September, 2014

Fokus pada Impian, Setia pada Proses, Bayar harga di Awal_ __Untukmu; Ayah, Ibu__ 090111/san

Jan 19, 2013

>__>


bersyukur, masih banyak yang menyayangi kita.
alhamdulillah...

jadi ceritanya saya sangat ingin sekali menulis akhir- akhir ini. tapi baru ini kesamapain. pasalnya keseharia saya cukup sibuk dengan semua aktivitas sebagai seorang anak yang sangat berbakti pada kedua orangtua (hueeekkk). hingga tidak heran jika saya betah mendengarkan semua cerita dan duduk bersantai ria di depan mereka sambil sesekali tertawa dan tidak ketinggalan ada kerupuk di depan (mantap sekali itu).


sementara itu, hari mulai petang. mulai tampak sinar yang tidak cukup bersinar. hanya ada warna kekuninngan yang menandakan bahwa hari ini akan segera ditutup. namun kekuningan itu tidak sampai seperti kuning telur mata sapi, karena kekuningan yang ada di langit itu adalah alami murni buatan sang Ilahi. dan telur mata sapi? buatan manusia yang tidak semua orang profesional dalam membuatnya. bisa jadi ia terlalu matang, atau bisa jadi masih mencair, dan bahkan ada juga telur mata sapi yang matanya tidak bulat.

ahhhhhhhhhhh, entah apa ini. telur dan petang sepertinya tidak punya korelasi. ya sudah lah.


lalu tatkala kucing sedang berbisik bahwa ia lapar, bubur kacang ijo menjadi santapan yang istimewa. ada segurat (atau semburat, atau seikat, entah) senyum di sana. di kumisnya. seolah mengucapkan terimakasih pada sang tuan yang baik hati. namun sungguh tak disangka, ia berlalu saja tanpa ada basa basi, atau apa kek saat mereka berpapasan di depan kamar mandi. kebetulan si kucing ingin minum. sombong sekali si kucing ya. dan si tuan merasa terhina.

huuuaaaa, apa lagi ini? kucing dan si tuan. hmm, boleh la. walau bakal ada yang tersinggung dan tersungging. tersipu dan tersapu. ohh....


jadi tidak berapa lama hujan turun. deras sekali. mengguyur siapa saja yang langsung berhubungan dengan sang langit. apakah itu atap, pohon, tanah, manusia, dan berbagai jenis makhluk yang ada di bumi. semua diguyur. yang jelas, guyuran ini tidak sama dengan guyuran seperti ktika kita mandi. kita bisa menghentikan guyuran air jika dirasa sudah cukup. lalu kita memakai sabun, de es be. nah ini? guyuran hujan tidak bisa kita hentikan semau kita. saat ia sudah membasahi lantai, kita tidak bisa menghentikannya untuk meminta waktu sejenak untuk menyapu atau membuang airnya. tidak bisa. maka banyaklah kita berdoa agar hujan yang mengguyur itu menjadi rahmat bagi kita. pun jika ia sudah masuk ke ruang kamar.

yang ini sepertinya serius ya? ahh, biasa aja.


kemudian ada si kapal, bantuan untuk korban  banjir. di televisi pastinya, karena aku tidak sedang berada di daerah banjir.


nanti lah disambung kalau ada semua baik- baik saja. mood, waktu, ide, sinyal. semualah perlu diamankan.

0 komentar:

Post a Comment

 
Baca Juga:
Langganan
Get It