September, 2014

Fokus pada Impian, Setia pada Proses, Bayar harga di Awal_ __Untukmu; Ayah, Ibu__ 090111/san

Man Jadda wa Jadda. Zhelayu Uspekha!

"Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?(QS. Al Qashash: 60)

Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?

QS. Ar Rahman: 13

Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan. (QS. Yusuf: 55)

“Maka Bersabarlah Dengan Sabar Yang Baik, sesungguhnya mereka memandang siksaaan itu mustahil. Sedangkan Kami memandangnya mungkin terjadi. (Al-Maarij : 5-7)

“Hadapilah dengan senyuman. Selamat bahagia!

“Masalah Palestina bukan hanya masalah bangsa Palestina dan bangsa Arab saja. Tetapi masalah seluruh umat Islam, bahkan masalah kemanusiaan secara keseluruhan. Atas dasar pandangan aqidah inilah seluruh umat Islam wajib memahami kondisi dan permasalahan Palestina.

“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.”

(Q.S At Taubah: 44)

“Berkata Musa, ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara aku dan orang-orang yang fasik itu."

Q.S Al Maidah; 25

““ Lailaha illa anta subhanaka inni kuntum minadh dholimin “ Artinya : Tidak ada Tuhan Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku orang yang dholim "

(al anbiya;87)

““ Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang – orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhanku perkenankanlah doaku , ya Tuhanku beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan seluruh orang mukmin, pada hari terjadinya hisab. "

Wanita adalah perhiasan. Dan sebaik- baik perhiasan adalah WANITA SHOLEHAH

HR. Muslim

"Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya."

HR. Tirmidzi

"Wanita yang didunianya solehah akan menjadi cahaya bagi keluarganya, melahirkan keturunan yang baik dan jika wafat di akhirat akan menjadi bidadari."

Wanita solehah merupakan penentram batin, menjadi penguat semangat berjuang suami, semangat ibadah suami. Suami yakin tidak akan dikhianati, kalau ditatap benar-benar menyejukkan qolbu, kalau berbicara tutur katanya menentramkan batin, tidak ada keraguan terhadap sikapnya.

Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?

QS. Ar Rahman: 13

Jul 31, 2012

Sejuta Semangat Buat Saudaraku: Muslim Rohingnya


Muslim Rohingnya dizhalimi hari ini. Muslim yang sangat taat kepada Rabb- Nya dibantai tanpa alasan yang jelas. Wanita muslim Rohingnya mengingatkan kita pada sosok Sumayyah yang keimanannya tidak luntur walau ditimpa ujian besar. Keyakinan akan kenikmatan dari Allah yang lebih nikmat dibanding janji- janji penguasa menjadi satu kekuatan besar baginya. Pun laki- laki muslim Rohingnya, kita belajar dari Yasir suami Sumayyah. Keluarga ini semoga mampu menjadi peneguh hati bagi saudara kita di Myanmar.
Lebih Dekat dengan Muslim Rohingnya
Muslim Rohingnya adalah etnis minoritas yang tinggal di daerah Arakan, Myanmar. Mereka adalah warga Myanmar, namun serasa tidak dianggap. Bahkan mereka juga dikabarkan sebagai warga Bangladesh disebabkan mereka tinggal di Arakan yang berada di dekat Bangladesh. Mereka seolah etnis yang tidak diketahui statusnya di wilayah negara mana.
Populasi Muslim Rohingya di Myanmar tercatat sekitar 4,0 persen atau hanya sekitar 1,7 juta jiwa dari total jumlah penduduk negara tersebut yang mencapai 42,7 juta jiwa. Jumlah ini menurun drastis dari catatan pada dokumen Images Asia: Report On The Situation For Muslims In Burma pada Mei tahun 1997. Dalam laporan tersebut, jumlah umat Muslim di Burma mendekati angka 7 juta jiwa.
Mereka kebanyakan datang dari India pada masa kolonial Inggris di Myanmar. Sepeninggal Inggris, gerakan antikolonialisasi di Burma berusaha menyingkirkan orang-orang dari etnis India itu, termasuk mereka yang memeluk agama Islam. Bahkan, umat Muslim di Burma sering sekali menjadi korban diskriminasi.
Berbagai kekejaman militer dan pemerintah Myanmar kepada umat Muslim Rohingnya cukup menyadarkan kita betapa perlunya kita bersyukur dengan kondisi kita di negara Indonesia. Di sana, di Myanmar masjid tempat beribadah umat Muslim dihancurkan. Al Qur’an kitab suci umat Muslim dirobek dan dibakar. Tidak hanya itu, agamapun tampaknya dipermainkan oleh kaum laknatullah itu. Bahkan, Pemerintah Myanmar sengaja membuat kartu penduduk khusus untuk umat Muslim yang tujuannya untuk membedakan dengan kelas masyarakat yang lain. Umat Muslim dijadikan warga negara kelas tiga. Umat Islam di negera itu juga merasakan diskriminasi di bidang pekerjaan dan pendidikan. Sehingga mereka yang tidak ingin mengganti agamanya di kartu tersebut, maka mereka haru bersiap untuk tidak mendapatkan peluang menjadi tentara atau pegawai negeri.
Kemudian dengan seenak hatinya militer Myanmar membantai mereka, mengusir dari tanah mereka dan melakukan berbagai penyiksaan kepada mereka yang melakukan perlawanan maupun tidak. Pembantaian dan penyiksaan ini bukan baru saja terjadi, namun sejak Myanmar merdeka pada tahun 1948  Muslim Rohingnya sudah mendapat perlakuan yang tidak sepantasnya. Pembantaian itu seolah sudah hal yang lumrah ditimpakan bagi mereka karena sedikitpun pemerintah tidak ambil pusing terkait hal ini. Sungguh biadab sekali perbuatan mereka. Biarlah Allah yang akan menurunkan azabnya kepada mereka yang sedikitpun tidak memiliki rasa perikemanusiaan. 
Apa Kata Dunia?
Dunia bungkam. Dunia seolah- olah tutup telinga dengan kejadian ‘penghilangan’ nyawa manusia. Ketika 12 orang mati akibat tembakan si Joker di Colorado, dunia gempar. Namun saat 6000 lebih jiwa meninggal akibat kekejaman militer Myanma, dunia hening. Beginikah nasib orang yang ‘termarginalkan’? Amerika Serikat yang ngakunya pejuang HAM, dimana? Dimana pula  PBB yang katanya melindungi seluruh negara?
Nasmiya Bokova, jurnalis dan wakil pimpinan redaksi majalah Muslimanka terbitan Bosnia, mengecam Amerika Serikat dan sekutu Baratnya yang tak bereaksi soal pembantaian Muslim Rohingya di Myanmar. Sebagai negara yang mengaku pejuang HAM, sikap AS dan negara Barat tersebut sungguh mengejutkan. ''Sangat mengejutkan sekali negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat yang mengklaim sebagai pejuang hak asasi manusia itu tidak mereaksi peristiwa tersebut," katanya.
Ini patut menjadi satu bahan renungan bagi kita bersama. Saat kita yang mungkin selama ini mengagung- agungkan Amerika Serikat yang super power, nyatanya ia tidak bisa berbuat apa- apa untuk keadaan yang dialami Muslim Rohingnya. Bisa jadi itu adalah satu kesengajaan atas kebenciannya yang memuncak pada umat Islam dan bisa jadi inilah yang sebenarnya dinanti- nantikan oleh negara ini. Lenyapnya umat Islam dari satu negara ke negara lain adalah cita- cita besar mereka.  Namun yakinlah Allah tidak akan membiarkan mereka berbuat semena- mena.
”Mereka (orang-orang kafir itu) membuat makar, dan Allah membalas makar mereka. Dan Allah sebaik-baik pembuat makar." [Ali Imran : 54]
”Sesungguhnya mereka (orang-orang kafir itu) me-rencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya. Dan Aku pun merencanakan tipu daya pula, dengan sebenar-benarnya." [Ath-Thariq : 15-16]
Semoga Muslim Rohingnya mendapat perlindungan khusus dari Allah ketika memang perlindungan dari tangan manusia tidak mampu menggapainya. Sesungguhnya Allah sebaik- baik pelindung. Momen Ramadhan kali ini semoga sarat makna dengan berbagai bantuan yang kita berikan pada saudara kita di Myanmar hingga kita memang memiliki peran atas bantuan kepada mereka.(29/07san)


Rumah Kedua





Jika  mereka bilang ada rumah kedua, maka UKMI Ar- Rahman adalah rumah keduaku

UKMI Ar- Rahman menerimaku apa adanya. Ya, tidak berlebihan. Saat aku belum bisa membuat surat, aku tidak langsung dipecat sebagai panitia sie Adm. Kesek. Pun ketika LPJ kepanitiaan perdanaku hancur berkeping- keping Aku dibimbing hingga aku mampu dan memutuskan bahwa indahnya ukhuwah yang ada di rumah ini. Hangat dan bersahabat.

Hingga suatu saat aku diberi amanah untuk mendesain sebuah spanduk, apaan? Aku yang tidak punya track record yang baik di bidang ini malah diminta untuk mendesain. Parahnya, ini adalah desain pertamaku dan untuk acara besar. Kebayang kan gimana? Aku sibuk mencari kakak/ abang yang bisa membantuku. Satu hal yang luarbiasa dariku saat itu (hehe), aku ingin kasih karya terbaikku. Ke sana kemari hingga aku bertemu dengan kakak/ abang yang t-o-p banget di sana. Haah, indah sekali. Baru ini kudapati sosok penyabar yang mau membimbingku. Dia? Dibilang saudara sekampung, gak. Teman baik kakakku, juga tidak. Anak kenalan ortuku, ah jauh sekali. Mmmh, kenalan lama? Wah, aku baru saja dapatkan no HP nya dari murobbi ku malam lalu. Tapi sampai begini dia melayaniku aku? Dengan setia mengajariku yang tidak ikut TK hingga kurang lihai bermain dengan warna. Subhanallah, aku baru tau ini yang namanya ukhuwah. Eh, bukan nama kakak itu si ukhuwah. Tapi ikatan ini.

Dan terakhir, aku kembali diuji untuk mengumpulkan dana. Wah, lagi- lagi track record ku buruk untuk yang satu ini. Manajemen uangku yang tak seberapa juga masih kewalahan. Si kakak ini apaan sih? Kayaknya pengen acaranya defisit ini. Haaaah… tak habis- habis aku menggerutu. 25 juta rupiah, wah darimana kami mencari dana ini? Kasak- kusuk, memberanikan diri presentasi acara di depan sang dosen, anggota DPRD, sampai nyaris ke gubernur. Haah, public speaking ku hancur kali.

Eh, si Farhan kan sie Acara? Kenapa dia juga sibuk- sibuk jualin donat dan kue- kue kami dari sie Dana? Subhanallah, aku kembali terkagum- kagum dengan yang namanya ‘ukhuwah’. Memang aku pernah merasakan hal seperti ini waktu di SMA ini, namun aku tidak tahu mendefinisikannya. Ternyata ukhuwah, indah sekali. Beda! Kalau aku di SMA dulu, mereka yang membantu karena ingin mendapat perhatin guru agama trus dapat nilai bagus. Lha kalau di sini? Perhatian siapa yang mau dicari? Gak dilirik atuh sama dosen agama! Kakak/ abang kelas? Rasanya gak ada gunanya, toh mereka gak akan ngasih sedikit penghasilan mereka. Perhatian siapa? Yep, siapa lagi kalau bukan perhatian Allah. Bukankah Allah cinta sama muslim yang mencintainya saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri? Kita gak mau dong saudara kita lelah sendiri. Subhanallah, indah sekali rumah ini.

Lalu aku menjadi pengurus di rumah ini. Gak tanggung- tanggung. Aku jadi koordinator. Atau kalau bisa dibilang kepala rumah tangga. Yang pasti aku gak pernah berharap ini pernah kupegang, gak pernah bermimpi ini bakal jadi cerita untuk anak cucuku kelak. 

Ini rumahku.
Aku harus bisa menjaganya agar tetap bersih dan nyaman untuk dihuni. Aku tak ingin satupun penghuni rumah merasa tidak diperhatikan dan tidak dirasakan keberadaannya. Aku bersyukur karena mereka semua baik, ramah, dan cerdas. Satu hal, ibadah mereka lho! Gak kenal waktu dan tempat, mereka terus meningkatkan ibadahnya. Bayangin aja waktu kami naik gunung dan ada istirahat sebentar, Al Qur’an menjadi penetrasi nafas mereka yang tersengal- sengal. Subhanallah, aku mau tidak mau juga mengeluarkan Al Qur’an miniku dengan hati- hati. Ya, barang- barang dalam tas ranselku berantakan akibat ini pendakian perdanaku hingga aku harus membawa banyak sekali perlengkapan dan serasa sibuk sendiri mengurusinya. Haaah, sudahlah. 

Gak hanya itu, siap shalat kami biasakan untuk tilawah. Hingga masjid kampus itu seolah menjadi base camp  kami yang dihiasi dengan lantunan ayat suci Al Qur’an. Yah, walau pun kuakui suara kami gak sebagus si kawan yang udah ikut MTQ nasional, namun kami sedikit banyaknya benar tajwidnya. Aku pertama kali bergabung sama mereka merasa ini bukan kampus negeri seperti kebanyakan. Ini seolah pesantren kalau  waktu shalat telah tiba.

Ini rumah keduaku.
Ada banyak agenda yang harus kami selesaikan dalam satu periode kepengurusan. Hebat sekali saudara- sauadaku yang lebih sering kusebut dengan panggilan akhi/ ukhti. Mereka bisa memanajeman waktunya dengan padatnya agenda yang harus mereka selesaikan. Agenda dakwah bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk bisa berprestasi, aku juga tentunya. IP mereka  masih bisa dibilang bagus dan  keaktifan di kelas juga masih bisa dibanggakan. Ikhwan dan akhwat itu memang luarbiasa. 

Lalu, apa lagi tentang penghuni rumahku?
Mereka semaksimal mungkin untuk tidak membicarakan hal- hal yag sia- sia. Jika ada yang bermasalah diantara kami, misalnya ada kabar angin yang tak jelas sumber dan informasinya, mereka upayakan untuk tidak menyebarnya. Tabayyun kata mereka. Ya, tabayyun hingga tidak ada yang merasa terzhalimi. Jauh berbeda dengan penghuni rumahku yang lama. Mereka seneng banget tuh kalau ada saudaranya yang agak lain dikit, trus seantero dunia tau akan hal itu.

Ini rumah keduaku
Apa yang membuat kami betah dan berlama- lama di sini? Bahkan saat libur tiba, kami tidak sepenuhnya bergembira seperti teman- teman tetangga kami. Ya, kami bersedih. Berpisah dengan saudara yang menginginkan saudaranya lebih baik setiap hari hingga hari demi hari adalah proses yang terus mendewasakan kami. Kami bisa bertahan di sini, tidak lain karena kekuatan hati. Bersyukur atas keimanan yang dikaruniakan Allah pada kami hingga kami benar- benar merasakan keluarga ini adalah keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Aku bahkan belum mampu membayangkan gimana nanti ketika aku sudah selesai kuliah, akankah kutemukan keluarga yang sehangat ini? Semoga.

Semoga kita selalu berupaya menjaga Allah hingga Allah akan menjaga kita dengan penjagaan yang tak satupun zat di dunia ini mampu menandingi penjagaanNya.

*Salam ukhuwah kepada keluarga besar UKMI Ar- Rahman UNIMED. Hangat dan bersahabat.

(si aku bisa siapa saja)

Jul 29, 2012

Tausiyah 9 Ramadhan: Kesengsaraan Manusia


Oleh: Ust. Abdul Halim
Tanda- tanda kesengsaraan manusia:
1.  Mata yang membeku (jarang menangis)
Dari Ibnu Abbas ra. berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Ada
dua mata yang tidak akan tersentuh api neraka. Mata yang menangis karena
takut kepada Allah. Dan mata yang begadang berjaga dalam jihad fi
sabilillah.” (HR At-Tirmizy – Hasan Shahih)

2.  Hati yang keras
Ibnu al-Qayyim rahimahullah mengatakan dalam kitabnya Bada’i al-Fawa’id [3/743], “Tatkala mata telah mengalami kekeringan disebabkan tidak pernah menangis karena takut kepada Allah ta’ala, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya keringnya mata itu adalah bersumber dari kerasnya hati. Hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang keras.”
Disebutkan oleh Ibnu al-Qayyim di dalam al-Wabil as-Shayyib [hal.99] bahwa suatu ketika ada seorang lelaki yang berkata kepada Hasan al-Bashri, “Wahai Abu Sa’id! Aku mengadu kepadamu tentang kerasnya hatiku.” Maka Beliau menjawab, “Lembutkanlah hatimu dengan berdzikir.”
Wallahua'lam bishawab.

Tausiyah 8 Ramadhan: Menjemput Kekhusyukan Shalat


Oleh: Ust. Shafwani


Cara menghadirkan kekhusyukan dalam shalat:
1.  Mengingat kematian
Sabda Rasulullah: Ingatlah kematian dalam shalatmu, sesungguhnya orang yang mengingat kematian dalam shalatnya, niscaya ia akan berusaha untuk menyempurnakan shalatnya.

2.  Memahami makna bacaan shalat
Imam Muslim dalam Shahihnya meriwayatkan dari Hudzaifah radliyallah 'anhu, berkata,
"Suatu malam aku shalat bermakmum kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau membaca Al-Qur'an dalam shalatnya dengan berlahan (tidak tergesa-gesa). Apabila beliau sampai pada ayat yang mengandung tasbih, beliau bertasbih. Apabila sampai pada ayat yang mengandung permintaan, beliau meminta (berdoa). Dan apabila sampai pada ayat yang mengandung perlindungan, beliau berta'awwudz (memohon perlindungan)." (HR. Muslim, no. 772)

3.  Mengulang- ulang bacaan shalat
Sa'id bin 'Ubaid al-Thaiy telah meriwayatkan sebuah atsar, ia pernah mendengar Sa'id bin Jubair mengimami pada bulan Ramadlan. Pada shalat tersebut, Sa'id hanya membaca ayat berikut ini secara berulang ulang,

"Kelak mereka akan mengetahui,ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret, ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api." (QS. Al-Mukmin: 70-72)

Al-Qasim telah meriwayatkan bahwa dia pernah melihat Sa'id bin Jubair melakukan qiyamullail dengan hanya membaca ayat,

"Dan peliharalah dirimu dari (adzab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)." (QS. Al-Baqarah: 281) dan beliau mengulang-ulang bacaan ayat ini sampai 20 kali lebih.

Seorang laki-laki dari Bani Qais yang dikenal dengan Abu Abdullah telah meriwayatkan, "Pada suatu malam kami menginap di rumah Al-Hasan (al-Bashri), maka di tengah malam ia bangun dan shalat. Dan ternyata yang dibacanya hanyalah ayat berikut secara berulang-ulang hingga waktu sahur, yaitu firman Allah,

"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (Qs. Ibrahim: 34)

Pada pagi harinya kami bertanya, "Wahai Abu Sa'id, mengapa engkau tidak melampaui ayat ini dalam bacaan sepanjang malam?" Al-Hasan menjawab, "Aku memandang ayat ini mengandung pelajaran yang mendalam. Karena tidaklah aku menengadahkan pandangan mataku dan tidak pula menundukkannya, melainkan pasti melihat nikmat. Sedangkan nikmat-nikmat Allah yang belum diketahui, masih sangat banyak." (Al-Tadzkirah, karya Imam al-Qurthubi, hal. 125)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid juga menjelaskan bahwa meragamkan bacaan surat, ayat, dzikir, dan do'a dalam shalat bisa membantu menghadirkan kekhusyu'an. Namun, kekhusyu'an ini tidak akan diperoleh kecuali oleh orang yang mengetahui maknanya dan memahami kandungannya, sehingga ketika ia membacanya seolah dia sendiri yang bermunajat dan meminta kepada Allah secara langsung.

Berikut ini kekhusyu'an Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalatnya sehingga tumbuh rasa takutnya kepada Allah sampai-sampai air mata beliau tertumpah membasahi bumi. Diriwayatkan dari 'Atha, dia dan 'Ubaid bin 'Umair pernah datang menemui 'Aisyah radliyallah 'anha. Kemudian 'Ubaid berkata, "Ceritakanlah kepada kami hal yang paling menakjubkan yang pernah Anda lihat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?"

'Aisyah menangis lalu becerita, "Pada suatu malam Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bangun, lalu berkata, "Hai 'Aisyah biarkan aku menyembah Tuhanku malam ini, sesungguhnya aku suka dekat denganmu dan aku menyukai apa yang engkau sukai."

'Aisyah melanjutkan kisahnya, "Sesudah itu beliau bangkit dan berwudlu', lalu berdiri untuk shalatnya. Beliau terus-menerus menangis dalam shalatnya sehingga pangkuannya basah, dan terus menangis hingga tanahnya basah. Setelah itu Bilal datang untuk memberitahukan akan masuknya waktu Shubuh. Tetapi, setelah Bilal melihat beliau menangis, maka ia bertanya, "Wahai Rasulullah, Anda menangis, padahal Allah sudah mengampuni semua dosamu yang terdahulu dan yang kemudian?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab,

"Tidak bolehkan aku menjadi hamba yang banyak bersyukur? Sesungguhnya malam ini telah diturunkan kepadaku beberapa buah ayat. Celakalah bagi orang membacanya tapi tidak memikirkan makna yang terkandung di dalamnya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi . . . (QS. Al-Baqarah: 164) seluruhnya." (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Al-Albani dalam Al-Shahihah, no. 68, menyatakan sanad hadits ini jayyid –baik-)

Mengetahui dan memahami makna apa yang dibaca di dalam shalat menjadi sarana wajib untuk bisa merenungkan dan mentadabburi setiap gerakan dan zikir-zikir dalam shalat. Dari perenungan dan tadabbur yang mendalam ini akan memunculkan sentuhan jiwa sehingga matapun akan bisa menangis. Allah berfirman tentang Ibadurrahman,

"Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta." (Q.S Al-Furqan 73)

Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya Al-Shalah, pernah menyatakan: "Ada satu hal ajaib yang dapat diperoleh oleh orang yang merenungi makna-makna Al-Qur'an. Yaitu keajaiban-keajaiban Asma dan Sifat Allah. Itu terjadi, tatkala orang tadi menuangkan segala curahan iman dalam hatinya, sehingga ia dapat memahami bahwa setiap Asma dan Sifat Allah itu memiliki tempat (bukan dibaca) di setiap gerakan shalat. Artinya bersesuaian. Tatkala ia tegak berdiri, ia dapat menyadari ke-Maha Terjagaan Allah, dan apabila ia bertakbir, ia ingat akan ke-Maha Agung-an Allah."
Wallahu a'lam bishawab.

Jul 27, 2012

Kami (juga) Manusia

Gedung tinggi, mungkin kami gapai?

Restoran mewah, ada peluang masukkah?

Hotel berbintang lima, sungguh menyiksa!

Dan kalian senang?

Kami (juga) manusia

Ingin itu (juga), ingin sekali

Tapi kami cium bau kalian
Mengusir kami, jauh

Maaf, tapi kami (juga) manusia

Aku (Senang) ”Menanti”



 Hari ini aku kembali menanti
Bersama si hitam, ya dia setia
Menemani kerinduan di senyap yang ramai
Tidak ada keluh kesah, makanya aku suka!

Dan yang dinanti tiba dengan senyum dikulum
Haah? Patutkah kau yang merasa bersalah?
Tidak aku baru saja di sini
Aku baru saja menunggu, nyantai aja!
Kamu pasti lelah kan, dan bosan mungkin
Maafku tak terhingga menghantui pikiranmu

Aku mengerti, yep! I get it!
Memahami sesuatu bisa saja gampang bagiku tapi tak jarang sangat sulit sehingga kau seringkali jengkel, kecewa, dan stress yang juga tak jarang membuatku menyalahkan diri sendiri atas ketidakmampuan mencerna perkataan dan gerakanmu dengan cerdas, hingga bisa kusimpulkan; ya, aku bukan pembaca yang baik!
(27/07san)

Jul 26, 2012

Motor Kita



 Ok, Bismillah….
(memegang pundak sang pengendara lalu motor melaju)
Gubrakkk, jatuh. Rantai terlilit. Meringis seadanya.
Huaaa… gas bro! _______
Nih helm, gue masuk dulu ye. Makasiii..

Wepppzz, buruan cuy.. mau ditinggal ni? Grrrrrr….
Ok Ok, kejap. Nih kawan tak habis2 ceritanya.
Let’s go! Bismillahi tawakkaltu ‘alallah
Maju, kagak, maju, kagak… waah, ragu2 si pengendara.
Wow, dahsyat. Jalan sesempit itu, dengan kereta yang gak cukup slim. Hebat, mas!
Permisi pak, duluan yaaa J.

Lampu merah, SIB, Tribun, Posmetro…. Sorry yaa, kita gak sempat baca J
Biiiiiipzz, macet lagi lagi. Oooh, lampu merah ternyata jauh di depan. Wah, jauh sangat ini.
Drreeeet, HP gemetaran.
Ntar singgah di pajak beli _;;_;;” (sensor).
Halaaah, “kita gak lewat pajak sob!” (lupa kalau ternyata sedang di pajak)

Mbak, mbak, hati hati tuh…
Siiiiappp!  J
Si pak supir geleng- geleng. Oppz, ternyata ditawarin mainan anak- anak. Weleh….
Syukur- syukur gak kena si penjual. Macet, lmyn terik, klakson di sana- sini… huuuaaaaaa…

Dan di satu saat, hujan deras. Mantel ente mana boy?
Udah, pegangan aja kuat…
Zzzzzz….
Woooi, istirahat dulu kita. Kuyup ni, ga ada sepatu serap J
Menikmati rintikn hujan, terjebak bersama yang lain.
Yow,,, zzzzzzzzzzzzzzzzp. Seger juga nih jus, hhaaha.
Error kali loe, orang pada kedinginan eh malah minum es. Huuuhh,..

Eh, ente ngisi minyak  tu sore- sore gitu kek. Kita kan gak keburu gini! Huuuaaaaaaaaaa… Liat tuh ada yang hampir salah naik kereta tadi, saking buru2nya eh salah motor tumpangan.
Kalo motor kita mogok di tengah jalan gmn, coy? Apalaagi kalo sore tu bensin pada nguap, jadi dia dikit kita beli goceng. Makanya ente jangn jauh2 nunggunya, kalo ente salah naik motor orang kan gue juga yang payah..
Siapp bos! Gas, terussss. 07.57..
Turun dimana coy? Yaudah di simpang aja deh, ntar loe terlambat lagi… 5 detik hahha, hebat kantor lu boy.
Ok, helm.. buruannnnnnn, ggrrrrrrrr.
Thanks, Assalamu’alaikum….

Eh bro, gue mau ngeprint dulu ni. Ditempat murah tu ada cepek, tapi agak masuk2 gang gitu… sana bentar yaaaaaaaa? ^_<
Ayooooooooooookk!



Huuuaaaaaaaaaaaaa, nih orang baik amat ya. Scara abang gue, gitu. Ane doain deh supaya dapet  istri yang sholehaah, se sholeh ente boy:;)
Kemarin, hari ini, n sterusnya ane bakalan sulit nemuin kayak gitu lagi nih. Wah, terasa banget ya, yang biasanya duit aman nyaman di dompet, eh sekarang sering diintip- intip gitu. Hahaha………. Berubah- berubah! Yang pasti sedih dong, gue kudu berpanas- panas di angkot lagi. Udah gitu musti ikut sama si supir angkot, coba dulu waktu naek motor. Gue yang ngatur si abng. Haha… kasian- kasian…

Jul 25, 2012

Aku seorang S.Pd, Lalu???



Aku seorang S.Pd, lalu?

Menyoal diri sendiri, gak salah mungkin.
Menyoal orang lain, ya salah! Ngapain menyibuk ngurusin gelar orang lain??

Aku seorang S.Pd, lalu?
Hei, aku belum bergelar itu lho! Sebentar lagi, insya Allah. Sebentar bagiku, walau bagimu bisa jadi sebentar juga dan bisa juga cukup lama. Haaahh, terserah kamu ya, terserah. :)

Aku seorang S.Pd, lalu?
Aku bahkan tidak tau apa yang akan kulakukan dengan mengandalkan gelar yang tak seberapa itu (hei, bersyukur Sob!). Ya, aku bersyukur pasti. Walau aku belum tau bagaimana wujud dari sebuah rasa syukur menyandang gelar S.Pd.

Aku seorang S.Pd, lalu?
Teman- teman bangga dan orangtua mereka juga pasti dong, secara anak mereka wisuda! Lha, aku dan orang tuaku? Pasti lebih bangga daripada mereka, karena rasa bangga kami disertai rasa syukur kepada sang Ilahi. Dan aku sudah tau wujud dari rasa syukur itu. Aku harus bekerja, ya!

Aku seorang S.Pd, lalu?
Mereka kasak- kusuk masukin lamaran dan gak sedikit yang khawatir dengan kondisi si IPK yang cukup memprihatinkan, antara berani dan enggan timbul ke permukaan. Aku pun, tapi  aku bukan khawatir sama IPK karena kondisinya baik- baik saja sampai sekarang Alhamdulillah, tapi tentang yang itu. Aku gak punya skill sama sekali di bidangku!

Aku seorang S.Pd, lalu?
Apa yang akan terjadi? Aku diterima di sekolah yang cukup bergengsi (katanya bertaraf internasional, entah benar entah tidak), ya syukur kembali. Tapi cukup sebagai karyawan? Haaah, ini bukan seperti yang diajarkan orang tuaku padaku. Lihat, bapakku bekerja ditanahnya sendiri, dan tanpa arahan dari siapa- siapa. Sukses?? Ya, aku bisa sampai sarjana, pun kakak, abang, adikku. Bolak- balik mereka menorehkan prestasi. Hasil kerja siapa coba? Jadi aku, tetap jadi kuli? Ahh, bapakku pasti marah besar!

Aku seorang S.Pd, lalu?
Aku diam melirik keindahan paras cantik wajah ibuku. Kau ingin berhenti? Itu pertanyaan yang cukup menohok. Aku mengangguk perlahan, tidak pasti. Haaah, pengecut! Itu saja tidak berani. Lalu kau mau jadi apa? Bagaimana jika kau berumah tangga, apa yang akan kau berikan untuk anak istrimu?
Beruntun. Aku hampir terjatuh, untung saja aku masih sadar, ada bapak di depanku.

Bagus, bapak dukung. Jangan mau jadi kuli! Jadilah seperti Bapak, ayo ayo!
Haha, aku tertawa. Bapak, apalagi. Dan Ibu? Entah, hanya diam. Wah, diamnya ibu artinya beliau pun setuju dengan keputusan kami. Bapak anak sama saja.

Aku seorang S.Pd, lalu?
Aku akan berkarya, ya. Berkarya. Tidak akan bergantung padamu, pada pemerintah, pada siapa saja kecuali pada Sang Pemilik Kuasa. Allah azza wa jalla.
 (25/07san)

Jul 17, 2012

Idealis?


Idealis?

Artinya saja aku tak tau

Konon dibilang idealis

Itu sering muncul saat- saat kacau

"Kau terlalu idealis"
"Jangan gitu kali, sok idealis!"

Wow

Jelaskan dulu ahh, idealis itu apa, gimana, dan darimana?

Idealis

Kayaknya keren juga itu

 Bisa kau tunjukkan caranya?


Menjadi sosok yang idealis, katanya.

Tapi bukan saudara komunis kan?
Huaaaa.......
!18/07san)




(saking ngejar target, maaf hingga gambar dan tulisan gak nyambung)


Jul 16, 2012

Apa??? (Edisi Refleksi)




Apa?
Kau lebih memilih bincang- bincang di bawah pohon rindang, daripada melahap Sirah Nabawiyah?

Apa?
Kau lebih senang memutar lagu- lagu nasyid daripada murattal saat mengetik laporan dan tugas akhirmu

Apa?
Kau bahkan lebih memilih untuk jajan dan menghabiskan uangmu untuk kesenangan sesaat daripada membeli buku

Apa?
Kau bangga menceritakan kisah cinta para idolamu di televisi namun kau buta hingga malu dengan kisah heroik para sahabat/ iyah?

Apa?
Kau pun lebih senang menulis status yang kontroversial daripada berbagi ilmu yang bermanfaat.

Apa?
Kau tampak benar- benar menjaga jarak dengan non mahram ketika di dunia nyata, lha di dunia maya? Kau tampak senang dan berbangga dengan gurauan- gurauan yang tidak bermanfaat.

Apa? Katanya kau aktivis dakwah, tapi yang kau pikirkan hanya dirimu sendiri. Lha saudara yang di Palestina, Bosnia, dan bumi Islam lainnya?

Apa? Kau ngakunya kader dakwah, eh tapi jarang sekali sedekah. Lha, tiap hari mejeng di kantin kampus.

Apa?
Kau bangga dengan tilawahmu yang mencapai 1 juz/ hari? Lha mereka? Pemuda di negeri sana berkali- kali lipat dari apa yang kau lakukan.

Apa?
Kau pun merasa pantas berceloteh ria dengan tahajudmu yang rutin?

Apa?
Apa?
Tidak apa- apa
Kau hanya perlu intropeksi diri. Sebab kau, adalah diriku.

IMSS 2012-FSLDKN XVI




Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh ^_<

Alhamdulillah, I’m back. Yeah…
Akhir- akhir ini sedikit disibukkan dengan  berbagai agenda yang cukup menyita perhatian hingga laman ini sedikit  terlupakan (bukan lupa sih, cuma kurang menjadi prioritas). Begitu juga dengan keuangan yang semakin sering mengingatkan untuk terus diperhatikan. Ya, semester akhir right now.
Ok, next? Apa yang mau kita bahas?

Ya ya ya. Pertama, semoga semuanya dalam keadaan baik. 
Kedua, semoga tidak bosan- bosan mengunjungi blog yang tak seberapa ini. 
Ketiga, semoga semuanya semangat dalam menulis.

Fokus bahasan kali ini adalah seputar IMSS 2012. Sudah pada tahu kan event apa ini? Yup, pertemuan ADK se- Indonesia dan beberapa delegasi luar negeri. Wow, spektakuler pastinya. 

Dan kabar dari teman- teman niih, Sabtu, 14 Juli 2012 pukul 10.20, gegap gempita Sabuga Bandung bergemuruh dalam pembukaan INTERNATIONAL MUSLIM STUDENT SUMMIT 2012-FORUM SILATURAHIM LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ke 16 (IMSS 2012 -FSLDKN XVI) yang dihadiri hampir 2000 Aktivis Dakwah Kampus (ADK) seluruh penjuru Sabang sampai Merauke dan ada juga dari Malaysia, Philipina, Bangladesh, Turki, Mesir, dan lain-lain.

Unimagine! (kayaknya kudu liat langsung ni baru kebayang)

Nah, gak ketinggalan. Teman- teman yang dari UKMI Ar- Rahman UNIMED juga hadir diantara ribuan ADK yang ‘menyelimuti’  Bandung. Kader- kader terbaik diutus untuk berbagi informasi dengan kader se- Indonesia, menyusun rencana strategis bagi dakwah kampus, dan pastinya mempererat ukhuwah. Kehadiran mereka semoga memberi banyak manfaat untuk kita nantinya. Daftar nama delegasi UKMI Ar- Rahman bisa dilihat di sini.

Kita tak kan pernah bisa menjadi pembelajar sejati kecuali ketika kita menyadari ketidaktahuan kita, sekaligus merasakan kebutuhan yang kuat untuk mengetahui. _Anis Matta_

Yah, kita harus banyak belajar dari mana, kapan saja, dan dimana saja. Semangat kawan!

 
Baca Juga:
Langganan
Get It