakatnya!
Jadilah sebagaimana para pemuda Kahfi yang beriman kepada Allah dan Allah pun berkenan menambahkan hidayah kepada mereka!
Jadilah sebagaimana Ali bin Abi Thalib yang sangat keras memusuhi musuh-musuh Islam yang berani melecehkan sahabat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam!
Jadilah sebagaimana para pemuda Anshar yang berlomba-lomba untuk maju ke medan jihad demi mempertahankan agamanya!
Jadilah sebagaimana Uwais al-Qarani yang sangat berbakti kepada ibunya!
Jadilah aktivis dakwah yang berbuat ikhlas dan ittiba’!
Semoga bermanfaat. (24/11san)


 
Baca Juga:
Langganan
Get It