Saat- saat sulit seperti ini, butuh dirimu ada di sampingku. Menenangkanku, sedikit memberiku stimulus akan rasa beratnya menapaki jalan ini.
Saat- saat sulit seperti ini, teringat engkau yang selalu tampil dengan keceriaanmu. Tak ada beban di wajahmu. Itu satu hal yang membuatku menobatkanmu sebagai teman sejatiku, ya belum ada yang lain.
Dikau berbeda dengan yang lain. Sungguh.
Saat yang lain mencela, engkau malah mencari celah sebaik mungkin untuk memuji.
Saat yang lain mulai berprasangka buruk pada sesuatu yang memang sulit untuk dilihat dari sisi positif, engkau bahkan mampu menghentikan pikiran2 itu
Saat yang lain mulai lemah, engkau dengan kepolosanmu kadang membuat kita bisa bergerak kembali
Engkau dengan pemahamanmu yang benar, cukup member arti untuk perjuangan ini
Engkau, dengan caramu yang tak jarang membuat jengkel berhasil merasuki akal sehat kita
Dikau, bersahaja. Tidak banyak yang kau harapkan.
Komitmenmu, kerja kerasmu, keikhlasanmu. Kulihat itu semua saat itu belum kutemukan pada yang lain.
Dan akupun memutuskan untuk menjadikanmu, teman sejatiku.
Saat- saat sulit seperti ini, aku butuh teman cerita. Entah, bercerita denganmu cukup nyaman bagiku. Walau aku tak tahu apa yang ada di pikiranmu.
Ceracauanku, semoga tidak menambah beban pikiranmu.
Saat- saat seperti ini, mendapati dan menyadari bahwa aku tidak ada apa2nya. Lemah.
Jika boleh aku membandingkan diriku dan engkau, aku hanya sepertiga dari apa yang kau miliki.
Ilmu, ibadah, pengorbanan, perjuangan, keikhlasan. Luarbiasa engkau.
Sikap tanpa pamrih itu hadir menemanimu.
Sikap apa adanya dan rendah hati bersamamu.
Itulah sebabnya, kusebut engkau teman sejatiku.
Maukah engkau?
Untuk yang di sana, N.M.c S.Pd.
Jazakillah khoir
Jazakillah khoir
0 komentar:
Post a Comment