"Janganlah meremehkan satu kebaikan walaupun hanya sekadar berjumpa teman dengan wajah berseri."(HR. Muslim)
Berbagai agenda dakwah menanti. Tak tanggung- tanggung, tiap hari nyaris selalu ada ''panggilan. Senang, ya karena bisa berkontribusi dalam hal kebaikan. Bukankah mereka yang paling baik adalah mereka yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain??
Maraknya agenda dakwah bukan berarti harus mengesampingkan hak saudara kita. Hak mereka, kawan! Bagaimana kira2 jika hak kita tidak diberikan? Pasti menuntut dong. Begitu juga dengan mereka, walau tentunya tidak dengan langsung mereka sampaikan. Tapi, mengertilah. Cobalah jika kita di posisi mereka.
Bertemu, hanya berlalu.
Bertemu, mengucap salam, berjabat tangan, tanpa menoleh sedikit pun ke wajahnya
Bertemu, mengucap salam, berjabat tangan, menoleh sekilas, tanpa terasa kehadiran hati yang bertemu. No sense. Gak terasa, kata mereka.
Itu mungkin fenomena yang sering kita temukan sekarang. Hasil dari maraknya agenda dakwah yang tidak bisa dimanajemen dengan baik. Dan dirasakan sendiri betapa kondisi ini sungguh tidak mengasyikkan. Seolah ucap salam dan bersalaman hanya sebuah simbolis yang menjadi ciri seorang aktivis dakwah kampus. Tanpa hadirnya ruh. Kering.
Hei,, kita masih muda! tidak perlu lah kita tua2kan diri kita sebelum waktunya, toh akan tua sendiri nantinya. :)
Amanah- amanah ini hanya akan bisa dilaksanakan dengan baik jika menggunakan hati dan pikiran yang jernih. Bukan lewat akal yang tanpa perhitungan. Butuh keseriusan, ya semua pasti tahu itu. Tapi wujud keseriusan bukan menuntut hadirnya wajah yang selalu nampak kusam. Sungguhh, tidak enak dipandang. Error jadinya. Jangan salahkan agenda dakwah, tapi coba kita manajemen itu semua dengan baik. Bukan dengan menampakkan wajah yang kusam, wajah penuh masalah.
Bayangkan saja, ketika kita bertemu dengan saudara kita dengan wajah yang kusut. Di awal dia sebenarnya ingin sharing, namun melihat kondisi secara perlahan teman kita akan mencoba menarik diri karena merasa kurang nyaman. Tentu bukan karena kita dirasa kurang pantas menjadi teman sharing, namun lebih pada performance kita yang menunjukkan bahwa kta tidak siap untuk itu, mendengar keluh- kesahnya. At last, satu kebaikan hilang kan??
So, start from now....!
Semangat dan Ceria!
(03/11san)
0 komentar:
Post a Comment