Apa?
Kau lebih memilih bincang- bincang di bawah pohon rindang,
daripada melahap Sirah Nabawiyah?
Apa?
Kau lebih senang memutar lagu- lagu nasyid daripada murattal
saat mengetik laporan dan tugas akhirmu
Apa?
Kau bahkan lebih memilih untuk jajan dan menghabiskan uangmu
untuk kesenangan sesaat daripada membeli buku
Apa?
Kau bangga menceritakan kisah cinta para idolamu di televisi
namun kau buta hingga malu dengan kisah heroik para sahabat/ iyah?
Apa?
Kau pun lebih senang menulis status yang kontroversial
daripada berbagi ilmu yang bermanfaat.
Apa?
Kau tampak benar- benar menjaga jarak dengan non mahram
ketika di dunia nyata, lha di dunia maya? Kau tampak senang dan berbangga
dengan gurauan- gurauan yang tidak bermanfaat.
Apa? Katanya kau aktivis dakwah, tapi yang kau pikirkan
hanya dirimu sendiri. Lha saudara yang di Palestina, Bosnia, dan bumi Islam
lainnya?
Apa? Kau ngakunya kader dakwah, eh tapi jarang sekali
sedekah. Lha, tiap hari mejeng di kantin kampus.
Apa?
Kau bangga dengan tilawahmu yang mencapai 1 juz/ hari? Lha
mereka? Pemuda di negeri sana berkali- kali lipat dari apa yang kau lakukan.
Apa?
Kau pun merasa pantas berceloteh ria dengan tahajudmu yang
rutin?
Apa?
Apa?
Tidak apa- apa
Kau hanya perlu intropeksi diri. Sebab kau, adalah diriku.
4 komentar:
Kebanyakan orang selalu mencari apa yang belum ia dapatkan...
iya lah. kalo dah dapat ngapain lagi dicari.
APA?
dan ternyata kau adalah diriku juga
makasi mbak muhasabahnya :')
Post a Comment